Tuberkulosis, sering disingkat dengan TB atau TBC, adalah salah satu penyakit infeksius dengan angka kejadian yang masih cukup besar di Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun 2017, tercatat ada sekitar 430 ribu penduduk Indonesia yang mengalami penyakit ini.

 

Tuberkulosis sendiri disebabkan oleh bakteri bernama Mycoplasma tuberculosis. Gejala yang ditimbulkan ketika tertular penyakit ini antara lain batu berdahak selama 2 minggu atau lebih, dahak bercampur darah, batuk berdarah, bobot badan menurun, berkeringat di malam hari tanpa kegiatan fisik, sesak napas, serta demam meriang selama 1 bulan.

 

Sayangnya, tuberkulosis sering kali tidak pandang bulu dalam menginfeksi. Wanita yang sedang hamil pun dapat terkena tuberkulosis. Hingga saat ini, belum ada data pasti mengenai angka kejadian tuberkulosis pada ibu hamil. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 mengestimasikan ada sekitar 200 ribu kasus tuberkulosis aktif pada ibu hamil di seluruh dunia.

 

Baca juga: Lakukan Ini Supaya Kuman Penyebab TBC Pergi!

 

Ibu hamil yang terkena tuberkulosis sangat dianjurkan untuk tetap mengonsumsi obat-obatan tuberkulosis demi keselamatan dirinya dan janin yang dikandungnya. Sebagai apoteker, saya beberapa kali menerima pertanyaan dari pasien yang sedang hamil mengenai keamanan penggunaan obat-obatan tuberkulosis saat hamil.

 

Sebelumnya, perlu saya sampaikan bahwa pengobatan tuberkulosis, baik pada pasien non-hamil maupun hamil, terdiri dari kombinasi lebih dari 1 agen obat. Hal ini dikarenakan bakteri penyebab tuberkulosis sulit untuk dilawan dengan penggunaan 1 jenis obat saja. Jadi, diperlukan kombinasi beberapa jenis antimikroba dengan cara kerja yang berbeda untuk mengeliminasi bakteri tuberkulosis secara paripurna.

 

Kita wajib bersyukur karena obat-obatan utama untuk tuberkulosis aman digunakan oleh ibu hamil. Namun, ada pula obat yang sebaiknya dihindari atau dijadikan lini terapi kedua jika lini terapi utama tidak memberikan hasil yang baik. Mau tahu apa saja obat tuberkulosis yang aman dan kurang aman untuk ibu hamil? Ini dia pembahasannya!

 

Obat tuberkulosis yang aman untuk digunakan selama kehamilan

Lini terapi pertama untuk pengobatan tuberkulosis pada ibu hamil terdiri dari kombinasi 3 obat, yakni rifampisin, ethambutol, dan isoniazid, selama 2 bulan pertama. Kemudian, pengobatan dilanjutkan dengan kombinasi 2 obat, yakni rifampisin dan isoniazid.

 

Dalam sebuah systematic review yang diterbitkan pada tahun 2014, disebutkan bahwa obat-obatan lini pertama tidak memiliki efek yang signifikan terhadap abnormalitas janin yang dikandung. Oleh karena itulah ketiga obat tersebut masih menjadi pilihan utama pengobatan tuberkulosis aktif pada ibu hamil.

 

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar TBC

 

Pirazinamid, yang biasanya diberikan sebagai lini utama terapi tuberkulosis aktif, umumnya tidak digunakan sebagai obat untuk ibu hamil. Hal ini karena data keamanan penggunaan pirazinamid untuk janin masih belum tersedia secara adekuat.

 

Obat tuberkulosis yang dihindari selama kehamilan

Streptomisin adalah salah satu obat tuberkulosis yang tidak dapat diberikan kepada wanita yang sedang hamil. Hal ini dikarenakan efek samping ototoksik pada penggunaan streptomisin, yang dapat menyebabkan tuli pada janin yang dikandung.

 

Obat golongan fluorokuinolon, seperti ofloxacin, ciprofloxacin, levofloxacin, dan moxifloxacin, juga tidak dianjurkan penggunaannya pada wanita yang sedang hamil. Hal ini karena obat golongan ini berpotensi menimbulkan abnormalitas pembentukkan tulang pada janin yang dikandung.

 

Baca juga: Penderita Diabetes Lebih Rentan TBC, Ayo Tes!

 

Namun pada kasus multi-drug resistant tuberculosis atau MDR-TB, penggunaan obat golongan ini biasanya tetap menjadi opsi. Hal ini karena bakteri tuberkulosis yang menyerang pasien tersebut sudah resisten dan tidak dapat dibasmi oleh obat-obatan lini pertama yang disebutkan sebelumnya. Namun, tentunya hal ini dilakukan setelah melalui berbagai pertimbangan risiko dan manfaat, serta tentunya didahului dengan diskusi antara dokter dan pasien.

 

Gengs, itu dia penjelasan seputar keamanan konsumsi obat tuberkulosis alias TBC pada wanita yang sedang hamil. Obat tuberkulosis lini pertama pada kehamilan, yakni rifampisin, isoniazid, dan etambutol, terbukti tidak memberikan efek negatif yang signifikan pada tumbuh kembang janin. Jadi, sebaiknya obat-obatan ini tetap dikonsumsi agar infeksi tuberkulosis dapat diatasi.

 

Ketidakpatuhan mengonsumsi obat justru akan membuat kondisi infeksi bertambah buruk. Bahkan, bukan tak mungkin memberi dampak yang buruk terhadap keselamatan janin yang dikandung. Selain itu, ketidakpatuhan konsumsi obat tuberkulosis akan meningkatkan resistensi bakteri terhadap obat-obatan yang saat ini tersedia. (AS)

 

Baca juga: Ini Cara untuk Mencegah Penyebaran TBC

 

Informasi Seputar TBC - GueSehat.com

 

Referensi

Bates, M., Ahmed, Y., Kapata, N., Maeurer, M., Mwaba, P. and Zumla, A. (2015). Perspectives on tuberculosis in pregnancy. International Journal of Infectious Diseases, 32, pp.124-127.

Nguyen, H., Pandolfini, C., Chiodini, P. and Bonati, M. (2014). Tuberculosis care for pregnant women: a systematic review. BMC Infectious Diseases, 14(1).