Hingga saat ini, Tuberkulosis atau TBC masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di dunia. Indonesia sendiri bahkan menjadi negara di Asia Tenggara dengan beban TBC tertinggi ketiga dunia. Diperkirakan penderitanya mencapai 824.000 pada tahun 2019.

 

Meski dapat disembuhkan dan dicegah, jumlah penderita TBC yang masih tinggi ini diduga karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya deteksi gejala sejak dini. Melalui siaran pers yang diterima oleh GueSehat pada 24 Maret lalu, PT Johnson & Johnson Indonesia pun mengungkapkan akan meneruskan gerakan ‘United Against TB’ dengan meluncurkan TB Warrior guna mengakhiri TBC di Indonesia.

 

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar TBC
 

Sekilas tentang TBC

TBC atau dikenal juga dengan TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Risiko penularan TBC terbilang tinggi karena penularan dapat terjadi ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat seseorang yang terinfeksi TBC bersin atau batuk.

 

Gejala umum yang timbul pada penderita TBC paru-paru antara lain batuk yang berlangsung lama sekitar 3 minggu atau lebih, sesak napas, nyeri di bagian dada, dan batuk berdarah.

 

Selain gejala-gejala tersebut, biasanya penderita TBC juga akan mengalami beberapa gejala fisik penyerta, seperti kelelahan, penurunan berat badan yang signifikan, kehilangan nafsu makan, menggigil, demam, dan sering berkeringat di malam hari.

 

Meski kebanyakan kasus TBC menyerang organ paru-paru dan memengaruhi pernapasan, ternyata bakteri Mycobacterium tuberculosis juga dapat menyerang organ lain. Beberapa organ yang juga umum terinfeksi antara lain otak, kelenjar getah bening, ginjal, dan tulang belakang.

 

Setiap orang berisiko terinfeksi TBC. Oleh karena itu, penting untuk melakukan deteksi dini agar penanganan dan pengobatan yang tepat bisa segera diberikan. TBC dapat sembuh dengan pengobatan yang dilakukan setidaknya selama 6-9 bulan. Walaupun tampak cukup lama, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan prosedur dan biaya pengobatan. Pasalnya, pengobatan untuk TBC saat ini sudah tidak dikenakan biaya alias gratis serta dapat diperoleh melalui Puskesmas, rumah sakit, dan klinik yang bekerja sama dengan program penanggulangan TBC.

 

Selain melakukan deteksi dini, jangan lupa pula untuk selalu membekali bayi dengan imunisasi BCG, yang dapat diberikan saat bayi baru lahir hingga berusia 2 bulan. Imunisasi ini terbuat dari bakteri Tuberkulosis yang telah dilemahkan, sehingga akan memicu sistem imun untuk menghasilkan sel-sel penghasil antibodi. Sel-sel ini nantinya akan membantu melindungi tubuh dari bakteri Tuberkulosis.

 

Baca juga: TBC: Tak Hanya Bisa Menyerang Paru-paru
 

Peran Generasi Muda dalam Upaya Mengakhiri TBC

Tahun lalu, Johnson & Johnson Global Public Health, bersama dengan Program Tuberkulosis Nasional Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, sukses menyelenggarakan Forum Tuberkulosis Asia-Pasifik 2021(Asia-Pacific Tuberculosis Forum 2021).

 

Forum yang dilaksanakan secara virtual pada 30 November dan 7 Desember 2021 tersebut bertujuan untuk mendorong kemajuan regional menuju penghentian TBC, yang menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat penyakit menular di wilayah Asia-Pasifik.

 

Dengan tema ‘Bersatu Melawan TBC’ (United Against TB), forum tersebut dihadiri oleh hampir 500 peserta, termasuk para pemimpin, pembuat kebijakan, LSM, dan dokter dari seluruh wilayah Asia-Pasifik. 

 

Pembicara dari Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam berbagi praktik terbaik, pembelajaran, tantangan, dan rekomendasi lokal, dengan tujuan bersama mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri TBC pada tahun 2030 (Eliminasi TBC 2030).

 

Di tahun ini, dalam rangka Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022, PT Johnson & Johnson Indonesia secara resmi kembali mengumumkan dimulainya gerakan sosialisasi United Against TB, dengan memberdayakan generasi muda dalam mendukung penanggulangan TBC di Indonesia.

 

Gerakan yang diselenggarakan hingga akhir tahun 2022 ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan melakukan deteksi dini, membuka akses perawatan bagi pasien yang tidak terdiagnosis dengan cara meningkatkan pemahaman generasi muda tentang penyakit ini, mendorong perilaku hidup bersih dan sehat secara aktif, serta mengadvokasi orang-orang di sekitar mereka.

 

Program ini merupakan bagian dari komitmen PT Johnson & Johnson Indonesia dalam mendukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk menekan angka penularan penyakit TBC di Indonesia, antara lain dengan meluncurkan program gamifikasi TB Warrior (Pejuang TBC).

 

“Dengan meluncurkan gerakan sosialisasi yang memberdayakan generasi muda untuk mengakhiri TBC, kami mengakui potensi generasi muda sebagai agen perubahan, di mana secara kolektif mereka adalah generasi yang mampu mengatasi masalah yang terkait dalam penanganan TBC, seperti kesenjangan, stigma, dan diskriminasi. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar kaum muda benar-benar memahami penyakit TBC, dapat mengelola kesehatan mereka secara aktif, serta mengadvokasi orang-orang di sekitar mereka,” ujar Devy Yheanne, Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia. (AS)

 

Baca juga: Lakukan Ini Supaya Kuman Penyebab TBC Pergi!
 

 

Referensi

Cleveland Clinic. "Tuberculosis".

WebMD. "Tuberculosis (TB)".

Siaran Pers Johnson&Johnson Indonesia. "PT Johnson & Johnson Indonesia Teruskan Gerakan ‘United Against TB’ dengan Luncurkan TB Warrior untuk Akhiri TBC di Indonesia". 24 Maret 2022.