Bermain di atas lantai menjadi kegiatan yang disukai oleh si Kecil. Namun, coba perhatikan deh cara duduk si Kecil. Apakah ia duduk dalam posisi W? Jika iya, Mums harus tahu nih fakta pentingnya. Simak sampai habis, ya!

 

Apa Itu Posisi Duduk W?

Bermain di permukaan lantai memang menyenangkan. Si Kecil bisa bebas bereksplorasi dan bergerak tanpa khawatir terjatuh dari tempat yang tinggi. Nah, ketika asyik bermain, ia sering kali ditemukan sedang duduk dengan posisi yang khas, yaitu lutut ditekuk dan kaki diposisikan di luar pinggul. Jika dilihat dari atas, Mums akan melihat kaki dan tubuhnya membentuk huruf W. Itulah mengapa disebut sebagai posisi duduk W.

 

Posisi duduk ini kelihatannya tidak nyaman, tetapi pada anak-anak yang memiliki lebih banyak rotasi pinggul internal dan rentang gerak keseluruhan daripada orang dewasa, duduk dengan bentuk W justru tidak menyebabkan rasa sakit. Makanya, ia pun sering kali secara otomatis duduk dengan posisi seperti ini bahkan dalam waktu lama.

 

Duduk dalam posisi ini sebenarnya cukup umum dan merupakan bagian dari perkembangan anak-anak. Selain itu, ada beberapa alasan mengapa anak-anak suka duduk dengan posisi W, yaitu:

  • Posisi ini seperti menjadi alas duduk yang empuk untuk si Kecil selama bermain.
  • Ia tidak perlu terlalu banyak menggunakan otot inti untuk duduk tegak.
  • Menjadi salah satu posisi termudah dan paling nyaman karena hampir tidak membutuhkan kekuatan otot apa pun dan memudahkan bergerak ke segala arah. 

 

Baca juga: 10 Tips Biar Tidak Berantem dengan Mertua

 

 

Kenapa Posisi Duduk W Bisa Berbahaya?

The International Hip Dysplasia Institute mengatakan bahwa posisi duduk ini sering dilakukan oleh anak sekitar usia 3 tahun, tetapi kemudian secara alami menghilang dengan sendirinya. Jika si Kecil terlihat duduk di posisi ini sesekali, itu cara yang nyaman untuknya bermain atau bersantai.

 

Namun, banyak ahli terapi fisik dan okupasi mengkhawatirkan tentang duduk W, apalagi jika konsisten dilakukan atau anak terlihat menyukai posisi ini. Pasalnya, ada beberapa risiko serius yang menyertainya, seperti:

 

  • Badan dan kaki lemah

Posisi duduk W mungkin menjadi pilihan anak karena kaki atau batang tubuh (torso) tidak cukup kuat untuk membuatnya tetap stabil saat bermain. Saat duduk dengan posisi ini, kaki mengambil beban kerja otot dan menciptakan pusat gravitasi yang lebih rendah dengan alas yang lebih lebar untuk mendukung gerakannya. Akibatnya, torso tidak banyak bergerak dalam posisi ini dan keseimbangannya tidak terbentuk dengan baik.

 

Jika si Kecil sering duduk dengan posisi ini serta terlihat sering jatuh, terlambat menguasai keterampilan motorik kasar, dan postur tubuhnya buruk secara keseluruhan, waspadalah. Dikhawatirkan itu merupakan tanda dari tonus otot yang buruk.

 

 

Apakah si Kecil didiagnosis dengan masalah pinggul bawaan atau perkembangan, seperti displasia pinggul? Jika demikian, posisi duduk W adalah posisi yang wajib dihindari. Duduk dengan kaki terlipat keluar seperti itu dapat meningkatkan kemungkinan pinggulnya terkilir. Pasalnya, duduk W secara internal memutar pinggul ke titik yang dapat mendorong pinggul keluar dari sendi, terutama jika sudah ada perkembangan abrnormal pada pinggulnya.

 

Waspadai tanda-tanda nyeri pinggul, bahkan jika anak belum didiagnosis secara resmi dengan displasia pinggul. Terkadang kondisi ini sulit dideteksi hingga Mums akan menyadarinya ketika ia sudah beranjak lebih besar dan mengeluh tidak nyaman. 

 

Baca juga: Trik agar Sempat Berolahraga Walaupun Sibuk Mengurus Anak

  

  • Mengembangkan masalah ortopedi

Terlalu sering duduk dalam posisi W dapat membuat otot kaki dan pinggul menjadi kaku. Jika otot-otot tersebut kencang, dapat menghambat gerakan normal serta memengaruhi koordinasi dan keseimbangan anak yang sedang berkembang. Otot-otot yang terpengaruh antara lain paha belakang, adduktor pinggul, dan tendon Achilles (jaringan serat yang menghubungkan tulang tumit dengan otot betis).

 

Waspadai pula perubahan gaya berjalan anak, seperti berjalan dengan kaki menghadap ke dalam yang sering disebut sebagai "jari kaki merpati" (pigeon toes). Ini bisa terjadi karena otot-ototnya tegang. 

 

  • Masalah koordinasi bilateral

Koordinasi bilateral merupakan kemampuan untuk menggunakan kedua sisi tubuh secara bersama-sama dan terkoordinasi. Contoh keterampilan ini adalah melompat, memotong dengan gunting, menggunakan pisau dan garpu, makan dengan sendok dan garpu, serta mengikat tali sepatu.

 

Anak-anak dengan integrasi bilateral yang buruk akan kesulitan melakukan permainan motorik kasar atau tugas motorik halus yang membutuhkan kerja sama antara kedua tandan dengan baik.

 

Posisi duduk W mungkin merupakan tanda bahwa anak menghindari koordinasi atau gerakan mandiri di sisi kanan dan kiri tubuhnya. Pasalnya, duduk dalam posisi W membatasi gerakan tubuhnya. Umumnya, anak akan sering terlihat meraih benda-benda di sebelah kanan tubuhnya hanya dengan tangan kanan dan benda-benda di sebelah kiri tubuhnya hanya dengan tangan kiri.

 

Walau terhitung nyaman, posisi duduk ini bisa mengorbankan perkembangan fisik si Kecil jika sering dilakukan dan dalam durasi yang lama. Jangan abaikan insting Mums. Jika memperhatikan si Kecil cenderung menyukai duduk dengan posisi W, serta diikuti dengan gejala lain, seperti mobilitas terbatas, kurang keseimbangan, keterlambatan keterampilan motorik halus, nyeri, atau ada displasia pinggul, segeralah bawa ia ke dokter untuk mendapatkan diagnosis serta tindakan yang tepat. (AS)

 

Baca juga: Anak Menyusu Lebih dari Dua Tahun Bisa Berisiko Kurang Gizi

 

 

Referensi

Healthline. W-Sitting

Pathways. W-Sitting

Healthy Children. Pigeon Toes

FirstCry Parenting. W-Sitting