Suatu hari, saya sedang melakukan kegiatan rekonsiliasi obat kepada seorang pasien yang dirawat inap di rumah sakit saya. Pada kegiatan ini, sebagai apoteker saya akan menggali informasi terkait obat-obatan pasien dan efek samping obat yang ia gunakan sebelum masuk rumah sakit. “Ibu, adakah obat-obatan yang sedang rutin Ibu konsumsi sebelum ibu masuk rumah sakit?” tanya saya. “Ada sih Mbak… Ini saya diresepkan obat ini sama dokter di Puskesmas, katanya buat TBC. Tapi saya udah enggak pernah minum, Mbak.” “Lho, kenapa Bu? Bukankah obat ini harus selalu diminum hingga beberapa bulan?” “Iya sih Mbak.. Tapi setiap minum obat ini saya mual sekali, Mbak, jadi saya stop saja.” Jawab sang Ibu. Saya tersenyum mendengarnya. Memang obat-obat tuberkulosis memiliki efek samping obat yang rada bahaya dapat menimbulkan mual. Dan rupanya, si ibu mengalami efek samping obat tersebut. Berbicara tentang efek samping obat, saya pribadi pernah punya pengalaman yang membahayakan sekaligus sedikit memalukan terkait efek samping obat. Ceritanya, suatu pagi saya mengonsumsi obat flu dan batuk yang mengandung zat yang termasuk golongan antihistamin. Yup, antihistamin memang banyak terdapat dalam formulasi obat batuk dan pilek yang beredar di pasaran untuk meredakan alergi yang kadang menjadi pemicu kondisi flu dan batuk. Setelah minum obat, saya bermaksud pergi dengan mengemudi mobil. Saya mengeluarkan mobil dari garasi, dan entah kenapa saat itu rasanya saya mengantuk sekali, sehingga saya pun menabrak pilar yang ada di garasi saya, mengakibatkan remuknya kaca spion mobil. Setelah kejadian, saya baru sadar bahwa antihistamin yang terkandung dalam obat yang saya minum memiliki efek samping menyebabkan kantuk! Duh, pantas saja saya jadi meleng dan tidak mampu mengendalikan mobil dengan baik! Walaupun malu setengah mati, saya tetap bersyukur karena saya 'hanya' menyerempet pilar rumah. Enggak kebayang deh kalau saya meleng di tengah jalan raya dan menabrak mobil orang lain!

Apakah yang dimaksud dengan efek samping obat?

Anda sendiri mungkin pernah mendengar, atau bahkan mengalami efek samping obat. Namun, sebenarnya efek samping obat itu apa sih? Efek samping obat adalah efek yang tidak diinginkan yang muncul pada saat pemakaian suatu obat pada dosis terapinya. Maksud dari efek yang tidak diinginkan itu contohnya seperti cerita saya di atas. Saya minum obat batuk untuk meredakan batuk saya, dan batuk saya reda seperti yang saya inginkan, namun ada efek mengantuk yang tidak saya inginkan. Nah, mengantuk itulah yang disebut dengan efek samping dari obat batuk yang saya konsumsi.

Apa sajakah efek samping yang dapat terjadi dari penggunaan suatu obat?

Setiap obat memiliki efek sampingnya masing-masing, berbeda dari satu obat ke obat lainnya. Informasi mengenai efek samping obat terdapat dalam label yang menyertai kemasan obat tersebut. Efek samping obat dapat bervariasi mulai dari efek yang ringan dan cukup umum terjadi seperti mual dan muntah, hingga efek samping yang jarang terjadi namun dapat bersifat fatal seperti serangan jantung.

Obat apa sajakah yang memiliki efek samping?

Semua obat pasti memiliki efek samping yang tidak diharapkan. Namun, efek samping ini tidak serta merta terjadi kepada semua orang yang mengonsumsi obat tersebut. Ada efek samping yang sering terjadi, ada pula yang jarang, bahkan sangat jarang terjadi. Contohnya, obat ibuprofen untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri. Ibuprofen memiliki efek samping nyeri ulu hati karena peningkatan produksi asam lambung (heartburn) yang terjadi pada sekitar 3 hingga 9 persen populasi yang mengonsumsi obat ini, dan juga memiliki efek samping gagal ginjal namun hanya terjadi pada kurang dari satu persen pasien saja.

Bagaimana cara mencegah terjadinya efek samping obat?

Setelah mendengar semua penjelasan di atas, mungkin Anda merasa panik dan was-was dalam mengonsumsi obat-obatan. Namun, tenang saja, Anda bisa kok mereduksi resiko terkena efek samping obat! Pertama-tama, tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda mengenai efek samping obat yang mungkin timbul dari obat yang akan Anda konsumsi, serta seberapa besar kemungkinan terjadinya efek samping tersebut. Dokter atau apoteker Anda pasti akan memberikan saran bagaimana cara mengenali efek samping tersebut, dan cara untuk menguranginya jika memungkinkan. Contohnya, untuk mengatasi efek samping heartburn pada penggunaan ibuprofen tadi, ibuprofen disarankan diminum setelah makan.

Bagaimana bila mengalami efek samping obat?

Jika setelah mengonsumsi obat Anda merasa mengalami efek samping dari obat tersebut, ada beberapa opsi yang dapat Anda lakukan. Jika Anda merasa bahwa efek samping obat tersebut cukup berat dan mengganggu, Anda bisa berbicara kepada dokter Anda. Misalnya, jika setelah minum obat Anda merasakan gejala alergi seperti gatal, bengkak, bahkan hingga sesak napas. Ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan, misalnya menyesuaikan dosis obat hingga ke level yang tetap menyembuhkan namun dengan efek samping paling minimal, atau mengganti dengan pilihan obat lain yang bekerja sama namun memiliki efek samping yang lebih dapat ditoleransi. Namun, jika Anda merasa bahwa efek samping yang terjadi cukup ringan dan dapat Anda tangani sendiri, maka Anda tidak harus pergi kembali ke dokter untuk mengatasinya. Misalnya, jika obat Anda mengakibatkan mengantuk, maka Anda dapat menyiasatinya dengan menghindari pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi setelah meminum obat tersebut. Nah, itulah hal-hal yang sebaiknya Anda ketahui mengenai efek samping obat. Sebaiknya efek samping obat tidak lantas membuat Anda takut mengonsumsi obat, karena dokter pasti sudah mempertimbangkan rasio manfaat dan resiko penggunaan obat tersebut untuk Anda. Salam sehat!