Kalau ingat pesan orang tua dulu, katanya jangan langsung berbaring atau tidur setelah selesai makan. Nah, sama halnya dengan ibu hamil, nyatanya sangat tidak disarankan untuk langsung tidur setelah makan, lho. Mari simak pembahasannya.

 

Kenapa Merasa Ngantuk Setelah Makan?

Kalau lapar galak, kalau kenyang ngantuk. Pernah dengar jargon seperti itu? Ya, banyak orang yang akan merasa ngantuk atau lemas jika merasa kenyang. Kondisi yang dirasakan tersebut dipicu dari kerja keras tubuh memproses makanan yang baru dimakan.

 

Segera setelah selesai makan, otak memberi sinyal ke organ-organ untuk mulai mencerna makanan. Sirkulasi darah pun menjadi lebih terkonsentrasi di sekitar sistem pencernaan. Pergeseran intensitas suplai darah ini turut memengaruhi otak, sehingga membuat seseorang merasa lemas atau mengantuk.

 

Di samping itu, beberapa peneliti percaya bahwa rasa lelah setelah makan adalah akibat tubuh memproduksi lebih banyak serotonin atau bahan kimia yang mengatur suasana hati dan siklus tidur.

 

Di sisi lain, triptofan adalah asam amino esensial yang ditemukan dalam makanan kaya protein, seperti ayam, telur, keju, dan ikan. Triptofan ini membantu tubuh memproduksi serotonin. Inilah yang mendasari mengapa setelah makan makanan yang kaya akan karbohidrat dan protein, seseorang akan lebih mudah merasa mengantuk karena terjadi penyerapan triptofan dari protein, kemudian serotonin meningkat.

 

Alasan lain di balik rasa kantuk setelah makan juga dipengaruhi oleh kenaikan kadar gula darah yang dapat menyebabkan penurunan energi. Setelah makan, insulin adalah kunci yang membuka gula ke dalam aliran darah.

 

Makanya, setelah makan, gula darah pasti akan naik. Insulin lalu masuk ke aliran darah untuk mengeluarkan gula dari darah dan memasukkannya ke dalam sel untuk energi. Nah, jika seseorang tidak memiliki cukup insulin atau jika mengalami kenaikan gula darah secara drastis, maka itu dapat memengaruhi tingkat kelelahan seseorang.

 

Perlu diketahui, dibutuhkan waktu cukup lama untuk mencerna makanan, mulai dari Mums memakan sesuatu hingga pembuangan residu yang tidak tercerna melalui proses BAB. Seluruh rangkaian tersebut biasanya bervariasi dari 18 hingga 72 jam, tergantung pada makanannya, seberapa penuh usus besar, dan berapa banyak cairan yang Mums konsumsi.

 

Bayangkan, jika seseorang makan terus-menerus, maka tubuh pun harus bekerja sepanjang waktu untuk mencerna makanan. Lama-kelamaan, ini akan menghambat sistem tubuh secara keseluruhan serta memaksa tubuh untuk terus-menerus melepaskan hormon yang dapat menyebabkan kelelahan.

 

Jadi, jangan heran jika Mums makan makanan dalam porsi besar sekaligus seperti all-you-can-eat atau nasi padang, setelahnya akan cenderung merasa lesu, karena tubuh harus bekerja ekstra keras untuk mencerna makanan itu.

 

Baca juga: Ibu Menyusui Tidak Haid Juga, Normalkah?

 

 

 

 

Bolehkah Langsung Tidur Setelah Makan?

Dengan penjelasan di atas, sudah jelas ya bahwa tubuh mulai bekerja keras setelah kita makan. Nah, kalau sudah begitu, apa boleh kita tidur atau berbaring? Jawabannya ternyata tidak disarankan, Mums!

 

Tubuh harus mencerna makanan yang dikonsumsi untuk mendapatkan energi dan itu bisa dilakukan jika Mums duduk dalam posisi tegak. Sebaliknya, jika Mums langsung tidur setelah makan, artinya tidak membiarkan tubuh melakukan fungsi ini, sehingga menyebabkan beberapa dampak, seperti:

 

  • Dada terasa panas (heartburn)

Refluks asam atau heartburn sering terjadi selama kehamilan. Ini bisa disebabkan perubahan hormonal dan pertumbuhan bayi yang menekan perut. Di samping itu, kondisi ini juga bisa disebabkan isi perut yang didorong kembali ke kerongkongan, sehingga refluks asam menyebabkan sensasi terbakar di rongga dada. Kok, bisa isi perut naik ke kerongkongan? Salah satu penyebabnya jika Mums segera tidur setelah makan. Maka, sebaiknya dihindari, ya.

 

  • Susah tidur

Walau merasa mengantuk setelah makan, nyatanya rasa kantuk itu tidak menjamin tidur Mums akan nyenyak atau berkualitas, lho. Sebagai contoh jika Mums makan besar mendekati jam tidur, hal ini malah bisa membuat gelisah dan membuat Mums terbangun di tengah malam. Belum lagi, Mums mungkin harus bangun di malam hari untuk ke kamar mandi, tergantung jenis makanan atau minuman serta seberapa banyak Mums makan atau minum sebelum tidur. 

 

  • Mimpi buruk 

Makan berat yang terlalu malam juga dapat meningkatkan metabolisme dan menyebabkan otak menjadi lebih aktif. Hal ini kemudian dapat menyebabkan mimpi buruk, menurut National Sleep Foundation. Jika beberapa kali Mums mengalami mimpi menyeramkan yang terasa sangat jelas, cobalah untuk tidak makan terlalu dekat dengan waktu tidur.

  

Baca juga: Bayi Meninggal Naik Motor, Awas Risiko Hipotermia! 

 

  • Metabolisme terganggu

Hormon manusia juga mengikuti pasang-surut ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Pada malam hari ketika tubuh berpikir harus tidur, sel-sel tubuh menjadi lebih resisten terhadap insulin. Sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan, makan sesuai dengan ritme sirkadian penting agar metabolisme berfungsi secara optimal.

 

 

Kehamilan sejatinya memang perlu didukung oleh peningkatan berat badan. Hal ini bertujuan untuk menunjang pertumbuhan janin di dalam rahim. Namun ingat, pertambahan berat badan pun harus disesuaikan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum hamil. 

 

Umumnya, ibu hamil membutuhkan kenaikan berat badan sebesar 11-16 kg. Sementara pada ibu hamil dengan IMT golongan overweight, berat badan dibatasi 7-11 kg atau bahkan kurang dari itu, agar kondisi Mums dan janin baik hingga persalinan.

 

Menurut sebuah artikel di Penn Medicine News, penelitian menunjukkan bahwa makan larut malam meningkatkan berat badan. Walaupun makan malam dan segera tidur ini tidak menjadi penyebab langsung naiknya berat badan, ditemukan fakta bahwa makan larut malam kemungkinan mendorong tubuh untuk memetabolisme lebih banyak karbohidrat dan lebih sedikit lipid (lemak). Peneliti juga menemukan bahwa kadar insulin, glukosa puasa, kolesterol, dan trigliserida meningkat.

 

Studi yang sama pun menemukan bahwa makan larut malam ikut memengaruhi hormon. Selama makan siang, hormon ghrelin yang merangsang nafsu makan memuncak lebih awal di hari itu. Sementara leptin, hormon yang membuat merasa kenyang, memuncak di kemudian hari. Temuan ini menunjukkan bahwa makan lebih awal tidak hanya normal dan optimal, melainkan dapat membantu mengurangi keinginan ngemil di larut malam.

 

Lalu, berapa lama sebaiknya menunggu untuk tidur setelah makan? Jawabannya bervariasi tergantung pada kebutuhan individu, jadwal, dan tingkat aktivitas Mums. Namun, sebagian besar ahli sepakat merekomendasikan setidaknya memberi jeda 2-4 jam sebelum tidur. Waktu ini diperlukan agar tubuh dapat mencerna makanan yang dimakan, sehingga tubuh tidak menyimpan kalori ini. 

 

Dan yang perlu diingat, makanlah untuk sehat, sehingga Mums secara otomatis akan memilih makanan yang memiliki nutrisi seimbang, seperti protein, serat, dan lemak sehat. Jadi, makan bukan sekadar kenyang, tetapi juga mendapatkan manfaat. (AS)

 

Baca juga: Jangan Selalu Dilarang, Ini 7 Manfaat Hujan-hujanan untuk Anak

 

Referensi

Livestrong. Sleeping Immediately After Meal

Baby Gaga. Pregnancy Fatigue After Eating

Wellness Mama. Eating at Night

Medline Plus. Weight Gain During Pregnancy

NHS. Heartburn

Cleveland Clinic. Tired After Eating