Pada masa kehamilan, terkadang Mums mengalami sakit ringan atau berat. Contohnya, batuk yang kadnag berlangsung lama dari 3 minggu. Batuk bisa menjadi gejala berbagai macam penyakit, mulai dari flu, alergi, atau TB (tuberkulosis). 

 

Batuk akibat TB, biasanya disertai gejala tidak nyaman saat batuk atau bernafas, kelelahan, demam, dan Mums menjadi sering berkeringat yang berlebihan di malam hari. Selain itu, Mums mengalami penurunan berat badan padahal makannya sudah cukup.

 

Jika Mums mengalami beberapa gejala di atas, maka sebaiknya berhati-hati dan harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter. 

 

Baca juga: Batuk Lebih dari 3 Minggu, Waspadai Gejala TBC!

 

Mengenal Tuberkulosis (TB)

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan umumnya menyerang paru-paru. Namun, bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya, seperti ginjal, payudara, otak, dan tulang belakang. Penularannya melalui udara saat seseorang batuk atau meludah. 

 

Di tahun 2020, sekitar 9.9 juta orang di dunia terjangkit TB, dan 1.5 juta diantaranya meninggal. Data tahun yang sama, mencatat sekitar 3.3 juta wanita dan 1.1 juta anak terjangkit TB (WHO, 2021). Indonesia berada di peringkat kedua dengan kasus TB terbanyak yaitu 824.000 di tahun 2021. Meskipun demikian, tingkat keberhasilan pengobatannya mencapai 86%. 

 

Bagaimana jika Mengalami TB Saat Hamil?

Ketika Mums yang sedang hamil, lsedang menjalankan program hamil, atau saat sedang merencanakan kehamilan terdiagnosis TB, terkadang membuat Mums menjadi ragu apakah kehamilannya tetap aman, atau tetap melanjutkan program promil? 

 

Kehamilan sebenarnya tidak meningkatkan risiko infeksi TB, karena penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Penyakit tuberkulosis dapat membahayakan Ibu dan bayi. Potensi bahaya lebih tinggi bila ibu hamil tidak segera melakukan pengobatan tepat atau terlambat mengetahui mengidap TB.

 

Maka dari itu, Mums dianjurkan untuk konsultasi ke dokter bila mengalami gejala agar segera mendapatkan penanganan yang tepat. 

 

Baca juga: Mitos dan Fakta Seputar TBC
 

Efek TB saat hamil

Ibu yang mengalami TB saat hamil mungkin akan mengalami TB laten atau TB aktif. TB laten adalah ketika hasil tes menunjukkan ibu hamil terinfeksi, tapi tidak ada gejala muncul. Namun, hal yang perlu perlu diwaspadai dari TB laten adakah berpotensi untuk menjadi TB aktif. TB aktif adalah ketika ibu hamil menunjukkan gejala dan hasil tes positif TB. 

 

Akan lebih berbahaya bila TB aktif saat hamil tidak ditangani dengan baik karena akan berdampak buruk pada Ibu dan bayi, yaitu:

  • Risiko tinggi bayi lahir prematur atau  keguguran
  • Berat badan bayi lahir rendah
  • Mengalami gawat janin 
  • Ibu mengalami anemia 
  • Bayi berpotensi mengidap TB
  • Congenital tuberculosis, yaitu penularan infeksi TB ke janin melalui saluran darah, limfa, atau air ketuban.

 

Pengobatan TB saat Hamil 

Jika seorang ibu hamil mengalami TB baik itu laten maupun aktif, sebaiknya segera melakukan pengobatan. Biasanya, obat yang diberikan dikenal dengan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan terbukti aman untuk ibu hamil dan dapat menembus plasenta sehingga berguna juga mencegah bayi tertular. Obat tersebut ialah:

  1. Isoniazid (INH)
  2. Rifampicin (RIF)
  3. Ethambutol (EMB)
  4. Pyridoxine (Vitamin B6)
  5. Pyrazinamide 

 

Obat yang berbahaya dikonsumsi ibu hamil yang mengidap TB adalah streptomycin, kanamycin, dan amikacin. Konsultasikan dan minta penjelasan mendalam dari dokter  terkait dengan obat mana saja yang akan diminum, dosis penggunaannya, lama waktu pengobatan, serta efek samping. 

 

Pengobatan TB memang cukup lama, berkelanjutan, serta butuh konsisten dan tepat waktu saat minum obat. Saat bumil sudah melahirkan tapi pengobatan belum selesai, dianjurkan untuk menuntaskan.

 

Tuberkulosis (TB) yang segera mendapat penanganan tepat tidak menyebabkan komplikasi pada ibu hamil dan bayi. Jadi, Ibu tidak perlu stress atau khawatir bila mengalami TB saat hamil dan tetap mengikuti anjuran dokter dalam penanganannya.

 

Baca juga: Cara Atasi Efek Samping Ringan dari Obat Anti TBC

 

 

Referensi 

  1. Interferon-Gamma Release Assays (IGRAs) – Blood Tests for TB Infection. (2011, November). Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/igra.htm
  2. Miele, K., Bamrah Morris, S., & Tepper, N. K. (2020). Tuberculosis in Pregnancy. Obstetrics Gynecology, 135(6), 1444–1453. https://doi.org/10.1097/aog.0000000000003890
  3. TBC Indonesia. (2022, July 14). Dashboard TB. https://tbindonesia.or.id/pustaka-tbc/dashboard-tb/
  4. Tuberculosis - Symptoms and causes. (2021, April 3). Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
  5. Tuberculosis (TB) Fact Sheets- Tuberculin Skin Testing. (2020, December 16). Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/skintesting.htm#:%7E:text=What%20is%20it%3F,training%2C%20supervision%2C%20and%20practice.
  6. World Health Organization. (2021, October 14). Tuberculosis (TB). https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis