Mums sering melihat si Kecil duduk dalam posisi W ketika bermain? Jangan terlalu lama dibiarkan ya, Mums. Karena faktanya, posisi duduk ini jauh dari ideal dan perlu dikoreksi sesegera mungkin. Yuk, ikuti caranya berikut ini!

 

Mengapa Posisi Duduk W Harus Dikoreksi?

Ada alasan kuat mengapa balita yang duduk dalam posisi W perlu disarankan untuk duduk dengan benar. Alasan utama adalah karena dalam posisi ini, semua bobot tubuh anak terfokus pada satu titik tubuh, yaitu di area kaki yang tertekuk. Hal ini lalu membuat si Kecil nyaris tidak memungkinkan untuk bisa fleksibel bergerak, sehingga ia berdiam dalam waktu cukup lama di posisi ini

 

Memangnya apa saja sih, kerugian yang dapat timbul dari duduk dalam pola seperti ini sepanjang waktu? Nah, inilah yang perlu Mums ketahui:

 

  • Memengaruhi cara berjalan anak

 

Tahukah Mums, bahwa otot paha menjadi kencang sepanjang si Kecil duduk posisi ini? Ketika hal tersebut terjadi untuk waktu yang lama, dapat memengaruhi persendian yang menyatukannya, kemudian memengaruhi cara anak serta serta gaya berjalannya.

 

 

 

Jika si Kecil rentan terhadap ketegangan otot atau hipertonia, maka duduk dalam posisi W akan meningkatkan ketegangan pada pinggul, lutut, dan pergelangan kaki.

Pasalnya, otot paha tidak mendapatkan kebebasan untuk rileks akibat tertekuk, sehingga otot kaki perlahan dapat menjadi kaku. Hal ini bisa membuat si Kecil mengeluh kesakitan atau tidak nyaman.

 

 

  • Tubuh menjadi tidak stabil

 

Area core atau inti adalah bagian tubuh manusia yang terletak di antara dasar panggul dan diafragma. Tugas utamanya adalah menjaga kestabilan tubuh dan menyeimbangkan beban. Sayangnya, jika terbiasa duduk dalam posisi W, area core tubuh anak tidak menerima tekanan yang cukup, sehingga ia tidak sering menggunakan otot intinya dan tidak akan mengembangkannya seperti pada posisi duduk lainnya. Dampak selanjutnya adalah dapat membuatnya lemah, dan pada akhirnya berdampak mengakibatkan gerakan yang tidak stabil saat anak berjalan, serta memengaruhi postur tubuhnya saat berlari atau melakukan berbagai aktivitas. 

 

 

  • Menghambat pertumbuhan tulang yang baik

 

Di tahun-tahun awal, tubuh perlu untuk menjalani sebanyak mungkin gerakan dan tekanan, agar bisa mengembangkan setiap area dengan benar. Nah, posisi  ini menyulitkan si Kecil untuk memutar tubuh bagian atasnya dan menjangkau ke kedua sisi dengan satu atau kedua tangan. Jika ia sering duduk dengan posisi ini dan dalam waktu lama, maka punggungnya pun menjadi lemah dan memengaruhi keseluruhan pertumbuhan tulangnya.

 

 

  • Berisiko dislokasi pinggul

 

Salah satu masalah utama dari posisi duduk ini adalah distribusi berat yang tidak merata. Pasalnya sebagian bagian besar beban mendarat di pinggul. Tekanan berat yang terfokus seperti itu, dapat menyebabkan masalah dislokasi di pinggul.

 

Dalam posisi duduk W, pinggul ditempatkan pada batas ekstrem rotasi internal, yang membuat anak rentan terhadap masalah ortopedi di masa depan. Pada posisi abnormal ini, risiko pergeseran (dislokasi) sendi pinggul akan semakin besar, terutama jika anak sudah memiliki diagnosis displasia pinggul (tulang-tulang sendi di pinggul tidak sejajar dengan benar, sehingga sendi menjadi longgar dan keluar dari persendiannya). Kondisi ortopedi yang sudah ada sebelumnya tersebut, dapat menjadi lebih buruk ketika kelompok otot utama ditempatkan dalam posisi yang membuat otot ataupun sendi memendek untuk waktu yang lama. 

 

 

Baca juga: Naikin Kaki Setelah Bercinta Bikin Cepat Hamil? Ini Penjelasan Dokter

 

 

 

Yuk, Perbaiki Cara Duduk Si Kecil!

Si Kecil mungkin merasa nyaman untuk duduk dengan posisi W. Tetapi, sudah jelas bahwa kebiasaan ini harus dihentikan sesegera mungkin. Jangan keburu menyerah dulu ya, ada beberapa cara untuk membantu memperbaiki kebiasaan itu. Beberapa di antaranya adalah:

 

1. Aktif bergerak

 

Gerakan fisik sangat penting untuk menunjang perkembangan anak baik. Oleh karena itu, mendorong si Kecil untuk melakukan aktivitas seperti berenang, bersepeda, atau bermain di luar ruangan bersama anak lain, dapat membantu tubuhnya mendapatkan semua gerakan yang dibutuhkannya.

 

 

Baca juga: Cegah Risiko Cacat, Pemerintah Wajibkan Skrining Hipotiroid Kongenital pada Bayi

 

 

2. Tawarkan kursi, bangku kecil, atau bantal duduk 

 

Cara ini bisa menjadi alternatif agar ia bisa tetap duduk dekat dengan lantai dan berdekatan dengan teman-temannya, namun tidak duduk dalam posisi W.

 

3. Ajarkan posisi duduk yang lain

 

Mums dapat mencegah si Kecil duduk W dengan menunjukkan cara lain untuk duduk, seperti:

  • Duduk bersila. Posisi ini lebih ideal untuk dilakukan karena beban tubuh anak terdistribusi rata dan ia bisa meluruskan punggungnya dengan baik. 
  • Duduk dengan meluruskan kaki di depan
  • Kaki ke samping. Dalam posisi duduk di lantai, ajarkan si untuk menekuk kedua lututnya ke arah yang sama, yaitu kedua kaki berada ke satu arah di satu sisi tubuhnya. Duduk menyamping seperti ini dapat menahan beban sebagian di pinggul dan juga di kaki, sekaligus membantu ia untuk bertransisi dengan mudah.
  • Bersimpuh lutut. Dengan bertumpu pada kedua kaki yang terlipat, anak masih dapat dengan mudah duduk di lantai serta menjaga tubuhnya tetap aktif. Namun, pastikan Mums tidak sampai melepaskan pengawasan, ya. Karena terkadang, posisi berlutut ini secara bertahap dapat kembali ke posisi W tanpa sepengetahuan si Kecil. Jika hal ini terjadi, kembali ingatkan ia untuk memperbaiki posisi duduk.

 

Memperbaiki posisi duduk W adalah cara terbaik untuk menghentikan kebiasaan ini. Karena seperti yang kita tahu, akan lebih baik memberikan solusi ketimbang hanya melarang anak. Setuju? (IS)

 

 

Baca juga: Anak Duduk dengan Posisi W, Bisa Berbahaya!

 

 

Referensi:

Healthline. W-Sitting

Pathways. W-Sitting

Healthy Children. Pigeon Toes

FirstCry Parenting. W-Sitting