Tata krama adalah aspek penting yang wajib dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Tata krama membantu memastikan ketentraman, kedamaian, keadilan, dan hubungan yang baik dengan manusia lainnya. Karenanya, manusia wajib menerapkan tata krama di mana dan kapan pun.

Untuk menjadi manusia yang sopan dan mengerti tata krama, ini perlu diajarkan sejak kecil. Tidak ada kata terlalu dini untuk mengajarkan tata krama pada anak. Bahkan, keterampilan ini sudah dapat diajarkan sejak seorang anak berusia 18 bulan.

 

Jika anak tidak diajarkan tata krama sejak dini, mereka akan tumbuh menjadi anak yang kasar, senang memukul, galak, bahkan tidak sopan. Ini tentunya akan memengaruhi kemampuan anak untuk mendapatkan teman atau membangun hubungan dengan orang lain. Karenanya, orangtua tidak boleh selalu memaklumi kenakalan anak dan perlu mengajarkan mereka tata krama sejak dini.

Namun, kira-kira apa saja tata krama yang perlu diajarkan pada balita?

 

Tata Krama yang Perlu Diajarkan pada Balita

Berikut adalah beberapa tata krama yang perlu Mums ajarkan pada anak sedini mungkin.

1. Mengucapkan "tolong" dan "terima kasih"

Mengatakan "tolong" dan "terima kasih" adalah bagian pertama dari sopan santun yang perlu diajarkan oleh setiap orang tua. Mums dapat memulainya segera setelah anak mulai berbicara, biasanya di usia satu tahun.

Anak tidak akan langsung ingat untuk senantiasa mengucapkan "tolong" dan "terima kasih" setiap saat. Untuk itu, Mums perlu selalu mengingatkannya. Misalnya, saat anak meminta sesuatu atau diberi sesuatu, Mums bisa mengingatkannya dengan mengatakan "Apa kata ajaibnya?"

2. Menutup mulut saat batuk atau bersin

Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin, terlebih saat sedang berbicara dengan orang lain adalah hal yang tidak sopan dan sangat menyebalkan. Karenanya, anak perlu diajari menutup mulut saat batuk atau bersin begitu mereka mulai berinteraksi dengan orang lain.

Selain sopan santun, ini juga tentang kebersihan dan membantu orang lain merasa aman dan nyaman di sekitar kita. Jangan lupa ajarkan anak untuk melapisi tangan mereka dengan tisu atau sapu tangan saat batuk dan bersin, atau mencuci tangan setelahnya.

3. Jangan menyela

Membiarkan anak-anak menyela pembicaraan orang lain sama dengan mengajarkan mereka selalu fokus pada diri sendiri. Karenanya, jelaskan kepada anak bahwa mereka perlu menunggu jeda dalam percakapan sebelum berbicara.

Jelaskan bahwa ketika ada dua orang yang sedang berbicara, ia tidak boleh menyela kecuali itu penting. Penting juga untuk membantu anak mengidentifikasi apa yang termasuk kebutuhan mendesak, seperti terluka atau ingin ke toilet.

4. Duduk tenang saat makan

Idealnya, seorang anak berusia dua tahun sudah mampu duduk diam selama lebih dari lima menit. Gunakan waktu makan bersama untuk melatih anak duduk diam. Mums, Dads, dan anggota keluarga yang lebih besar harus duduk tenang bersama si kecil untuk memberikan contoh yang baik.

Meskipun begitu, sangat sulit bagi anak kecil untuk duduk tenang selama lebih dari lima belas menit. Jadi, jangan berharap Mums bisa membawanya ke acara penting lalu si kecil akan duduk dengan tenang selama acara berlangsung. Jika Mums cenderung membawa si kecil menghadiri acara di luar, tetap awasi si kecil karena ia bisa berlari kapan saja dirinya merasa bosan.

5. Mengucapkan "halo" dan "sampai jumpa"

Pada saat berusia dua tahun, balita umumnya bisa belajar mengatakan "halo" atau kata sapaan yang sejenisnya ketika bertemu orang baru. Mereka juga bisa mengatakan "sampai jumpa" atau "dadah" saat akan pergi. 

Namun, jangan kaget saat terkadang anak mengucapkan "halo" dengan sangat manis, dan di lain waktu si kecil menjadi malu atau menolak berbicara. Jika si kecil tidak mengatakan apa-apa, jangan marah dan memaksanya berbicara.

Wajar bagi anak kecil membutuhkan bantuan dari Mums untuk hal-hal kecil. Misalnya, saat bertemu keluarga atau orang baru, Mums bisa memandu si kecil dengan mengatakan, "coba bilang 'halo' pada tante". Umumnya, anak akan langsung mempraktikkannya dan lama kelamaan ia akan secara otomatis mengatakannya saat bertemu orang baru.

6. Bermain dengan sopan

Mainan dan bermain dengan teman-teman adalah bagian tak terpisahkan dari dunia anak-anak. Pertengkaran pertama balita biasanya juga berhubungan dengan permainan. Untuk itu, balita perlu diajarkan tata krama saat berkain. Beri tahu si kecil bahwa dia tidak bisa memonopoli semua mainan ketika bermain bersama anak-anak lain dan menetapkan aturan sederhana, seperti:

  • Tidak boleh memukul atau mendorong
  • Jika ada mainan yang ingin dimainkan semua anak, maka semuanya harus mengambil giliran.
  • Anak bisa bersenang-senang dengan cara apa pun dengan suatu mainan, tetapi jangan sampai merusaknya.
  • Mengembalikan mainan ke tempat semula setelah selesai bermain.

Di balik individu yang menjunjung tinggi sopan santun, ada peran orangtua yang selalu membimbingnya. Jadi, ajarkan si kecil tata krama sejak dini agar nantinya ia tumbuh sebagai orang dewasa yang sopan.

Sumber:

 

https://www.babycentre.co.uk/a1040590/five-ways-to-teach-your-toddler-manners

 

https://www.rd.com/article/manners-to-teach-children/

 

https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/behavioral/5-ways-to-teach-manners-to-preschoolers/