Mengisap jari adalah perilaku alami yang ditunjukkan semua bayi sejak lahir, bahkan ketika masih di dalam rahim. Menariknya lagi, ternyata perilaku ini bermanfaat untuk membantu bayi menenangkan diri dan belajar menerima makanan.

 

Mengisap jari banyak dilakukan oleh bayi, balita, dan anak kecil. Kebanyakan anak akan menghentikan perilaku ini secara alami saat memasuki usia 2 atau 4 tahun, atau ketika mereka mencapai usia sekolah.

 

Namun, perlukah anak kecil diminta menghentikan kebiasaan ini? Secara umum, tidak. Bayi dan anak kecil umumnya mengisap jari untuk menenangkan diri, yang membuat mereka belajar mengandalkan diri tanpa bantuan orang lain. Namun, jika anak masih mengisap jari dengan kuat hingga usia 3 tahun, Mums mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter gigi atau dokter anak. Pasalnya, kebiasaan mengisap jari yang berlangsung terlalu lama bisa berpengaruh secara negatif terhadap perkembangan gigi hingga aspek lain di kehidupan anak.

 

Baca juga: Balita Masih Suka Mengisap Jempol, Biarkan atau Larang?

 

Efek Buruk Kebiasaan Mengisap Jari pada Anak

Di sini, kita akan belajar apa saja dampak buruk yang mungkin ditimbulkan dari kebiasaan mengisap jari pada anak.

 

1. Perubahan bentuk rahang

Ketika anak-anak mengisap jari, posisi lidah menjadi lebih rendah yang kemudian menciptakan lebih banyak tekanan pada rahang. Tekanan yang meningkat ini menyebabkan perubahan signifikan pada rahang atas yang membuat atap mulut lebih tinggi dan sempit. 

 

Pemberian tekanan kuat pada rahang dalam waktu lama dapat memicu perubahan bentuk rahang dan membuatnya kurang berkembang. Lebih lanjut, ini juga memengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan.

 

2. Gigi tidak sejajar

Saat mengisap jari dengan kuat, otot-otot pipi melentur. Sebagai akibatnya, bentuk rahang berubah dan menyebabkan perubahan susunan gigi. Ini menyebabkan kondisi seperti overbite dan crossbite. Gigi atas dan bawah juga mungkin mulai miring ke luar, yang dikenal sebagai gigitan terbuka anterior. Terkadang, gigi seri dapat mengarah ke lidah.

 

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Masih Mengisap Jempol?

 

3. Infeksi mulut

Mengisap jari, terlepas dari bersih atau tidak, meningkatkan peluang masuknya kuman dan kotoran ke dalam mulut. Selanjutnya, ini dapat memicu infeksi pada gigi atau gusi.

 

4. Masalah pada jari

Kebiasan mengisap jari dengan kuat atau dalam jangka panjang dapat mengubah bentuk jari, membuatnya lebih tipis atau memanjang. Kulit jari juga menjadi kering, retak, berdarah, hingga terinfeksi. Mengisap jari dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kapalan.

 

Mengisap jari secara berlebihan juga bisa menyebabkannya menjadi lecet hingga terbentuk lepuhan. Lepuh adalah benjolan berisi cairan yang ada di bawah kulit. Ini biasanya terbentuk ketika kulit rusak. Lepuh tidak boleh dipecah untuk menghindari risiko infeksi.

 

5. Hiperkeratosis

Keratin adalah protein yang membuat kulit menjadi keras. Pada hiperkeratosis, kulit membentuk lapisan keratin tambahan sehingga menjadi keras. Ini terjadi sebagai respons terhadap kulit yang mengalami iritasi berulang kali.

 

Mengisap jari dapat mengiritasi dan memberi tekanan pada kulit, yang memicu hiperkeratosis. Lebih lanjut, hiperkeratosis dapat menyebabkan kondisi kulit kronis, seperti eksim dan psoriasis.

 

Baca juga: Makanan Terbaik untuk Bayi Tumbuh Gigi, Bantu Redakan Ketidaknyamanan
 

6. Kesulitan berbicara

Karena mengisap jari memengaruhi perkembangan gigi, rahang, dan langit-langit mulut, ini selanjutnya dapat mengubah cara makan dan berbicara anak. Anak yang terbiasa mengisap jari lebih mungkin mengalami cadel dan gangguan bicara lainnya, seperti ketidakmampuan mengucapkan suara konsonan keras, seperti "D" dan "T."

 

Di sini, anak membutuhkan perawatan gigi dan terapi wicara berkualitas tinggi untuk mengatasi masalah bicara. Jika tidak diatasi, anak akan kesulitan berkomunikasi secara efektif yang selanjutnya memengaruhi perkembangan emosinya.

 

7. Masalah pernapasan

Tanpa disadari, ketidaksejajaran rahang mampu memicu perubahan pola pernapasan anak. Ini lantaran kebiasaan mengisap jari mendorong perubahan pada langit-langit mulut, saluran sinus, serta struktur hidung sehingga menyebabkan komplikasi pernapasan.

 

Mums tidak harus menghentikan kebiasaan mengisap jari pada bayi atau balita. Sebab, di usia 2 tahun, kebanyakan anak sudah mampu menghentikan kebiasaan ini dengan sendirinya. Namun, jika kebiasaan berlanjut, ada baiknya Mums berkonsultasi dengan dokter anak sebelum kebiasaan ini menimbulkan berbagai efek negatif.

 

Baca juga: Mums, Kenali 7 Penyebab Speech Delay pada Anak

 

 

Baca juga:

Healthline.com. Adult thumb sucking side-effects

Hardypedoortho.com. 8-harmful-effects-of-thumbsucking-in-children

Medicalnewstoday.com. Adult-thumb-sucking

Babycenter.com. Should-i-try-to-stop-my-baby-from-sucking-her-thumb_6817