Mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau hipertensi, memang lebih berisiko terhadap coronavirus. Beberapa dari Geng Sehat pun penasaran, bagaimana dengan mereka yang memiliki asma? Apakah penderita asma lebih berisiko terinfeksi coronavirus? Yuk ketahui lebih lanjut agar tidak penasaran!

 

Benarkah Penderita Lebih Asma Berisiko Terinfeksi Coronavirus?

Infeksi coronavirus membuat banyak orang khawatir, apalagi bagi mereka yang memiliki asma. Ada pula yang khawatir kalau nebulizer atau inhaler dapat meningkatkan risiko infeksi coronavirus. Menurut World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang-orang dengan penyakit paru kronis, termasuk asma bisa berisiko tinggi terhadap coronavirus.

 

Baca juga: Berapa Biaya Tes Coronavirus dan di Mana Bisa Dilakukan?



Meski begitu, belum ada data atau penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan nebulizer atau inhaler dapat meningkatkan risiko infeksi coronavirus. Menurut profesor kedokteran di bidang pernapasan dan alergi di Inggris, Sebastian Johnston, tidak ada bukti definitif bahwa asma dapat meningkatkan risiko terkena virus atau mengalami kondisi yang lebih parah. 

 

Ia menambahkan, belum ada data yang menunjukkan korelasi antara keduanya. “Data yang kami miliki sejauh ini dari Cina dan Korea Selatan tidak mengidentifikasi orang-orang yang memiliki asma bisa berisiko terkena virus tersebut,” jelasnya. 

 

Senada dengan Sebastin, David Jackson, kepala klinis untuk terapi asma di Rumah Sakit Guy’s Inggris menyatakan, asma tampaknya bukanlah faktor risiko yang signifikan untuk infeksi yang lebih parah. Namun, perlu diketahui bahwa siapapun bisa berisiko terkena coronavirus jika tidak menerapkan physical distancing ataupun gaya hidup yang bersih serta sehat. 

 

Baca juga: Mitos dan Fakta Coronavirus



Jika asma dikendalikan atau diobati dengan baik serta menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, maka risiko terinfeksi coronavirus akan berkurang. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter dan minumlah obat seperti yang disarankan oleh dokter untuk meminimalkan risiko terserang virus pada pernapasan, termasuk coronavirus. 

 

Lantas, apa yang harus dilakukan penderita asma untuk mengurangi risiko coronavirus dan infeksi saluran pernapasan lainnya? Menurut Asthma and Allergy Foundation of America, rutinlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20-30 detik. 

 

Jika tidak bisa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, gunakanlah hand sanitizer dengan kadar alkohol setidaknya 60%. Usahakan untuk tidak menyentuh mata, hidung, atau mulut serta hindari kontak dekat dengan orang lain. Pastikan juga untuk minum obat harian yang disarankan oleh dokter untuk mengendalikan asma.

 

Karena banyak penelitian dan ahli yang berpendapat kalau sejumlah orang bisa positif terinfeksi coronavirus tanpa menunjukkan gejala apapun, gunakanlah selalu masker. Seperti yang diketahui, virus dapat menyebar saat batuk, bersin, ataupun berbicara. Virus bisa berada di droplet yang keluar saat kita terbatuk, bersin, ataupun berbicara. Droplet tersebut bisa jatuh ke tanah atau permukaan. 

 

Baca juga: Batuk Dicurigai Coronavirus? Ini Perbedaan Batuk Biasa dan Batuk Corona



Jika kita menyentuh permukaan dengan virus yang masih berada di permukaan tersebut, lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata, kita akan berisiko terhadap coronavirus. Oleh karena itu, penting melakukan physical distancing atau menjaga jarak satu dengan yang lain, sering mencuci tangan, dan gunakanlah masker. 

 





 

Referensi

Asthma and Allergy Foundation of America. Coronavirus (COVID-19): What people with asthma need to know.

Science Alert. 2020. What should people with asthma be doing in the coronavirus pandemic?

The Conversation. 2020. For asthma patients, the novel coronavirus can be scary. Here’s what you need to know.

National Institute of Health. 2020. 2019-novel coronavirus outbreak: a new challenge.

Republika. 2020. Bahaya Corona bagi Penderita Asma.