Orang tua baru sering khawatir apakah perilaku anak yang senang bermain dengan area pribadinya adalah hal yang normal. Faktanya, ini sangat normal. Anak kecil mempelajari tubuhnya dengan cara yang sama, baik itu hidung, jari kaki, jari tangan, telinga, bahkan kelamin.

 

Anak mulai menunjukkan minat pada alat kelamin saat memasuki fase phallic. Ini merupakan bagian penting dari perkembangan psikoseksual anak. Karenanya, tidak ada alasan untuk memarahi atau mempermalukan anak saat menyentuh alat kelaminnya. Supaya Mums bisa lebih memahami si Kecil dan tahu bagaimana harus bersikap, di sini kita akan belajar lebih dalam seputar fase phallic!

 

Kapan Anak Mengalami Fase Phallic?

Fase phallic dialami anak ketika ia mencapai usia 3 hingga 6 tahun. Di usia ini, libido anak berpusat pada alat kelamin sebagai zona sensitif seksual. Selama fase ini, anak menjadi sadar akan perbedaan anatomis jenis kelamin. Ini diselesaikan melalui proses identifikasi, di mana anak mulai mengadopsi karakteristik orang tua yang berjenis kelamin sama.

 

Apa yang Biasa Dilakukan Anak selama Fase Phallic?

Pada fase phallic, Mums mungkin akan melihat si Kecil beberapa kali bermain dengan alat kelaminnya sendiri menggunakan berbagai macam cara. Selain menunjukkan minat pada tubuh sendiri, anak juga ingin tahu tentang tubuh saudara dan teman bermainnya, terutama perbedaan anak laki-laki dan perempuan.

 

Ia akan sadar bahwa anak laki-laki memiliki penis, sementara perempuan tidak. Keingintahuan ini memicu banyak pertanyaan, beberapa kali saling mengintip, dan menonton satu sama lain buang air kecil.

 

Beberapa perilaku anak mungkin akan membuat Mums merasa terkejut. Namun, tetaplah tenang dan jangan tunjukkan reaksi berlebihan. Orang tua harus membantu anak belajar lebih banyak tentang penggunaan alat kelamin yang sesuai secara sosial. Jangan membentak atau dengan keras melarang praktik tersebut. Pasalnya, ini dapat merusak psikologis anak dari waktu ke waktu, yakni membuatnya merasa bersalah dan bingung.

 

Penting juga bagi orang tua mengetahui apa yang wajar dan tidak wajar dilakukan oleh anak selama berada dalam fase phallic. Berikut beberapa perilaku yang dianggap wajar:

  • Tertarik melihat orang lain telanjang.
  • Melihat atau menyentuh alat kelamin saudara kandung.
  • Bermain dengan alat kelaminnya sendiri saat sedang berada di rumah atau di tempat umum.
  • Menunjukkan alat kelaminnya kepada teman sebaya.

 

Bagaimana Harus Bersikap?

Sikap Mums sangat memengaruhi pandangan anak terhadap seksualitas. Meskipun terkadang anak menunjukkan perilaku yang membuat orang tua atau anak lain malu, Mums tetap perlu bersikap bijak dan tidak terpancing emosi. Berikut adalah beberapa sikap bijak untuk menghadapi anak yang sedang dalam fase phallic:

  • Jangan melarang, mempermalukan, memarahi, atau menegur anak. Respons negatif orang tua malah akan membuat anak semakin penasaran dan tergoda dengan perilaku tersebut atau menunjukkan pesan bahwa dia seharusnya malu dengan tubuh dan perasaannya. Jadi, cobalah untuk tidak membuat keributan. Jika sedang di rumah, abaikan perilaku tersebut.
  • Dalam situasi banyak orang, alihkan perhatian anak dengan aktivitas lainnya, seperti menggambar atau membangun balok. Jika anak tidak bisa dibujuk untuk melakukan aktivitas lain, biarkan saja. Balita lain tidak akan peduli dan orang dewasa lain akan mengerti.
  • Mulailah mengajari anak perbedaan antara "publik" dan "pribadi". Jika anak mulai menyentuh area pribadinya saat berada di depan umum, beri tahu dia dengan tenang bahwa beberapa hal boleh dilakukan secara pribadi, tetapi tidak saat ada orang-orang di sekitarnya. Pegang tangannya dan alihkan perhatiannya.
  • Tanyakan apakah dia perlu ke toilet. Beberapa anak cenderung memegang alat kelamin mereka ketika ingin buang air kecil. Jadi, biasakan bertanya.
  • Kontrol eksposur media. Ini adalah bagian penting dari menghindari paparan konten seksual di media.
  • Jika anak tampaknya terobsesi dengan kebiasaan menyentuh area pribadinya, bicarakan dengan dokter anak. Terkadang, perilaku ini didasari oleh stres atau penyebab lainnya.

 

Perilaku yang Perlu Diwaspadai

Orang tua wajib tahu seperti apa perilaku seksual yang didasari oleh rasa ingin tahu dan tidak berbahaya, serta apa yang berbahaya. Soalnya, masalah perilaku seksual dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan dan kesejahteraan anak. Berikut perilaku seksual anak yang perlu diwaspadai:

  • Sering terjadi dan tidak dapat dialihkan.
  • Menyebabkan rasa sakit fisik dan emosional pada diri sendiri atau orang lain.
  • Melibatkan paksaan.
  • Mensimulasikan tindakan seksual orang dewasa.
  • Memasukkan sesuatu ke dalam alat kelaminnya sendiri.
  • Meniru tindakan seksual atau hubungan intim.
  • Menggosokkan tubuh ke orang lain.
  • Menyentuh alat kelamin orang dewasa.
  • Berusaha mencium orang lain menggunakan lidahnya.

 

Kesimpulannya, keingintahuan tentang alat kelamin adalah bagian dari perkembangan seksual anak-anak dan hal yang normal. Mums juga perlu tahu seperti apa harus bertindak karena ini memengaruhi pandangan dan perasaan anak tentang seksualitas. Bicarakanlah dengan dokter anak jika Mums melihat perilaku yang tidak normal pada anak. (AS)

 

Referensi

Simply Psychology: Freud's 5 Stages of Psychosexual Development

CliffsNotes: Sexuality: Age 2–6

What to Expect: When Toddlers Touch Themselves: The Best Way to Handle a "Touchy" Situation

Verywell Family: Understanding Sexual Behavior in Young Children

Healthy Children: Sexual Behaviors in Young Children: What’s Normal, What’s Not?