Semakin meningkatnya kasus penularan dan korban yang meninggal dunia, pada 30 Januari lalu, WHO mengumumkan bahwa wabah coronavirus sudah menjadi situasi darurat yang mengancam dunia. Meski begitu, namun publik sebaiknya tidak langsung mempercayai mitos novel coronavirus yang beredar di masyarakat. 

 

Mitos dan Fakta Coronavirus 

Menanggapi mitos tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Ari F. Syam meminta masyarakat untuk tidak serta-merta mempercayai hal tersebut. “Saat ini kita ketahui jumlah kasus infeksi virus corona begitu cepat, begitu juga dengan jumlah kematian,” tambah Prof. Ari. 

 

Baca juga: Waspada Wabah Pneumonia, Begini Cara Penularan Coronavirus 

 

Namun, di sisi lain, mitos yang beredar di publik juga berbagai macam. “Mitos yang beredar itu terutama seputar asal virus, gejala klinis dari virus, serta cara mengatasi atau mengobati virus tersebut,” tambah akademisi serta praktisi klinis dari Universitas Indonesia itu. Nah, agar tak salah kaprah, yuk ketahui mitos dan fakta coronavirus yang dipaparkan oleh Prof. Ari berikut ini Gengs!

 

Menurut Prof. Ari, salah satu mitos yang dibicarakan oleh banyak orang ialah bahwa virus corona dapat menular melalui buah impor dan udara di ruang terbuka, serta tidak dapat menular di udara tropik. Padahal, virus corona sebenarnya bisa menular antar manusia, namun penularannya melalui kontak langsung, seperti droplet (percikan lidah saat batuk atau bersin). 

 

Baca juga: Selain Masker, Inilah Alat Perlindungan untuk Mencegah Tertular Coronavirus



“Daya tahan tubuh yang baik sebenarnya bisa mencegah kita tertular atau terjangkit virus corona. Menggunakan alat pelindung diri yang baik dapat membuat tim medis juga terhindar dari penularan infeksi,” tambah Dekan FKUI itu melalui pernyataan resmi yang diterima GueSehat, Senin (3/2).

 

Prof. Ari menambahkan untuk tidak mempercayai video yang menampilkan korban-korban yang terinfeksi coronavirus tiba-tiba terjatuh pingsan di jalan ataupun video yang menunjukkan orang tertular virus corona setelah minum sup kelelawar. 

 

“Ada juga mitos, seperti virus corona bisa ditularkan melalui pandangan mata, melalui sinyal telepon, ataupun virus tersebar karena kebocoran laboratorium di Wuhan. Faktanya, virus corona bisa menular antar manusia, namun melalui kontak langsung seperti droplet, batuk, atau bersin,” jelasnya lagi. 

 

Baca juga: WHO Tetapkan Wabah Coronavirus Sebagai Situasi Darurat Dunia, Apa Artinya?

 

 

Gejala Infeksi Coronavirus

Lantas, seperti apa gejala infeksi coronavirus? Adapun gejalanya bisa meliputi demam ataupun gejala-gejala infeksi saluran pernapasan, seperti batuk kering, ataupun pilek. “Gejala awal memang tidak spesifik dan tidak semua pasien dengan infeksi virus ini mengalami gagal napas hingga meninggal. Masa inkubasi selama 14 hari sehingga gejala klinis virus bisa saja muncul kemudian,” ujar Prof. Ari. 

 

Menurut Prof. Ari, infeksi virus corona bisa mengenai semua umur. Namun, pasien yang terinfeksi virus corona tetap bisa sembuh dengan penanganan sesegera mungkin. “Jangan percaya dengan mitos yang mengatakan bahwa minum alkohol bisa menyembuhkan infeksi virus corona. Jangan percaya juga bahwa mengonsumsi bawang putih dapat menyembuhkan infeksi,” tambahnya. 

 

Baca juga: Studi: Hanya 1 dari 20 Orang Terinfeksi Coronavirus yang Benar-benar Terdiagnosis!



Untuk mencegah kabar bohong atau hoaks seputar kesehatan, FKUI menurut Prof. Ari, gencar melakukan gerakan antihoaks dalam dua tahun ini. “Oleh karena itu, kami berharap masyarakat tidak dengan mudah mempercayai mitos atau kabar bohong yang beredar,” tutup Prof. Ari.

 

Itulah mitos dan fakta coronavirus yang perlu Kamu ketahui Gengs. Jadi, jika ada mitos atau informasi seputar kesehatan yang belum diketahui kebenarannya, jangan langsung percaya ya!

 





 

Sumber: 

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Akademisi dan Praktisi Klinis Prof. Ari F. Syam