Rokok elektrik alias vape kini banyak digrandungi. Para penggunanya bilang, vape lebih aman daripada rokok biasa. Tapi, benarkah seperti itu? Vape sendiri biasanya mengandung berbagai rasa dan tidak menggunakan tembakau.

 

Hmm, kalau begitu apakah tidak ada nikotin di dalamnya? Tunggu dulu. Cairan vape masih mengandung nikotin, yang berasal dari tembakau. Bedanya, cairan ini juga dicampur dengan berbagai rasa. Nah, sekarang kita tahu bahwa keduanya sama-sama mengandung nikotin. Kalau efek merokok sangat terkait dengan kanker paru-paru, bagaimana dengan vaping? Apakah vape juga berdampak pada paru-paru?

 

Apa bahaya vape di paru-paru?

Asap tembakau dari rokok diperkirakan menyebabkan kanker paru-paru. Komponen asapnya adalah karsinogen, yang menyebabkan kanker paru-paru. Nikotin sendiri tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen. Namun, nikotin adalah zat adiktif yang membuat seseorang ingin mengisap rokok lagi dan lagi. Akhirnya, efek asap tembakau yang menumpuk bisa merusak paru-paru.

 

Bagaimana dengan vape yang tidak terbuat dari tembakau? Apakah nikotin benar-benar aman untuk paru-paru? Para peneliti mencoba untuk menguji efek nikotin pada jaringan paru-paru, baik dari rokok maupun dari rokok listrik. Hasilnya, nikotin bisa menyebabkan radang paru-paru, juga mengurangi kemampuan jaringan untuk melindungi diri dari zat asing.

 

Menurut Irina Petrache, spesialis dokter dan paru-paru di Indiana University, Indianapolis, tim peneliti menemukan bahwa nikotin yang berasal dari manapun berbahaya bagi jaringan paru-paru. Petrache dan timnya menyimpulkan bahwa vaping sama saja dengan merokok ketika menyangkut tentang kesehatan paru-paru.

Baca juga: Ini Alasan Mulut Terasa Tidak Enak saat Berhenti Merokok

 

Bahkan pengguna vape lebih berisiko terpapar nikotin. Mengapa? Perangkat rokok listrik, terutama tabung dengan voltase tinggi, bisa mengalirkan sejumlah besar nikotin ke dalam tubuh. Karena itu, pengguna rokok elektrik masih memiliki potensi kecanduan. Seperti kita ketahui bahwa kecanduan nikotin bisa membuat seseorang sulit melepaskan diri. Tubuh pun akan menunjukkan gejala fisik tertentu saat berhenti menggunakannya, seperti pusing dan mual.

 

Periset mencoba mengumpulkan bukti dampak rokok listrik di paru-paru dan melaporkan temuannya di Toxicology and Applied Pharmalogy. Sebuah penelitian terhadap 25 orang ditemukan memiliki dampak yang sama terhadap efek jangka pendek dari merokok dan vaping. Hasilnya juga menunjukkan gejala peradangan dan kerusakan paru yang sama.

 

Mitos Vape - guesehat.com

 

Kandungan apa yang lebih berbahaya dalam cairan vape?

Baru-baru ini, periset dari University of North Carolina, Chapel Hill, menemukan pengaruh 13 rasa vape terhadap perkembangan sel paru-paru. Efeknya berlangsung selama 30 menit sampai 1 hari penuh. Setidaknya ada 5 rasa, seperti kayu manis, puding pisang, cola, vanili, dan mentol, yang berdampak pada sel paru-paru.

 

Bila Kamu mengonsumsinya dalam jumlah yang besar, rasa ini bisa membunuh sel normal dalam tubuh. Beberapa sel yang sudah terpengaruh oleh efek rasa ini tidak dapat diproduksi ulang oleh tubuh pada tingkat normal.

Baca juga: Merokok saat Hamil Ternyata Menyebabkan Mata Anak Juling!

 

Di Amerika Serikat, bahan rasa mendapatkan status FEMA GRATSM, yang artinya aman untuk digunakan dalam makanan. Meski faktanya aman dikonsumsi, namun bagaimana kalau dihirup? Sebagai contoh, diasetil adalah zat penyerap kimia yang digunakan untuk produksi makanan, seperti popcorn, karamel, dan berbagai produk susu. Diasetil juga ditemukan pada rasa rokok listrik. Tahukah Kamu kalau ternyata zat tersebut bisa menyebabkan penyakit paru-paru yang serius?

 

Ya, Kamu harus berhati-hati dengan jenis rasa rokok elektrik. Tidak hanya berdampak pada paru-paru, penggunaan nikotin dalam jumlah banyak juga bisa mengakibatkan keracunan potensial, sampai mengakibatkan bronkitis kronis yang tak kunjung sembuh. Gejala keracunan nikotin dapat berupa mual dan muntah. Pada kasus yang parah, pengguna akan mengalami kejang dan depresi pernapasan. Tentu saja, keracunan akut juga bisa menyebabkan kematian.

 

Sekitar 30-60 mg nikotin bisa membunuh orang dewasa. Padahal, biasanya sebotol kecil cairan vape mengandung 100 mg nikotin. Apalagi label informasi tidak selalu akurat. Risiko kematian akan terus berlanjut jika anak-anak atau orang dewasa 'banyak mengonsumsi' cairan vape. Jadi Kamu harus berhati-hati dengan kadar nikotin yang masuk ke tubuh, ya.

Baca juga: Benarkah Merokok 2 Kali Lebih Berbahaya bagi Wanita?