Salah satu penyakit paru yang luput diperhatikan oleh msayarakat adalah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). PPOK adalah penyakit kerusakan jaringan paru akibat gaya hidup tidak sehat seperti merokok. Menurut Laporan Global Initiatives for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2023, penyebab PPOK paling umum adalah asap rokok dan polusi udara, yang berasal dari partikel kimia, gas industri atau rumah tangga.

 

Saat ini, PPOK juga menjadi salah satu dari tiga penyebab kematian tertinggi di dunia. Sebanyak 90% dari kematian ini terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.

 

Jumlah penderita PPOK di Indonesia diperkirakan terdapat 4,8 juta orang dengan prevalensi 5,6% menurut data dari Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan PPOK di Indonesia yang diterbitkan oleh PDPI tahun 2023. Jumlah ini akan terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan jumlah perokok dan kualitas udara yang kurang baik di beberapa wilayah Indonesia.

 

Hubungan Flu dan PPOK

dr. Triya Damayanti, SpP(K), Ph.D, selaku Perwakilan Kelompok Kerja Asma dan PPOK, PDPI menjelaskan, “PPOK berhubungan erat dengan kejadian flu yang serius. Data Centers for Disease Control (CDC) menunjukkan 9 dari 10 orang yang dirawat di Rumah Sakit akibat flu ternyata juga menderita penyakit kronis seperti PPOK.”

 

Oleh karena itu, lanjut dr. Triya, sangat direkomendasikan agar semua orang berusia 6 bulan atau lebih untuk menerima vaksin flu setiap tahunnya. Hal ini juga menjadi hal yang penting bagi pasien PPOK.

 

November adalah bulan kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sedunia. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Breathing is Life, Act Earlier”. Tajuk ini sejalan dengan harapan bersama agar masyarakat dapat mempunyai kepedulian lebih tinggi terhadap penyakit paru, khususnya PPOK, juga bisa memahami tatalaksana dan pencegahannya demi kualitas hidup yang lebih baik.

 

Sebagai bagian dari peringatan Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia 2023 (World COPD Day 2023), GSK bersama PDPI bersama-sama mengadakan Kampanye Peduli Paru OK pada kegiatan Car Free Day (CFD) di sekitaran Bundaran HI, Jakarta, 19 November 2023.

 

Kegiatan Kampanye Peduli Paru OK merupakan kelanjutan dari kerja sama antara GSK Indonesia dan PDPI yang penandatanganan Nota Kesepahamannya disaksikan langsung oleh perwakilan Kementerian Kesehatan pada bulan Mei 2023 yang lalu.

 

Menurut Manish Munot selaku President Director General Manager GSK, Kampanye Peduli Paru OK bersama dengan PDPI yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan paru demi kualitas hidup dan produktivitas pribadi yang lebih baik walaupun kualitas udara belum tentu mendukung.

 

“Kami berharap Kampanye Peduli Paru OK mampu menginspirasi masyarakat yang berisiko dan membantu pasien untuk mendapatkan informasi PPOK terkini, sehingga bisa berkonsultasi lebih dini ke Dokter untuk tatalaksana yang tepat, ” Manish menambahkan.

 

Dukungan Pemerintah Terhadap Pencegahan PPOK

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menyoroti pentingnya edukasi PPOK bagi masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit tersebut.

 

“PPOK tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya akan membaik apabila pasien menghindari faktor risiko dan mendapatkan vaksin pencegahan infeksi. Hari PPOK Sedunia menjadi momentum yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan PPOK, termasuk faktor risiko, gejala dan keluhan, pencegahan dan tatalaksananya,” tutup dr. Syahril.

 

Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK, karena edukasi pada PPOK jelas berbeda dengan edukasi pada penyakit pernapasan lain seperti asma. PPOK adalah penyakit kronis yang ireversibel dan progresif, sehingga inti dari edukasi adalah menyesuaikan keterbatasan aktivitas dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru.

 

Edukasi yang penting untuk diberikan untuk menjadi sarana pencegahan PPOK, antara lain:

a. Pengetahuan dasar PPOK

b. Obat-obatan, manfaat dan efek sampingnya

c. Cara pencegahan perburukan penyakit

d. Menghindari risiko (salah satunya dengan berhenti merokok)

e. Penyesuaian aktivitas.

 

Untuk informasi lebih rinci mengenai kesehatan paru, ikuti platform digital instagram @PeduliParu_OK.