Bayi suka mengisap jempol pada minggu-minggu pertama kelahirannya. Namun, ada sebagian anak masih mengisap jempol ketika dia beranjak besar. Mengapa begitu dan apa yang harus dilakukan agar si Kecil menghentikan kebiasaan itu, ya?

 

Bayi memang suka mengisap jempolnya. Bahkan, terkadang hal tersebut sudah dilakukan sejak masih di dalam kandungan. Ini merupakan hal yang normal karena mengisap adalah refleks naluriah pada bayi ketika ia ingin makan.

 

Selain itu, mengisap jempol atau jari lainnya adalah cara bayi untuk menenangkan diri. Jadi ketika si Kecil lelah, takut, bosan, sakit, atau beradaptasi dengan hal baru, maka ia akan mengisap jempolnya. Kebanyakan anak akan berhenti mengisap jempol di usia 2-4 tahun. Ada pula yang melanjutkan kebiasaan itu sampai mereka agak besar.

 

Tips untuk Mums Jika Anak Masih Mengisap Jempol

 

  1. Jangan khawatir berlebihan

American Dental Association mengungkapkan jangan terlalu khawatir jika anak mengisap jempol. Kebiasaan mengisap jempol tidak akan merusak struktur gigi maupun rahang sampai gigi permanennya tumbuh, yang umumnya baru terjadi ketika si Kecil berusia 6 tahun.

 

Yang perlu diperhatikan justru seberapa kuat atau intens si Kecil mengisap jempol. Para ahli menyebutkan justru intensitas mengisap serta gerakan lidah lah yang dapat mengubah struktur gigi, sehingga anak-anak kemungkinan besar perlu menggunakan kawat gigi atau behel ketika beranjak besar.

 

Berdasarkan data, anak-anak yang hanya memasukkan jempol ke dalam mulutnya secara pasif berpotensi lebih kecil mengalami masalah gigi dan mulut daripada anak-anak yang mengisap jempol dengan agresif.

 

Karenanya, perhatikan tingkah laku si Kecil saat ia mengisap jempolnya. Apabila ia mengisap jempol dengan kuat, maka ada baiknya Mums berusaha untuk membantunya menghilangkan kebiasaan itu, dimulai dari usia 4 tahun.

 

  1. Alihkan perhatiannya

Identifikasi waktu, lokasi, atau kondisi si Kecil akan mengisap jempolnya, misalnya saat menonton televisi atau sedang di dalam mobil. Dengan begitu, Mums bisa mendistraksinya untuk melakukan aktivitas lain, seperti memberikannya bola kecil untuk diremas atau boneka jari.

 

Jika si Kecil mengisap jempolnya saat ia lelah, Mums bisa membiarkan si Kecil untuk tidur lebih lama atau memajukan jam tidurnya. Sementara bila ia mengisap jempol saat sedang kesal, bantu ia untuk menyalurkan emosinya melalui kata-kata. Kuncinya adalah memperhatikan kapan dan di mana si Kecil akan mengisap jempol, sehingga Mums bisa mengalihkan perhatiannya pada hal lain.

 

  1. Jangan marah

Memberikan hukuman atau marah-marah kepada si Kecil agar ia tidak mengisap jempolnya sebenarnya tidak akan menyelesaikan masalah karena ia melakukan hal tersebut untuk memberikan rasa nyaman dan aman tanpa disadari. Lagipula, memaksanya untuk berhenti melakukan yang ia suka hanya akan membuatnya semakin melakukan hal tersebut.

 

  1. Tunggu

Anak-anak biasanya akan berhenti mengisap jempol ketika ia menemukan cara lain untuk menenangkan dirinya sendiri. Jadi bila ia mengisap jempol karena lapar misalnya, lambat laun ia akan belajar jika lapar ia hanya perlu memberi tahu Mums kalau ia lapar dan meminta makanan atau camilan.

 

Nah, jika si Kecil masih mengisap jempolnya sampai usia 4 tahun, jangan terlalu khawatir ya, Mums. Lambat laun, kebiasaan itu akan hilang dengan sendirinya, kok. Namun apabila terjadi perubahan pada mulut atau gigi si Kecil, segera konsultasikan ke dokter gigi. Sedangkan bila jempol si Kecil kemerahan dan terkelupas, aplikasikanlah pelembap saat si Kecil tidur supaya tidak ada kemungkinan tertelan olehnya.

 

Referensi 

Baby Center: Thumb-sucking: Why it happens and what to do about it

What to Expect: Thumb-Sucking Baby: Is It Okay for Newborns to Suck Their Thumbs?