Semua orang tua pasti ingin buah hatinya lahir dengan sehat dan sempurna, terutama untuk para ibu yang sedang menantikan kehadiran anak pertama.

 

Namun, tidak sedikit penyakit kongenital (sejak lahir) yang dapat terjadi pada anak-anak. Salah satu penyakit yang banyak terjadi pada bayi baru lahir adalah ketulian.

 

Tuli kongenital adalah gejala penurunan pendengaran pada bayi baru lahir. Faktor-faktor yang menyebabkan tuli jenis ini sangat bervariasi. Umumnya, faktor penyebab tuli kongenital dibagi berdasarkan periode waktu penyebab, yaitu:

 

  1. Prenatal

Merupakan periode saat bayi masih di dalam kandungan ibu. Penyebab ketulian pada masa ini antara lain:

  • Genetik.
  • Infeksi TORCH. Sudah tidak asing bahwa infeksi TORCH (toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes) merupakan momok berbahaya bagi ibu hamil dan bayi baru lahir. Infeksi tersebut dapat menyebabkan berbagai kecacatan pada anak.
  • Kelainan perkembangan bentuk dan struktur kepala leher. Berbagai kelainan telinga bagian luar dan dalam, saraf, dan otak dapat memengaruhi kemampuan mendengar anak.
  • Kekurangan zat iodium. Iodium adalah zat yang penting dalam perkembangan otak, saraf, dan hormon tiroid janin. Karenanya, asupan iodium dan zat-zat lain harus terpenuhi selama kehamilan. Kebutuhan iodium pada wanita normal adalah 150mcg/hari, sedangkan saat hamil butuh 220mcg/hari. Seafood, produk susu, telur, daging, dan kacang mengandung iodium yang tinggi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan para ibu hamil.
  • Konsumsi obat yang berbahaya bagi janin. Beberapa jenis antibiotik dilarang digunakan oleh ibu hamil, karena dapat berefek negatif pada tumbuh kembang anak dalam kandungan.

 

Baca juga: Kenali Neonatorum Sepsis, Infeksi pada Bayi Baru Lahir

 

  1. Perinatal

Merupakan periode saat proses kelahiran. Bayi yang tidak menangis, kadar bilirubin yang tinggi atau kuning, berat lahir kurang (< 2.500 gr), serta usia kehamilan belum cukup (prematur) dapat menjadi faktor penyebab tuli kongenital.

 

  1. Postnatal

Merupakan periode saat bayi telah lahir. Infeksi TORCH berisiko menyebabkan infeksi, lalu menjalar ke otak dan selaput otak. Selain itu, trauma benturan pada kepala bisa menjadi faktor penyebab tuli kongenital.

 

Berbagai faktor yang telah disebutkan di atas memiliki andil yang besar untuk menyebabkan tuli pada bayi. Maka, sebaiknya hindari risiko-risiko tersebut.

 

Baca juga: Do's dan Don'ts dalam Merawat Kulit Bayi

 

Bagaimana cara mengetahui bayi baru lahir memiliki pendengaran yang sempurna?

Pemeriksaan pendengaran merupakan prosedur yang lazim dilakukan pada bayi baru lahir sebelum pulang dari rumah sakit. Pemeriksaan yang lazim digunakan adalah OAE (Otoacustic Emission), yaitu pemeriksaan sederhana, tidak invasif, dan tidak memerlukan kooperasi dari subjek, sehingga cocok digunakan untuk bayi baru lahir. 

 

Jika bayi baru lahir dinyatakan lulus pada pemeriksaan OAE, dapat dilakukan observasi lebih lanjut di rumah oleh orang tua. Namun jika tidak lulus pada pemeriksaan ini, pada usia 1 bulan bayi harus dilakukan pemeriksaan OAE ulang dan pemeriksaan lain. Jika ditemukan adanya kelainan, diharapkan sebelum usia 6 bulan bayi sudah diterapi agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya.

 

Tatalaksana yang dapat diberikan kepada anak dengan tuli kongenital yaitu dengan pemasangan alat bantu dengar, agar dapat mendengar suara dari luar.

 

Kemudian, akan dilakukan terapi wicara agar anak dapat mandiri dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Jika perlu, anak dapat bersekolah di sekolah yang menyediakan bantuan, seperti sekolah luar biasa.

 

Baca juga: Tips agar Bayi Lahir Cerdas dan Pintar

 

Cara Menstimulasi Pendengaran Bayi - GueSehat.com