Tuberkulosis atau sering disebut TBC atau TB saja adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa memengaruhi bagian tubuh lainnya. Pengobatan TBC berbeda dengan penyakit lain karena memakan waktu lama, minimal 6 bulan.

 

Sebagian besar infeksi TB tidak memiliki gejala, dalam hal ini dikenal sebagai TB laten. Namun sekitar 10% dari infeksi laten akan berkembang menjadi penyakit aktif yang jika tidak diobati bisa menyebabkan kematian.

 

Ketika bakteri TB menjadi aktif (berkembang biak di dalam tubuh) dan sistem kekebalan tubuh tidak dapat menghentikan pertumbuhan bakteri, maka inilah yang disebut penyakit TBC. Penyakit TBC akan membuat seseorang menunjukkan gejala sakit, dan dapat menyebarkan bakteri ke orang lain melalui percikan ludah saat batuk atau bicara.

 

Maka pengobatan TBC menjadi sangat penting agar tidak menularkan ke lebih banyak orang. Pengobatan TBC bisa dilakukan dengan perawatan, di mana pasien harus menyelesaikan obatnya tepat seperti yang ditentukan.

 

Jika mereka berhenti minum obat terlalu cepat, mereka bisa sakit lagi suatu saat nanti. Selain itu jika mereka tidak menggunakan obat dengan benar, bakteri TBC yang masih hidup dapat menjadi kebal terhadap obat-obatan tersebut. TBC yang kebal terhadap obat akan lebih sulit dan lebih mahal pengobatannya.

 

Baca juga: Mengonsumsi Obat TBC selama Hamil, Amankah?

 

Pengobatan TBC

Seperti Kamu sudah ketahui, TBC disebabkan oleh bakteri sehingga pengobatan TBC bertujuan membunuh semua bakteri penyebab TBC dalam tubuh seseorang. Tujuannya adalah kesembuhan total.

 

Tetapi bakteri TBC susah mati, atau matinya sangat lambat, sehingga obat harus diminum selama beberapa bulan. Bahkan ketika seorang pasien mulai merasa sudah sehat, tetapi masih memiliki bakteri hidup di tubuh mereka, obat akan tetap diteruskan sampai dipastikan seluruh bakteri TBC mati.

 

Semua obat yang diberikan dokter harus diminum selama masa pengobatan. Jika hanya satu atau dua obat saja yang diminum, maka hanya beberapa bakteri saja yang dapat dimatikan. Bakteri ini kemudian akan menjadi resisten atau kebal terhadap obat TB.

 

Jika orang tersebut sakit lagi, maka pengobatan TBC yang diberikan berbeda dengan pengobatan pertama. Ini disebut obat lini kedua yang tentu saja lebih mahal dan mungkin pemberiannya lebih lama.

 

Obat lini pertama untuk pengobatan TBC ada 4, yaitu:

- Isoniazid

- Rifampisin

- Pyrazinamide

- Ethambutol

 

Agak repot tentunya ya setiap hari minum 4 jenis obat ini dan ukurannya pun tidak kecil. Tetapi jangan khawatir. Saat ini pengobatan TBC lini pertama sudah disatukan dengan konsep fixed dose combination (FDC). Jadi beberapa obat disatukan dalam satu tablet atau pil. Ini membantu memastikan bahwa semua obat diminum oleh pasien. Dengan kata lain, kepatuhan berobat pasien meningkat. 

 

Baca juga: Lakukan Ini Supaya Kuman Penyebab TBC Pergi!

 

Berapa Lama dan Siapa yang Harus Menjalani Pengobatan TBC?

Penyakit TB dapat diobati dengan meminum keempat jenis obat lini pertama tadi selama 6 hingga 9 bulan. Sebenarnya ada lebih dari 10 obat yang saat ini disetujui untuk mengobati TB. Namun keempat obat tadi sudah menjadi pengobatan TBC yang standar.

 

Nah apakah semua pasien yang positif terinfeksi bakteri penyabab TBC harus diobati? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat kategori, pasien mana saja yang diharuskan berobat:

 

1. Pasien baru

Pasien baru adalah mereka yang positif memiliki TBC setelah menjalani beberapa pemeriksaan standar, dan belum pernah menjalani pengobatan TBC sebelumnya. Atau pasien yang dulu pernah berobat TBC namun baru menjalani pengobatan kurang dari satu bulan dengan obat anti-TB.

 

Pasien baru dianggap memiliki penyakit TBC yang aktif dan harus diobati dengan obat anti-TB, kecuali hasil pemeriksaan menunjukkan ada tingkat isoniazid yang tinggi, atau terbukti sudah resisten dengan obat TB.

 

Untuk pasien baru dengan dugaan TB paru yang masih sensitif dengan obat, WHO merekomendasikan bahwa mereka harus menjalani enam bulan pengobatan. Program pengobatan terdiri dari fase intensif dua bulan diikuti oleh fase lanjutan empat bulan.

 

2. Pasien yang pernah menjalani pengobatan TBC sebelumnya

Pengobatan TBC untuk pasien yang pernah berobat sebelumnya harus dilakukan dengan hati-hati karena ada kemungkinan ia sudah resisten dengan obat. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bakteri TBC di tubuhnya belum resisten terhadap obat lini pertama mana pun, maka pengobatan lini pertama standar dapat diulang.

 

Jika sudah ada resistansi maka pengobatan TBC diganti dengan obat khusus untuk TBC yang kebal obat atau dikenal dengan TB-MDR (multidrugs resistance). Misalnya streptomisin.

 

Penyebab Kegagalan Pengobatan TBC

Kegagalan pengobatan TBC disebabkan karena pasien tidak menggunakan obat TB dengan benar. Namun ada beberapa alasan kegagalan pengobatan TBC. Inilah tiga penyebab kegagalan pengobatan TBC:

 

1. Faktor dokter

Tidak dapat dimungkiri bahwa ada kalanya dokter salah mendiagnosis TBC dan diikuti dengan pemberian obat yang tidak tepat. Dokter sebagai penyebab kegagalan pengobatan TBC umumnya melakukan kesalahan dengan tidak memberikan pengobatan sesuai pedoman yang berlaku, atau memang tidak ada pedoman standar.

 

2. Kualitas obat

Fakta menunjukkan bahwa mungkin ada masalah dengan obat yang diterima pasien. Obat sudah menumpuk lama di gudang farmasi sehingga tidak lagi efektif, atau karena akses mendapatkan obat yang sulit sehingga pasien tidak mendapatkan obat secara teratur.

 

Bukan hanya di negara-negara dengan beban penyakit TB yang tinggi mengalami masalah dengan pasokan obat anti tuberkulosis. Di Inggris, hampir dua pertiga dari departemen farmasi rumah sakit melaporkan masalah dalam akses pengobatan anti tuberkulosis

 

3. Pasien tidak patuh

Pasien menjadi faktor penting kegagalan pengobatan TBC. Umumnya mereka kurang informasi tentang penyakitnya, ada kendala ke pusat pelayanan kesehatan karena lokasinya jauh, tidak tahan dengan efek samping obat sehingga berhenti berobat, atau hambatan sosial lainnya.

 

Dampak kegagalan pengobatan TBC sangat besar, yaitu resistensi obat! Oleh karena itu dalam pedoman pengobatan TBC ada pemantauan yang ketat. Pemantauan rutin memastikan bahwa pasien minum obatnya dengan benar dan tuntas.

 

Baca juga: Ketahui 7 Fakta tentang Obat TBC Berikut Ini! 

 

Pengobatan TBC  Kebal Obat

Saat ini jika bicara pengobatan TBC maka tidak bisa dipisahkan dengan pengobatan TB resisten atau TB kebal obat. Untuk sebagian besar kasus, TB dapat diobati dan disembuhkan. Namun, orang dengan TB dapat meninggal jika mereka tidak mendapatkan perawatan yang tepat.

 

TB yang kebal obat terjadi ketika bakteri menjadi kebal terhadap obat yang digunakan untuk mengobati TB. Ini berarti obat itu tidak bisa lagi mampu membunuh bakteri TBC. TB yang resistan terhadap obat disebarkan dengan cara yang sama dengan penyebaran TB yang masih sensitif terhadap obat.

 

TB menyebar melalui udara dari satu orang ke orang lain. Bakteri TBC masuk ke udara ketika seseorang dengan penyakit TBC paru-paru batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. Ketika ia menularkan bakteri kebal obat, maka orang yang tertular pun langsung mengalami TB yang kebal obat juga. 

 

Pengobatan TB kebal obat sangat rumit dengan mempertimbangkan obat mana saja yang sudah kebal. Jenis obatnya umumnya diberikan dengan cara disuntikkan, dan tentu menjadi lebih sulit bagi pasien. Oleh karena itu patuhlah pada pengobatan TBC sehingga tidak menjadi kebal obat. 

 

Baca juga: Bisakah Cuka Membantu Menghilangkan Bakteri Tuberkulosis?

 

 

 

 

Referensi:

Tbfacts.org. TB Treatment

CDC.gov. TB Disease