Melakukan pemeriksaan rutin merupakan langkah yang wajib dilakukan oleh ibu hamil. Biasanya, saat pertama kali melakukan kontrol, dokter akan menyarankan Mums untuk melakukan pemeriksaan darah yang bisa bermanfaat untuk mendeteksi infeksi TORCH. Penyakit ini adalah salah satu yang dapat membahayakan janin.

 

Apa itu TORCH?

TORCH merupakan istilah yang digunakan untuk menggabungkan beberapa nama penyakit, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herper. Dikatakan oleh Pramusinto, pada Jurnal program Nutritalk Tumbuh Kembang Optimal Ciptakan Pemimpin Andal, bahwa infeksi TORCH menjadi penyebab persalinan prematur, keguguran, infeksi kongenital pada janin, hingga kematian janin. Simak penjelasan berikut ini!

 

Toksoplasma

Beberapa dari Mums yang sedang hamil mungkin sudah sering diingatkan untuk waspada akan infeksi ini. Toksoplasma merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasmagondii. Jika saat hamil seorang wanita terinfeksi toksoplasma, maka risikonya sekitar 4% mengalami abortus spontan atau keguguran, 3% lahir mati, atau bayi menderita toksoplasmosis bawaan yang gejalanya bisa timbul saat usia dewasa, seperti kelainan mata dan telinga, retardasi mental, kejang-kejang, dan ensefalitis.

Umumnya, infeksi toksoplasma muncul tidak dengan gejala yang spesifik. Hanya ada sekita 10-20% yang disertai dengan gejala ringan. Tanda dan gejala toksoplasma mirip dengan gejala influenza, yaitu timbulnya rasa lelah, malaise, demam, dan gejala lain yang tidak menimbulkan masalah. Untuk itu, diagnosis biasanya akan sulit untuk ditegakkan dan hanya bisa dicek dengan pemeriksaan laboratorium.

 

Rubella

Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella yang bisa menyebabkan kelainan pada janin. Tanda dan gejala infeksi Rubella adalah demam akut, ruam pada kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Sama seperti infeksi toksoplasma, pemeriksaan laboratorium juga perlu dilakukan agar bisa dilakukan diagnosis infeksu Rubella dengan tepat.

 

Citomegalovirus (Cmv)

Untuk infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, yang bisa digolongkan ke dalam virus Herpes. Jika sampai menyerang ibu hamil akan menimbulkan risiko gangguan pada janin, seperti gangguan pembesaran hati, kuning, pengapuran otak, gangguan pendengaran, serta retardasi mental. Segera periksakan diri ke laboratorium untuk mengetahui jenis infeksi akut atau berulang. Pada jenis infeksi akut mempunyai risiko yang lebih besar.

 

Herpes Simpleks Tipe II

Jenis infeksi lain yang harus diwaspadai adalah infeksi herpes pada alat kelamin. Biasanya, gangguan ini disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe II atau HVSV II. Virus ini dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan menjalar melalui serabut saraf sensorik dan berdiam di ganglion sistem saraf otonom.

Jika saat hamil Mums mengalami gangguan ini mak dapat mengakibatkan bayi lahir dengan kulit yang melepuh. Pemeriksaan laboratorium penting dilakukan untuk mendeteksi secara dini kemungkinan infeksi HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi dan ibu yang terinfeksi virus ini sejak hamil.

 

Kehamilan yang sehat harus diupayakan agar kondisi ibu dan janin bisa selalu baik hingga proses persalinan tiba. Mengonsumsi makanan yang sehat, menjalankan aktivitas yang baik, serta selalu berpikir positif merupakan cara paling mudah untuk Mums lakukan. (DD/OCH)