Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi yang menular dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Infeksi ini harus diobati secara tuntas agar tidak menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, penting mengenali gejala TBC atau gejala TBC paru. Apa sajakah gejala TBC yang perlu diwaspadai?

 

Penyebab TBC

TBC disebabkan infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyebar di udara melalui percikan ludah seseorang yang telah didiagnosis saat batuk, bersin, atau berbicara. Meski begitu, proses penularan TBC tidaklah mudah karena membutuhkan kontak yang cukup lama dan dekat dengan orang yang terdiagnosis. 

 

Seseorang tidak akan tertular TBC hanya karena berjabat tangan dengan penderita. Hal ini karena proses penularannya tidak seperti flu. Jadi, semakin lama seseorang melakukan kontak atau berinteraksi dengan orang dengan TBC, semakin tinggi pula risiko tertular dari orang tersebut. 

 

Baca juga: Bila Ibu Hamil Terjangkit TBC 

 

Faktor Risiko TBC

Nah, sebelum mengetahui gejala TBC, Kamu perlu mengetahui faktor yang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit yang satu ini. Berikut faktor yang dapat meningkatkan risiko terhadap TBC!

 

1. Memiliki Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah

Sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat melawan bakteri tuberkulosis. Tubuh tidak dapat memberikan pertahanan yang efektif jika daya tahan tubuh rendah. Beberapa kondisi yang bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, yaitu diabetes, penyakit ginjal yang berat, kanker, menjalani kemoterapi, mengonsumsi obat tertentu, atau orang-orang yang berusia lanjut. 

 

Selain itu, sistem imun orang-orang dengan HIV yang lemah membuat tubuhnya juga kesulitan untuk melawan bakteri tuberkulosis. Alhasil, orang-orang dengan HIV cenderung terkena TBC. Orang dengan HIV itu pada awalnya tidak menimbulkan gejala (TBC laten), lalu kuman TBC tersebut berkembang menjadi aktif. 

 

2. Tempat Tinggal dan Lingkungan Kerja Tertentu

Seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis sering melakukan kontak dengan orang yang sakit. Hal inilah yang meningkatkan peluang terpapar bakteri TBC. Oleh karena itu, tenaga medis perlu mengenakan masker dan sering mencuci tangan untuk mengurangi risiko. 

 

Tempat tinggal tertentu, seperti lingkungan yang padat, rumah dengan ventilasi yang buruk, serta kumuh dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini. Selain itu, hidup dan sering melakukan kontak dengan seseorang yang terdiagnosis TBC juga dapat meningkatkan risiko tertular. 

 

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar TBC

 

 

Komplikasi TBC

TBC bisa berakibat fatal jika tidak diobati segera dan secara tuntas. Infeksi yang tidak diobati ini akan memengaruhi fungsi paru dan bahkan menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah. Contoh komplikasi tuberkulosis yaitu:

  • Nyeri tulang belakang. Nyeri punggung dan rasa kaku merupakan komplikasi yang umum dari TBC.  
  • Kerusakan pada sendi. Tuberculous arthtitis biasanya bisa memengaruhi fungsi pinggul atau lutut Kamu.  
  • Peradangan pada selaput yang menutupi otak (meningitis). Komplikasi TBC ini dapat menyebabkan sakit kepala yang berlangsung lama dan terjadi selama berminggu-minggu.  
  • Masalah pada hati atau ginjal. Hati dan ginjal menyaring kotoran dari aliran darah. Fungsi tersebut akan terganggu jika hati atau ginjal dipengaruhi oleh tuberkulosis.  
  • Gangguan pada jantung. Meski jarang, namun TBC bisa menginfeksi jaringan yang mengelilingi jantung, menyebabkan peradangan, dan mengumpulkan cairan yang dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa secara efektif. 

 

Baca juga: Penderita Diabetes Lebih Rentan TBC, Ayo Tes! 

 

Gejala TBC Paru

Setelah mengetahui penyebab, faktor risiko, dan komplikasi, sekarang saatnya Kamu mengenali gejala TBC paru. Kuman TB ini dapat memengaruhi organ lain selain paru ya Geng. Hanya saja umumnya memang menyerang paru.

 

TBC paru adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, batuk yang berlangsung selama setidaknya tiga minggu, hingga batuk berdahak atau berdarah.

 

Meski tubuh terinfeksi bakteri yang bisa menyebabkan tuberkulosis, sistem kekebalan tubuh yang kuat biasanya dapat mencegah Kamu dari sakit. Atas alasan inilah, dokter membuat dua perbedaan, yaitu TB laten dan TB aktif. Orang dengan TB aktif dapat menularkan bakteri melalui udara. Namun, penularannya dengan orang lain harus dalam kontak yang dekat dan berkepanjangan. 

 

TB laten adalah kondisi di mana bakteri yang ada dalam tubuh tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. TB laten disebut juga dengan TB tidak aktif dan tidak menular. Namun, TB ini dapat berubah menjadi aktif. Sedangkan, TB aktif adalah kondisi di mana seseorang menunjukkan gejala TB.

 

Gejala TBC aktif meliputi batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih, bahkan hingga batuk darah, nyeri pada dada, nyeri saat bernapas atau saat batuk, berat badan turun, kelelahan, demam, berkeringat pada malam hari, panas dingin, dan hilangnya selera nafsu makan. 

 

Tuberkulosis juga dapat memengaruhi bagian lain pada tubuh, termasuk ginjal, tulang belakang, dan otak. Saat TB memengaruhi bagian tubuh selain paru-paru, gejala pun bisa beragam sesuai dengan organ yang terkena. Sebagai contoh, TBC tulang belakang bisa membuat Kamu sakit punggung atau urine berdarah jika Kamu terdiagnosis TBC ginjal.

 

Baca juga: Penderita TBC Wajib Penuhi Nutrisi Ini! 

 

 

Lalu, Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah ke dokter jika Kamu demam, tiba-tiba mengalami penurunan berat badan, berkeringat pada malam hari, dan batuk terus-menerus lebih dari tiga minggu. Gejala tersebut bisa saja menandakan TBC, namun dokter mungkin masih memerlukan pemeriksaan lainnya. TBC dapat disembuhkan, namun dapat mengancam jiwa jika tidak menerima pengobatan yang tepat.

 

TB laten juga dapat berkembang menjadi aktif jika seseorang tidak langsung menerima pengobatan. Dokter dapat menentukan seseorang terdiagnosis bakteri TBC dengan tes darah atau kulit. Tes kulit dilakukan dengan menyuntikkan cairan yang disebut tuberculin ke lengan bawah seseorang.

 

Jika hasilnya positif, maka kulit akan mengalami benjolan atau bengkak dalam 48-72 jam setelah disuntik. Sedangkan, tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah dan melihat respons sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri TB. Jika hasilnya positif, perlu dilakukan rontgen atau tes dahak untuk menentukan infeksi. 

 

Baca juga: Ayo Cegah TBC dengan 8 Tips Ini!



Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, TBC merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia. TBC juga merupakan penyebab utama kematian pada orang-orang dengan HIV. Risiko TB laten bisa menjadi aktif pada orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.

 

Oleh karena itu, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala TBC seperti yang sudah disebutkan di atas. Jika Kamu didiagnosis positif TBC, dokter akan menyarankan untuk mengonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu yang tertentu (minimal selama 6 bulan). 

 

Kamu jadi tahu kan Gengs apa saja gejala TBC dan faktor yang dapat meningkatkan risiko TBC? Jika Kamu mengalami gejala, segeralah berkonsultasi dengan dokter ya! Oh iya, sekarang Kamu tidak perlu repot lagi mencari rumah sakit yang ada di dekatmu.

 

Kamu cukup menggunakan fitur ‘Direktori Rumah Sakit’ yang tersedia di GueSehat.com untuk mencari rumah sakit yang lokasinya dekat dengan Kamu. Penasaran dengan fiturnya? Klik ‘Direktori Rumah Sakit’ dan cobain fiturnya ya Gengs!

 





 

Sumber:

Mayo Clinic. 2019. Tuberculosis.

American Lung Association. 2018. Tuberculosis Symptoms, Causes & Risk Factors.

Medical News Today. 2019. What to know about pulmonary tuberculosis.