Ada kalanya Mums akan merasa kesal dan marah akibat tingkah laku pasangan atau baru saja bertengkar dengannya. Namun ingat, jangan sekalipun menumpahkan perasaan negatif itu kepada anak, ya. Ini alasannya.

 

Berumah tangga selalu adem ayem? Rasanya enggak mungkin, ya. Pasti ada saja persoalan yang menimbulkan perdebatan hingga pertengkaran. Setelah itu, masalah juga tak selalu akan selesai dengan cepat, sehingga mungkin saja memanjang menjadi kondisi diam-diaman dan “dingin”. Nah kalau sudah begini, ada satu hal penting yang wajib Mums hindari, yaitu memperlihatkan kekesalan di depan anak, apalagi kalau sampai membicarakan keburukan pasangan kepada anak.

 

Mungkin hal ini bisa membuat dada Mums lega karena bisa melampiaskan emosi. Namun nyatanya, hal ini berdampak besar untuk anak, lho. Tahukah Mums, bahwa anak-anak sangat memperhatikan emosi orang tua mereka untuk mendapatkan informasi tentang seberapa aman mereka dalam keluarga, lho.

 

Fakta ini diutarakan oleh E. Mark Cummings, psikolog di Universitas Notre Dame, yang telah menerbitkan ratusan makalah selama dua puluh tahun tentang masalah ini bersama para koleganya. Tak heran, ketika orang tua bersifat merusak, kerusakan tambahan pada anak-anak dapat berlangsung seumur hidup. 

 

Baca juga: Kenapa Ya Balita Bisa Mengigau? 

 

Kerusakan yang bisa terjadi pada anak antara lain:

  

  • Anak tersakiti

Pertama dan terpenting,  menjelek-jelekkan salah satu orang tua sangat menyakitkan bagi anak. Apa pun yang dilakukan orang tua, anak akan terus mencintai orang tuanya tanpa syarat. Anak pun akan selalu mencari penerimaan serta persetujuan dari orang tuanya. Maka, ketika seseorang menjatuhkan seseorang atau sesuatu yang anak cintai, tentu itu akan jadi sangat menyakitkan. Dan yang lebih menyakitkan lagi, jika yang menjatuhkan itu adalah orang tuanya sendiri.

 

 

  • Posisi anak terjepit 

Tidak hanya menyakiti perasaan anak, menjelek-jelekkan pasangan kepada anak juga menempatkannya pada posisi yang buruk karena merasa harus memihak. Anak-anak bisa sangat setia kepada orang tuanya, dan jika ia merasa bahwa dipengaruhi untuk lebih mencintai salah satu orang tua, atau memilih salah satu orang tua, ia akan mengalami rasa bersalah yang luar biasa serta merasa malu. 

 

Memang dampak ini bisa saja tak terlihat, namun sering kali dipendam dan menjadi bara dalam sekam. Pasalnya, anak-anak tidak selalu memiliki alat untuk mengekspresikan dirinya secara verbal. Hal ini pun membuatnya merasa tidak punya harga diri, menyalahkan diri sendiri, ataupun membenci diri sendiri. 

 

Dampaknya, semua emosi negatif itu dapat berubah menjadi penyalahgunaan zat, masalah hukum, gangguan makan, dan perilaku yang merugikan diri sendiri. Hal ini sama saja seperti Mums dan Dads tak boleh pilih kasih kepada anak. Maka,  seharusnya juga berlaku pada anak kepada orang tuanya. Mums atau Dads tidak boleh mengharapkan anak untuk memilih di antara orang tuanya.

 

 

Baca juga: 20 Cara agar Tetap Mesra dengan Suami Tanpa Harus Bercinta

 

 

 

 

Aspek lain dari menjelek-jelekkan pasangan di depan anak adalah dapat menyebabkan tekanan psikologis yang luar biasa untuknya. Perlu Mums sadari, walau anak masih kecil dan berusia dini, ia sudah bisa memahami dirinya bahwa punya kemiripan dengan orang tuanya, lho. Misal, secara karakter si Kecil lebih mirip ayahnya yang santai, namun wajahnya mirip dengan ibunya. Pemahaman seperti ini membuat anak memandang dirinya sebagai setengah dari ayahnya dan setengah dari ibunya. 

 

Bayangkan jika misal kemudian salah satu orang tua menjelekkan orang tua lainnya kepada sosok anak yang merasa mirip dengan kedua orang tuanya, itu sama saja rasanya seperti ia sedang direndahkan. Apalagi jika penampilan atau kepribadian pasangan yang dijadikan sasaran kebencian, maka anak akan menginternalisasi bahwa juga ada yang salah dengan dirinya sendiri. Sekali lagi, ini dapat menyebabkan masalah psikologis yang signifikan pada anak-anak, remaja, bahkan hingga ia dewasa, seperti sudah disebutkan di atas.

 

Perlu diakui, memang susah untuk menjadi sosok yang tenang di saat emosi bergelora. Namun ingat, ada sosok kecil nan pintar di depan Mums yang menjadi pengamat. Perjalanannya untuk tumbuh dan berkembang masih sangat panjang. Jadi, jangan “nodai” dengan ide buruk yang hanya memberikan kepuasan sesaat. (IS)

 

Baca juga: 10 Pekerjaan Rumah yang Mengajarkan Anak Bertanggung Jawab

  

Referensi

Grow Beyond Words. Badmouthing The Other Parents Hurt Child

Ask BHSC. Parent and Child

Greater Good Magazine. What Happens to Kids When Parents Fight