Geng Sehat pernah mendengar istilah bronkoskopi? Jika belum, prosedur bronkoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa bagian dalam paru-paru, hingga ke ronkus, yang area terjadinya pertukaran udara di dalam paru-paru.

 

Prosedur bronkoskopi cukup sering dilakukan. Biasanya untuk mendiagnosis adanya penyakit di dalam paru. Dengan prosedur bronkoskopi, kelainan apapun bisa ditemukan di dalam paru karena alat ini dilengkapi kamera. Bahkan jika ada benda kecil terhirup tidak sengaja dan masuk ke paru, bisa diambil menggunakan prosedur bronkoskopi.

 

Apakah prosedur bronkoskopi menyakitnya? Bagaimaan persiapannya? 

 

Baca juga: Batuk Lebih dari 3 Minggu, Waspadai Gejala TBC!

 

Tujuan Dilakukan Prosedur Bronkoskopi

Prosedur bronkoskopi dilakukan dengan memasukkan alat berbentuk tabung kecil semacam selang yang fleksibel disebut bronkoskop, ke dalam paru-paru. Alat dimasukkan melalui lubang hidung atau mulut. Di ujung tabung bronkoskop terdapat lampu dan kamera.

 

Tujuan dilakukan prosedur bronkoskopi adalah memeriksa apakah ada infeksi, tumor, atau penyakit di dalam paru-paru. Prosedur bronkoskopi biasanya berlangsung cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Jadi, Geng Sehat tidak perlu khawatir. 

 

Tidak semua gejala gangguan pernapasan membutuhkan pemeriksaan bronkoskopi. Dokter hanya menggunakan prosedur bronkoskopi untuk mendeteksi penyakit di paru yang tidak bisa diketahui dengan pemeriksaan lain. Misalnya sudah dilakukan foto toraks atau tes laboratorium, namun penyebab kesulitan bernapas pasien masih belum diketahui.

 

Dengan prosedur bronoskopi, maka kondisi di paru bisa dengan jelas terlihat. Apakah di sana ada tumor, infeksi, atau terjadi pendarahan. Selain mendeteksi, bronkoskopi juga bisa untuk mengambil jaringan paru lho Geng! Untuk keperluan pengambilan sampel jaringan paru, dokter juga akan memasukkan alat biopsi bersama metode bronkoskopi.

 

Agar lebih jelas tujuan prosedur bronkoskopi dilakukan, berikut ini rekomendasi dokter untuk tindakan bronkoskopi:

  • Pemeriksaan lebih lanjut terhadap hasil scan yang menunjukkan adanya indikasi infeksi paru-paru atau tumor.
  • Menentukan penyebab batuk darah.
  • Menemukan penyebabkan batuk kronik.
  • Menemukan penyebab sesak napas.
  • Mencari jika terdapat penyumbatan di saluran pernapasan.
  • Melakukan pemeriksaan lanjutan setelah transplantasi.
  • Memeriksa tingkat kerusakan setelah seseorang menghirup zat kimia beracun.
  • Mengambil biopsi.

 

Dokter juga bisa menggunakan prosedur bronkoskopi untuk mengobati beberapa kondisi, contohnya:

  • Mengeluarkan cairan, lendir, atau objek asing di dalam saluran pernapasan.
  • Memperlebar saluran pernapasan yang tersumbat atau menyempit.
  • Mengobati kanker.

 

Baca juga: 5 Fakta tentang Pengobatan Pneumonia

 

Tahapan dalam Prosedur Bronkoskopi

Kebanyakan pasien tetap berada dalam keadaan sadar saat prosedur bronkoskopi dilakukan. Sebelum prosedur dimulai, dokter akan menyemprotkan bius atau anestesi lokal ke dalam hidung dan tenggorokan pasien untuk membuat area tersebut mati rasa.

 

Banyak juga pasien yang mengonsumsi obat penenang supaya rileks selama prosedur bronkoskopi berlangsung. Dokter hanya merekomendasi anestesi umum pada beberapa kasus, misalnya jika yang digunakan adalah bronkoskop kaku.

 

Setelah anestesinya bekerja, dokter akan memasukkan tabung bronkoskop yang fleksibel lewat hidung dan tenggorokan, masuk ke bronkus. Ketika tabungnya masuk ke dalam paru-paru, mungkin Kamu akan merasakan sensasi seperti ditekan.

 

Beberapa orang juga batuk-batuk, namun biasanya mereda dengan cepat. Dokter juga bisa memberikan oksigen selama prosedur bronkoskopi berlangsung untuk membantu pernapasan.

 

Lampu dan kamera bronkoskop membantu dokter melihat kondisi di saluran pernapasan secara jelas. Kalau dokter harus memasukkan stent  atau mengambil biopsi, maka bisa memasukkan jarum atau alat lain yang dibutuhkan lewat saluran di dalam bronkoskop.

 

Terkadang dokter menyemprotkan saline solution ke saluran pernapasan. Tindakan ini disebut bronchial washing atau mencuci bronkus, untuk mengambil sel dan cairan. Kemudian, dokter akan memeriksa sel dan cairan tersebut menggunakan mikroskop.

 

Selama prosedur bronkoskopi, dokter dipandu dengan pemeriksaan ultrasound untuk menampilkan gambar yang lebih jelas dari kelenjar getah bening serta jaringan di dalam dan sekitar bronkus.

 

Ketika saluran pernapasan sudah selesai diperiksa, dokter akan mengeluarkan bronkoskopnya. Prosedur bronkoskopi ini biasanya berlangsung selama 20 - 30 menit, meskipun bisa beragam juga, tergantung dari jumlah pemeriksaan yang dilakukan. Kebanyakan orang bisa langsung pulang ke rumah di hari yang sama dimana prosedur bronkoskopi dilakukan.

 

Baca juga: 7 Fakta tentang Kanker Paru yang Harus Kamu Ketahui

 

Persiapan Sebelum Prosedur Bronkoskopi

Ikuti nasihat dokter. Biasanya, Kamu akan direkomendasikan untuk menghindari makan atau minum pada periode waktu tertentu. Informasikan dokter tentang obat yang sedang Kamu konsumsi (jika ada), khusunya obat pengencer darah seperti aspirin atau warfarin.

 

Dokter juga akan menyarankan agar tidak mengonsumsi beberapa obat sebelum prosedur bronkoskopi dilakukan. Pastikan Kamu mengikuti instruksi spesifik dari dokter, khususnya yang berkaitan dengan obat-obatan.

 

Pemulihan Setelah Prosedur Bronkoskopi

Prosedur bronkoskopi cukup cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit.  Setelahnya, Kamu biasanya harus menetap di rumah sakit selama beberapa jam hingga efek anestesinya hilang.

 

Selama proses pemulihan di rumah sakit, tekanan darah dan pernapasan Kamu akan dipantau untuk mendeteksi komplikasi. Kemampuan untuk batuk biasanya akan kembali dalam kurun waktu 2 jam. 

 

Setelah itu, Kamu bisa makan dan minum dengan normal. Kebanyakan orang bisa kembali beraktivitas normal 24 jam setelah prosedur bronkoskopi. Namun, normal saja jika Kamu mengalami nyeri tenggorokan dan suara serak selama beberapa hari.

 

Baca juga: Cara Mencegah Dampak Buruk Asap Bagi Kesehatan!

 

Hasil dan Diagnosis

Segera setelah efek anestesi hilang, dokter mungkin akan memberikan informasi tentang apa yang ia lihat selama prosedur bronkoskopi berlangsung. Hasil pemeriksaan lain, termasuk biopsi, membutuhkan beberapa hari atau minggu.

 

Hasil normal dari prosedur bronkoskopi berarti dokter tidak melihat objek asing, penyumbatan, cairan, atau sel yang tidak biasa pada bronkus. Jika hasilnya tidak normal, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut atau pengobatan tertentu, tergantung dari hasilnya.

 

Hasil yang tidak normal bisa mengindikasikan salah satu masalah di bawah ini:

  • Infeksi bakteri
  • Infeksi virus
  • Jamur atau parasit
  • Inflamasi pada jaringan paru-paru
  • Kerusakan paru-paru
  • Kanker
  • Penyempitan trakea atau bronkus

 

Risiko dan Komplikasi Prosedur Bronkoskopi

Bronkoskopi pada umumnya aman, namun sebuah tindakan medis selalu ada risiko, meskipun sangat jarang, milsalnya:

  • Detak jantung tidak normal, atau yang disebut aritmia
  • Sulit bernapas
  • Demam
  • Infeksi
  • Kadar oksigen darah rendah selama prosedur
  • Pendarahan kecil, khususnya setelah biopsi
  • Pneumonia

 

Selain itu, pada orang yang memiliki riwayat masalah jantung, juga ada peningkatan risiko serangan jantung. Pada kasus langka, prosedur bronkoskopi bisa menyebabkan pneumotoraks. Ini terjadi jika paru-paru tertusuk saat prosedur bronkoskopi.

 

Namun pada umumnya, prosedur bronkoskopi itu aman dengan risiko komplikasi yang rendah. Jadi, Kamu tidak perlu khawatir. Yang jelas, jika setelah prosedur bronkoskopi Kamu mengalami gejala seperti kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk darah, demam, dan detak jantung meningkat, segera periksakan ke dokter. 

 

Baca juga: Imunoterapi Harapan Baru untuk Kanker Paru

 

 

 

Sumber:

Medical News Today. What to expect from a bronchoscopy. Juni 2018.

National Heart, Lung, and Blood Institute. Bronchoscopy.