Ketika masa nifas sudah lama usai dan menstruasi tak kunjung datang, banyak ibu menyusui yang dibuat galau jadinya. Apakah hal ini normal atau ada hal yang perlu diperiksa oleh dokter lebih lanjut? Yuk, temukan jawabannya di sini.

 

Kenapa Ibu Menyusui Tidak Haid?

Hamil dan melahirkan merupakan sebuah momen yang besar untuk tubuh wanita. Wajar saja jika Mums bisa merasa bukan seperti diri sendiri lagi karena memang begitu banyak perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh Mums.

 

Salah satunya jadwal menstruasi yang menjadi tak teratur. Hal ini tentunya bisa membuat khawatir karena kebanyakan Mums belum menggunakan kontrasepsi apa pun di 6 bulan pertama setelah kelahiran si Kecil. Padahal, Mums dan Dads sudah aktif kembali berhubungan intim dan belum ingin hamil lagi.

 

Kabar baiknya, menstruasi yang belum kembali normal selama beberapa bulan setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Hal ini disebabkan adanya perubahan hormon untuk membantu produksi susu.

 

Tubuh secara alami berhenti berovulasi karena adanya peningkatan kadar prolaktin, yang mencegah sekresi estrogen dan ovulasi. Jika tidak ada ovulasi, maka tentu menstruasi pun tak terjadi. Hal ini umumnya berlangsung jika Mums menyusui secara eksklusif dan bayi berusia di bawah 6 bulan.

 

Baca juga: Jangan Selalu Dilarang, Ini 7 Manfaat Hujan-hujanan untuk Anak

 

Perlu diingat, menyusui secara eksklusif berarti harus memenuhi tiga kriteria di bawah ini, yaitu:

  • Mums menyusui ASI eksklusif tanpa tambahan susu formula atau makanan tambahan lain.
  • Menyusui si Kecil langsung dari kedua payudara (direct breastfeeding), bukan memerah.
  • Menyusui si Kecil setidaknya setiap empat jam di siang hari dan setiap enam jam di malam hari.

 

Lalu, kapan haid akan kembali pasca melahirkan? Banyak faktor yang menentukan kapan menstruasi bisa kembali saat menyusui, antara lain:

  • Seberapa sering Mums tidak menyusui secara langsung. Jika Mums lebih sering memerah dan memberikan ASI dengan media lain, seperti dot, atau jika si Kecil diberi susu formula, maka kemungkinan besar menstruasi Mums akan kembali kurang lebih 3 minggu setelah persalinan.
  • Cara tubuh merespons perubahan hormon.
  • Seberapa sering dan berapa lama bayi menyusu.

 

Begitupun ketika Mums kembali mendapat haid, tak serta-merta akan teratur seperti sedia kala, terutama jika Mums masih memproduksi ASI (menyusui). Mums akan mendapati durasi menstruasi berubah atau siklusnya yang tak teratur setiap bulan.

 

Barulah ketika Mums mulai mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk menyusui, menstruasi akan kembali keluar seperti biasa. Volume menstruasi biasanya juga diawali dengan perdarahan ringan atau vlek.

 

Perlu dicatat, jika Mums mengalami menstruasi yang tidak teratur saat menyusui, seperti vlek terus-menerus, perdarahan yang lebih banyak dari biasanya, atau siklus yang panjang, ada baiknya Mums berkonsultasi dengan dokter. Hal ini bertujuan untuk mencari penyebab lain mengapa hal ini bisa terjadi.

 

 

Baca juga: Mums, Waspadai 8 Tanda Bayi Keracunan ASI Basi

 

 

 

Bisakah Tetap Hamil Walau Belum Dapat Haid?

Jika tak menstruasi, tidak terjadi ovulasi, maka tidak bisa hamil. Ya, anggapan itu memang tidak salah. Itulah sebabnya menyusui dianggap sebagai salah satu bentuk kontrasepsi, disebut juga metode amenore laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM). Laktasi mengacu pada menyusui dan "amenore" yang berarti tidak mengalami menstruasi.

 

Namun, tunggu dulu. Meskipun menyusui umumnya menghalangi terjadinya ovulasi, tetap saja dapat berlangsung pelepasan sel telur yang matang dari salah satu indung telur sebelum Mums kembali haid. Artinya, tidak ada menstruasi bukan berarti Mums tidak berovulasi sama sekali. 

 

Ovulasi tetap dapat terjadi dua minggu sebelum datangnya haid. Jadi, peluang Mums untuk hamil selama menyusui masih ada, yaitu sekitar 3%. Bahkan, ada beberapa hal yang dapat memicu ovulasi datang lebih awal, seperti:

  • Jeda waktu antar sesi menyusu renggang, yaitu setiap 6 jam sekali atau lebih.
  • Mums tidak lagi menyusui si Kecil di malam hari. Padahal, kadar prolaktin biasanya lebih tinggi di malam hari. Hormon ini sekaligus dapat menekan (menghentikan) ovulasi.

 

Ditambah lagi, efek kontrasepsi dari menyusui menjadi semakin kurang efektif saat usia bayi makin bertambah. Dengan kata lain, jika Mums menunggu sampai menstruasi untuk mulai menggunakan alat kontrasepsi, dikhawatirkan akan terlambat untuk mencegah kehamilan.

 

Di sinilah pentingnya untuk merencanakan kontrasepsi jauh-jauh hari, bahkan sebelum melahirkan, berdasarkan saran dokter maupun bidan. Mums bisa mulai menggunakannya begitu selesai bersalin dan meminimalkan risiko terjadinya kehamilan yang terlalu dekat. (AS)

 

 

Baca juga: Bayi Meninggal Naik Motor, Awas Risiko Hipotermia!

 

Referensi

Healthline. Periods While Breastfeeding

Web MD. Periods and Breastfeeding

Parents. Irregular Periods