Di media sosial, sedang ramai perbincangan tentang aksi para vaper (sebutan bagi pemilik kebiasaan mengisap rokok elektrik/e-cigarette/vape) yang melakukan pemeriksaan rontgen dada (chest x-ray) dan mempublikasikannya.

 

Hal ini konon dilakukan untuk membantah klaim yang menyebutkan bahwa rokok elektrik berbahaya bagi kesehatan, bahkan bisa menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Geng Sehat tentu bertanya-tanya, apakah benar demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak penjelasan berikut!

 

Hasil rontgen dada baik belum tentu terbebas dari masalah paru

Para vaper menunjukkan hasil rontgen dada yang tampak bersih, sekalipun mereka menggunakan rokok elektrik dalam kurun waktu yang relatif panjang untuk membantah isu bahaya dari produk tersebut.

 

Sebagian dari masyarakat awam dapat mengartikan hal ini sebagai lampu hijau untuk tetap melakukan kebiasaan itu atau mungkin beralih dari rokok konvensional ke rokok elektrik. Sayangnya, hasil rontgen dada yang tampak bersih belum tentu menandakan seseorang bebas dari masalah paru lho, Gengs!

 

Baca juga: Studi: Cairan Vape Merusak Tubuh Melalui Sel Pembuluh Darah

 

Jika seseorang ingin mengonfirmasi status kesehatan paru secara detail, maka ada banyak pemeriksaan yang harus dijalani, mulai dari pemeriksaan kadar zat tertentu di dalam darah (biomarkers), pemeriksaan fungsi paru (lung function test), atau pencitraan yang lebih detail, seperti Computed Tomography (CT) scan. Terlebih lagi, pada tahap awal kerusakan jaringan paru umumnya belum tampak perubahan bermakna pada hasil pemeriksaan rontgen.

 

Hasil penelitian tentang keamanan rokok elektrik tergolong belum banyak

Geng Sehat yang penasaran soal keamanan rokok elektrik mungkin sudah mencoba untuk browsing tentang bukti ilmiah berupa hasil penelitian terkait penggunaan produk ini. Sebagian bahkan sudah mencoba menarik kesimpulan berdasarkan beberapa artikel atau paper yang mereka temukan di mesin pencarian. Namun, menarik kesimpulan dari sumber yang belum tentu tepercaya bisa jadi malah menyesatkan, Gengs!

 

Beberapa situs, seperti Johns Hopkins Medicine atau British Heart Foundation menyebutkan bahwa rokok elektrik tidak dapat dikatakan sebagai sesuatu yang harm-free atau bebas dari bahaya.

 

Baca juga: Cairan Perasa pada Vape Disinyalir Berbahaya bagi Tubuh!

 

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa rokok elektrik lebih tidak berbahaya daripada rokok konvensional. Namun, tetap tidak dapat dikatakan aman. Terlebih lagi penelitian-penelitian itu umumnya dilakukan dalam jangka waktu yang relatif pendek dengan jumlah subjek yang terbatas.

 

Padahal, dampak negatif dari paparan zat-zat berbahaya pada jaringan paru dan sekitarnya umumnya terjadi dalam paparan jangka panjang. Jadi, ada baiknya kita tidak buru-buru memberi label aman untuk rokok elektrik ya, Gengs!

 

Masih hangat di November 2019, CDC mengumumkan sejumlah kematian terkait penggunaan rokok elektrik

Terdengar seram kan, Gengs? Namun, memang faktanya belum lama ini Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat mengumumkan adanya wabah (outbreak) gangguan paru yang disebabkan oleh rokok elektrik.

 

Kondisi ini bahkan diberi nama tersendiri, yaitu EVALI, yang memiliki kepanjangan e-cigarette, or vaping, product use associated lung injury. Lebih dari 2.000 kasus EVALI dilaporkan terjadi di Amerika Serikat hingga November 2019, dengan sekitar 40 kasus kematian telah dikonfirmasi berkaitan dengan penggunaan rokok elektrik.

 

Baca juga: Vape Juga Berbahaya bagi Paru-paru!

 

Memang bagi sebagian besar kasus ini, rokok elektrik yang digunakan mengandung zat bernama THC (tetrahydrocannabinol), komponen aktif yang terkandung dalam tanaman marijuana atau ganja.

 

Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa tanpa komponen ini pun rokok elektrik tetap berpotensi menimbulkan dampak negatif pada kesehatan. Setidaknya, berdasarkan fakta rokok konvensional maupun rokok elektrik sama-sama mengandung senyawa nikotin, bahkan juga memiliki efek adiktif bagi penggunanya.

 

Kesimpulannya, e-cigarette: yes or no?

Berdasarkan pembahasan di atas, Geng Sehat bisa melihat bahwa belum ada jaminan keamanan dari penggunaan rokok elektrik. Bahkan, menggunakan rokok elektrik cenderung mendatangkan dampak buruk bagi kesehatan.

 

Hasil rontgen dada yang baik pun tidak serta-merta menandakan paru-paru bebas dari masalah. Jadi buat Geng Sehat yang tidak merokok, baik rokok konvensional maupun rokok elektrik, sebaiknya tidak perlu coba-coba hanya sekadar iseng atau ikut-ikutan, ya!

 

Baca juga: Benarkah Rokok Elektrik Lebih Aman Dibanding Rokok Tembakau?

 

Percayalah pada slogan anak muda bisa keren tanpa rokok. Karena jika sudah terlanjur menjadi kebiasaan, apalagi jika ketagihan senyawa yang ada di dalam rokok, akan jauh lebih sulit untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

 

Buat Geng Sehat yang masih sulit menghentikan kebiasaan merokok atau vaping, yuk mulai mengumpulkan niat untuk segera berhenti! Ajak teman-teman yang memiliki kebiasaan serupa untuk mengganti gaya hidup, dengan melakukan kebiasaan yang lebih sehat seperti berolahraga bersama. (AS)

 

Referensi

British Hearth Foundation: Is vaping safe?

Johns Hopkins Medicine: 5 Vaping Facts You Need to Know

MD Anderson Cancer Center: Is vaping safe?

Centers for Disease Control and Prevention: Outbreak of Lung Injury Associated with the Use of E-Cigarette, or Vaping, Products