Ngerasa enggak sih Mums, kalau sekarang banyak yang lagi batuk atau pilek, termasuk si Kecil? Nyatanya, ini tidak selalu karena paparan COVID-19 lho, melainkan akibat “utang imunitas”. Apa itu? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.

 

“Utang Imunitas”, Efek Lanjutan dari Pandemi COVID-19

Pandemi COVID-19 mengubah banyak hal di kehidupan manusia. Sejak kehadiran virus SARS-CoV-2, sontak hampir semua orang berhenti bepergian di sepanjang tahun 2020 hingga di pertengahan tahun 2021. Aktivitas harian terpaksa dipindahkan semua ke rumah, mengenakan masker jika keluar rumah, dan akan langsung melakukan isolasi mandiri ketika kondisi tidak sehat. 

 

Cara ini memang dianjurkan dan terbukti berhasil untuk menekan penyebaran COVID-19. Namun di sisi lain, hal ini menimbulkan efek lanjutan setelahnya, yaitu utang imunitas (immunity debt). 

 

Utang imunitas adalah sebuah fenomena terjadinya lonjakan penyakit umum seperti infeksi saluran pernapasan dan paru-paru dari paparan respiratory syncytial virus (RSV), serta batuk pilek (common cold). Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Prancis, utang imunitas terjadi karena kurangnya paparan virus dan bakteri akibat dijalankannya protokol kesehatan secara simultan selama dua tahun terakhir, demi menekan penyebaran COVID-19.

 

Karena semua tindakan respons pandemi ini, anak-anak kecil, termasuk mereka yang lahir selama pandemi, memiliki lebih sedikit paparan virus pernapasan umum dibanding anak-anak seusianya di tahun-tahun sebelum pandemi. Inilah yang menciptakan “utang imunitas” terhadap infeksi yang sebelumnya umum terjadi, yang berarti bahwa kurangnya paparan virus dan bakteri selama pandemi membuat anak-anak lebih rentan terhadap berbagai infeksi.

 

Hal ini juga terjadi di Tanah Air, di mana tercatat lonjakan drastis kasus anak batuk pilek, bahkan melebihi musim batuk pilek sebelum pandemi.

 

“Laporan dari Australia, Amerika Serikat, Eropa, dan Singapura mencatat ada beberapa virus yang bermunculan, dimulai dari rhinovirus dan enterovirus yang biasanya menyebabkan flu biasa ringan. Kemudian ada flu Singapura, lalu disusul respiratory syncytial virus (RSV), serta parainfluenza yang menyebabkan gejàla batuk pilek lebih parah sampai sesak. Infeksi RSV yang timbul ini bukan di musimnya, sehingga bahkan anak yang lebih besar pun terinfeksi,” papar dr. Yose Muliawan Pangestu, Sp.A, dokter anak yang berpraktik di Mayapada Hospital, Tangerang dan Mandaya Royal Hospital Puri, melalui post di Instagram dengan akun @yosemuliawan.

 

Konsultasikan anak bila sakitnya menjadi serius, yaitu demam  konsisten bertambah parah, lemas, batuk terus-menerus, sesak napas, minum sulit, dan jarang kencing,” lanjut dr. Yose.

 

 

Baca juga: Apa ya, yang Anak Rasakan saat Melihat Ibunya Menangis?

 

 

 

 

Apa yang Harus Dilakukan?

Tak bisa disangkal, virus dan bakteri penyebab infeksi pernapasan telah bersama kita untuk waktu yang sangat lama, dan merupakan bagian yang membantu melatih sistem kekebalan tubuh.

 

Melonjaknya kasus batuk pilek serta radang non-COVID-19, merupakan “kepulangan” semua virus dan bakteri tersebut sebagai bagian dari kembalinya ke normalitas. Menyikapi hal tersebut, ada beberapa langkah preventif yang bisa Mums dan Dads lakukan agar si Kecil tidak terus-menerus terinfeksi dan menjadi sakit berkepanjangan, antara lain:

 

 

  • Vaksinasi

 

Meskipun saat ini tidak ada vaksin khusus untuk melawan RSV, vaksinasi lain yang sudah tersedia dapat membantu meringankan gejala jika terinfeksi. Seperti vaksin varicella (yang lebih dikenal sebagai vaksin cacar air), rotavirus, pertusis (batuk rejan), meningokokus, dan influenza.

 

 

  • Menggunakan masker

 

Para dokter sangat merekomendasikan setiap anak yang berusia lebih dari dua tahun harus selalu memakai masker ke sekolah dan ke tempat umum lainnya.

 

 

  • Mencuci tangan atau menggunakan sanitizer

 

Seperti kebanyakan virus lainnya, sifatnya sangat mudah menular dan menyebar melalui cipratan air liur (droplet) di udara ketika seseorang batuk atau bersin. Virus dan bakteri juga hidup di permukaan, seperti gagang pintu, ponsel, atau meja. Maka, jangan sampai lengah untuk terus mempraktikkan praktik kebersihan yang baik, yaitu sering cuci tangan dan pakai hand sanitizer.

 

 

Baca juga: Testis Tidak Turun pada Bayi, Ini Penyebab dan Komplikasinya!

 

 

 

  • Tidak bertukar barang pribadi

 

Batasi penyebaran virus dengan tidak berbagi makanan atau bertukar barang pribadi lainnya.

 

 

  • Bersih-bersih

 

Segera ganti pakaian yang si Kecil kenakan ke sekolah dan bersihkan barang-barang yang dibawa pulang dengan lap antibakteri.

 

 

  • Tingkatkan imunitas

 

Yang utama adalah siapkan tubuh seprima mungkin untuk melawan musim flu ini dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, yaitu dengan berolahraga, cukup tidur, dan makan makanan yang sehat. (IS)

 

 

Baca juga: Waspada, Anak-anak Juga Bisa Terkena Infeksi Saluran Kemih

 

 

Referensi:

Instagram. @yosemuliawan

VeryWell Family. Immunity Debt

Channel News Asia. Immunity Debt