Sepsis adalah istilah lain dari infeksi. Namun, pada umumnya sepsis merujuk pada jenis infeksi yang lebih serius. Sepsis terjadi ketika bakteri masuk ke aliran darah dan menyebabkan tubuh mengalami syok septik. Syok septik ini bisa menyebabkan tekanan darah menurun pada tingkat yang berbahaya, kegagalan pada organ tubuh, hingga kematian. 

 

Sepsis memang bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi yang baru lahir. Sepsis yang menyerang bayi baru lahir dalam kurun waktu 90 hari disebut sebagai neonatal sepsis atau neonatorum sepsis.

 

Ketimbang sepsis yang menyerang orang dewasa, neonatorum sepsis cenderung lebih sulit untuk ditangani. Oleh sebab itu, Mums perlu mewaspadai penyakit ini.

 
Baca juga: Ibu Hamil, Waspada Infeksi TORCH

 

Penyebab Neonatorum Sepsis

Bayi bisa terkena sepsis langsung setelah lahir atau beberapa waktu setelah lahir. Pada umumnya, bayi memang terkena sepsis langsung setelah lahir. Delapan puluh lima persen di antaranya terkena sepsis dalam kurun waktu 24 jam setelah lahir, 5% terkena sepsis dalam kurun waktu 24-48 jam setelah lahir, sementara sebagian kecil lainnya terkena sepsis dalam kurun waktu 48-72 jam setelah lahir. 

 

Pada bayi yang terkena sepsis tepat setelah lahir, infeksi biasanya berasal dari sang Ibu. Penyebab-penyebab sepsis yang berasal dari ibu adalah ketuban pecah berkepanjangan, bakteri Streptokokus grup B, dan sindrom aspirasi mekonium. Selain itu, bayi bisa terkena bakteri infeksi dari serviks atau saluran kemih ibunya dalam proses kelahiran.

 

Selain Streptokokus grup B, penyebab sepsis pada bayi baru lahir yang berasal dari ibu adalah E.coli, Coagulase-negative staphylococcus, Haemophilus influenzae, dan Listeria monocytogenes.

 

Sementara itu, bayi yang terkena sepsis tidak langsung setelah lahir biasanya terjangkit infeksi sekitar 4-90 hari setelah lahir. Dalam kasus ini, bakteri-bakteri yang sering kali menjadi penyebabnya antara lain:

  • Coagulase-negative staphylococcus
  • Staphylococcus aureus
  • Coli
  • Klebsiella
  • Pseudomonas
  • Candida
  • GBS
  • Serratia
  • Acinetobacter
  • Anaerobes

 

Terlalu lama berada di rumah sakit dan terkena paparan terhadap bakteri luar, ataupun penggunaan kateter yang tidak bersih bisa mengakibatkan bayi terkena sepsis beberapa waktu setelah lahir.

 
Baca juga: 6 Fakta Infeki Saluran Kemih pada Wanita

 

 

Faktor Risiko Sepsis pada Bayi

Mums perlu mengetahui faktor apa saja yang bisa meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada bayi. Berikut beberapa faktor risiko yang dimaksud:

  • Bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan rendah saat lahir. Pasalnya, fungsi tubuh dan anatomi kulitnya belum sempurna. Bayi dengan kondisi tersebut juga cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Ketuban Mums pecah dini atau sekitar 18 jam sebelum bayi lahir. Air ketubah biasanya berwarna hijau keruh dan berbau. Jika Mums memiliki penyakit tertentu di saat kehamilan, seperti infeksi saluran kencing, khorioamnionitis, infeksi bakteri E. coli, dan lainnya, juga dapat meningkatkan risiko bayi terkena sepsis.
  • Jika dilakukan tindakan CPR pada bayi baru lahir, pemasangan alat kateter atau infus, bayi memiliki galaktosemia, terapi zat besi, pemberian obat-obatan, atau terlalu lama di rumah sakit.

 

Gejala Neonatorum Sepsis

Mums harus mengetahui diagnosis awal neonatorum sepsis, karena sangat penting untuk mendeteksinya sejak dini. Sebagai orang tua, Mums perlu mewaspadai gejala-gejala berikut ini pada bayi:

  • Demam.
  • Masalah pernapasan.
  • Perubahan dalam BAB.
  • Gula darah rendah.
  • Refleks mengisap yang lemah.
  • Kejang.
  • Penyakit kuning.
  • Detak jantung tidak normal.

 

Untuk menentukan diagnosisnya, biasanya dilakukan tes darah, tes urine, atau menggunakan lumbar puncture (LP), yang merupakan penyisipan dari jarum ke dalam cairan di dalam kanal tulang belakang (spinal canal). Diagnosis pendahuluan ini sangat penting, biasanya memakan waktu 24-72 jam.

 

Dokter juga biasanya lebih mengutamakan kondisi bayi. Artinya, pengobatan tidak harus selalu tergantung dengan hasil lab, tetapi kemungkinan juga harus didasari dari gejala yang timbul pada bayi.

 

Pengobatan Neonatorum Sepsis

Bayi bisa sembuh dengan pengobatan yang teratur. Biasanya dokter akan memberikan antibiotik dan cairan intravena untuk membantu bayi melawan infeksinya. Kalau pernapasan bayi terganggu, dokter akan memberikan ventilator untuk membantu pernapasan.

 

Sepsis adalah penyakit yang berbahaya bagi bayi. Infeksi tersebut harus diobati dengan segera karena dampaknya bisa fatal, seperti kerusakan pada organ. Biasanya dalam kasus neonatorum sepsis, organ yang paling sering terkena dampaknya adalah otak, hati, dan ginjal.

 

Maka dari itu, pastikan Mums mengetahui cara pencegahan dan gejala-gejalanya agar pengobatan bisa dilakukan sesegera mungkin. Yuk, ketahui hal-hal lain mengenai bayi baru lahir dengan membaca artikel-artikel dari Aplikasi Teman Bumil! (BAG/AS)

 

Baca juga: Ini 6 Gejala Infeksi Telinga pada Bayi yang Perlu Diwaspadai

 

 

Sumber:

"Neonatal Sepsis" - Medscape

"Neonatal Sepsis (Sepsis Neonatorum)" - Medicine Net