Tahukah Geng Sehat bahwa berdasarkan data dari WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita tuberculosis (TBC) terbanyak ketiga di dunia? Indonesia bersama dengan 7 negara lain, yaitu India, Tiongkok, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, serta Afrika Selatan, menyumbang dua pertiga dari total seluruh kasus TBC di dunia. Hal ini tentu bukan sesuatu yang membanggakan ya, Gengs?

 

Sekilas tentang penyakit ini, TBC adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Organ tubuh yang diserang umumnya adalah paru-paru. Namun, TBC bisa juga menyerang organ lainnya, seperti tulang, sendi, hingga otak.

 

Gejala utama dari penyakit TBC adalah batuk berdahak yang berlangsung lebih dari 3 minggu (terkadang disertai darah), ditambah dengan gejala lain, seperti sesak atau nyeri dada, menggigil, berkeringat di malam hari, serta nafsu makan dan berat badan yang menurun.

 

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar TBC

 

Bakteri penyebab TBC bisa berpindah dari seseorang ke orang lain melalui perantara udara (airborne disease). Penyakit TBC tidak bisa dipandang sebelah mata karena penyakit infeksi ini termasuk 10 besar penyebab kematian di seluruh dunia.

 

Faktanya, penyakit TBC memang masih menjadi PR besar di negara ini. Banyak faktor yang menyulitkan angka kejadian TBC diturunkan, salah satunya stigma negatif yang melekat pada para penderita TBC. Alhasil, mereka pun menjadi takut untuk memeriksakan diri dan berobat.

 

Padahal jika tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat menular ke orang-orang di sekeliling penderita. Sebagian besar penularan penyakit TBC terjadi di dalam ruangan tertutup (indoor), seperti di dalam rumah, kantor, klinik, rumah sakit, penjara, dan lain sebagainya.

 

Baca juga: Penderita Diabetes Lebih Rentan TBC, Ayo Tes!

 

Bagaimana tidak, bakteri penyebab TBC dapat bertahan hidup berbulan-bulan di udara tertutup yang terlindung dari sinar matahari, Gengs! Jadi bagi Kamu yang tinggal seatap atau menghabiskan banyak waktu dengan penderita TBC, ada risiko untuk tertular penyakit ini.

 

Walaupun begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi penularan penyakit TBC, dimulai dari memperhatikan hal penting berikut di tempat tinggal kita.

 

Pentingnya sirkulasi udara dan sinar matahari yang cukup

Tren arsitektur rumah zaman now yang bergaya simpel minimalis dengan jendela besar ternyata punya banyak keuntungan untuk membantu mengendalikan infeksi TBC lho, Gengs!

 

Hal itu membuat sirkulasi udara dan akses masuk sinar matahari ke rumah menjadi lebih baik. Namun, Geng Sehat tidak harus sampai pindah rumah kok demi mencegah penularan TBC!

 

Kabar baiknya, mayoritas jenis mikroorganisme yang menyebabkan infeksi airborne (lewat udara) tidak mampu menoleransi sinar matahari, senyawa oksidan, maupun suhu ekstrem. Begitu pula dengan Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit TBC.

 

Oleh karena itu, pada zaman dulu, pasien TBC umumnya dirawat di fasilitas kesehatan yang disebut sanatorium. Bangunan ini didirikan di area dataran tinggi yang memiliki udara bersih dan paparan sinar matahari yang baik.

 

Bakteri penyebab TBC akan segera mati jika terpapar sinar matahari secara langsung. Karenanya, sangat penting untuk memastikan setiap ruangan di rumah terpapar oleh sinar matahari, ya!

 

Baca juga: Bila Ibu Hamil Terjangkit TBC

 

Geng Sehat juga pasti sudah mengetahui bahwa sinar matahari diperlukan untuk proses pembentukan vitamin D di dalam tubuh. Ternyata berdasarkan beberapa hasil penelitian, kecukupan vitamin D berhubungan dengan risiko kita untuk menderita penyakit TBC!

 

Kekurangan vitamin D menyebabkan seseorang berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit TBC. Sementara pada mereka yang sudah terinfeksi, kondisi kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit semakin parah.

 

Selain sinar matahari yang cukup, sirkulasi udara pun harus diperhatikan agar pertukaran udara berlangsung dengan lancar. Kebanyakan rumah di perkotaan sudah tidak lagi menggunakan ventilasi alami berupa jendela terbuka. Padahal, ventilasi alami memiliki banyak keuntungan untuk perbaikan sirkulasi udara. Geng Sehat dapat mengakalinya dengan secara berkala membuka jendela di rumah selama beberapa waktu sebelum menggunakan pendingin ruangan (AC).

 

Paparan sinar matahari yang cukup serta sirkulasi udara yang baik sebaiknya tidak hanya didapatkan di rumah atau tempat tinggal Geng Sehat saja, melainkan juga di kantor. Pasalnya, kebanyakan orang menghabiskan sebagian besar waktunya di sana.

 

Fasilitas lain jika ada kemungkinan banyak orang berkumpul dalam suatu ruangan juga perlu diperhatikan. Dengan demikian, bakteri penyebab TBC pun tidak akan betah berada di sekitar kita.

 

Jangan lupa untuk selalu mengoptimalkan daya tahan tubuh, ya! Sebenarnya, bakteri TB tidak akan semudah itu menyebabkan penyakit apabila kita memiliki sistem kekebalan yang baik.

 

Menerapkan PBHS (pola hidup bersih sehat) sangat membantu dalam mengendalikan penyebaran penyakit, di antaranya dengan makan teratur dan bergizi, cukup istirahat, olahraga, tidak merokok, melakukan kebiasaan cuci tangan yang tepat, juga rutin menjemur alas tidur supaya tidak lembap. Salam sehat!

 

Baca juga: Ketahui 7 Fakta tentang Obat TBC Berikut Ini!

 

Informasi Seputar TBC - GueSehat.com

 

Referensi:

Journal of Hospital Infection: Roles of sunlight and natural ventilation for controlling infection: historical and current perspectives

Journal of Clinical & Translational Endocrinology: The role of vitamin D in tuberculosis

Vitamin D deficiency among newly diagnosed tuberculosis patients and their household contacts: a comparative cross-sectional study

WHO: Tuberculosis