Dibandingkan dengan orang dewasa, balita tampak selalu riang. Namun, apakah ini berarti si Kecil selalu bahagia dan tidak bisa merasa stres? Kenyataannya tidak demikian. Si Kecil mungkin tidak memiliki banyak tanggung jawab seperti orang dewasa, tetapi ia juga dapat merasa stres.

 

Peristiwa seperti pindah rumah, adanya adik baru, kematian hewan peliharaan, kehilangan anggota keluarga, baru dititipkan ke tempat penitipan anak, atau berada jauh dari orang tua adalah beberapa hal yang bisa membuat si Kecil merasa stres. Terlebih lagi, anak kecil masih kesulitan menjelaskan apa yang mengganggunya, yang dapat menambah stres.

 

Baca juga: Duh, Si Kecil Sering Tantrum Menjelang Tidur!

 

Ciri-ciri Balita Stres

Dalam hal ini, bantuan dari orang tua sangatlah penting. Mums harus terus memantau perilaku anak dan menyadari saat anak merasa stres. Beberapa perilaku yang menandakan bahwa balita sedang merasa stres adalah:

  • Sakit perut atau kepala.
  • Perubahan suasana hati, seperti mudah marah atau menangis, tanpa alasan jelas.
  • Mengisolasi diri dari orang lain, seperti hanya berdiam di kamar.
  • Perubahan kebiasaan tidur.
  • Perubahan kebiasaan makan.
  • Takut pada orang, tempat, atau situasi yang biasanya bukan merupakan sumber ketakutan anak.
  • Anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah mungkin akan menjadi demam saat sedang stres.

 

Selanjutnya, jika Mums memperhatikan adanya perubahan perilaku yang menunjukkan bahwa anak sedang stres, Mums perlu membantunya mengatasi stres tersebut. Pasalnya, anak kecil masih belum memahami bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi stres.

 

Baca juga: Ini Akibatnya Jika Melarang Anak Menangis

 

Cara Membantu Balita Mengatasi Stres

Berikut adalah beberapa hal yang dapat Mums lakukan untuk membantu si Kecil mangatasi stres:

 

1. Dengarkan Anak

Minta anak untuk mengatakan apa yang salah. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tenang tanpa menghakimi, menyalahkan, menceramahi, atau mengatakan apa yang menurut Mums seharusnya dilakukan anak. 

 

Tujuan dari hal ini adalah membiarkan anak mau mengungkapkan semua kekhawatirannya dan merasa bahwa ia diperhatikan. Mums mungkin perlu memancing anak dengan mengatakan, "Lalu bagaimana selanjutnya?" untuk mendapatkan keseluruhan cerita.

 

2. Perhatikan Perilaku Anak

Beri tahu anak ketika Mums melihat ada sesuatu yang berbeda dengannya. Jika Mums melihat perubahan yang buruk, seperti meningkatnya intensitas kemarahan anak atau menangis tanpa alasan, jangan langsung memarahi anak. Bersikaplah simpatik dan tunjukkan bahwa Mums peduli dan ingin mengerti. 

 

Jika Mums tahu anak baru saja mengalami sesuatu yang baru di hidupnya, seperti baru saja dititipkan di tempat penitipan anak, sedang berada di rumah kakek atau nenek, atau berkenalan dengan teman baru, tanyakan bagaimana perasaannya akan hal tersebut. Ini dapat membantu Mums mengetahui penyebab stres dan mencari solusi untuk hal ini. Gunakan keterampilan mendengarkan terbaik Mums! Ingat, apa yang membuat anak stres bisa sangat berbeda dari apa yang membuat orang tua stres.

 

Baca juga: Tips Mengatasi Balita Memukul Kalau Lagi Marah

 

3. Ajari Anak Memberi Label pada Emosi

Anak kecil belum bisa mengidentifikasi jenis emosi yang mereka rasakan. Padahal, untuk mengelola perasaan, anak harus tahu apa yang ia rasakan. Di sini, Mums bertugas membantu anak melabeli emosi yang ia rasakan. Misalnya, anak tampak murung, Mums bisa mengatakan, "Sepertinya hari ini Adik sedang sedih?" Jika anak sedang marah, Mums bisa mengatakan, "Apa yang membuat adik marah?" Membantu anak belajar mengenal emosi dapat mengembangkan kesadaran emosi. Mengungkapkan perasaan dengan jelas juga bisa membuat anak merasa lega.

 

4. Beri Anak Waktu untuk Bermain

Semua anak senang dan perlu bermain. Jadi, pastikan anak mendapatkan haknya untuk bermain. Idealnya, di dalam permainan anak tidak ada kompetisi atau tujuan akhir. Selain itu, Mums bisa mengombinasikan permainan dengan aktivitas fisik, yang sangat penting untuk kesehatan. Ide permainan yang tepat untuk balita, meliputi mengendarai sepeda atau melempar bola.

 

5. Pastikan Anak Mendapatkan Cukup Tidur

Sama seperti orang dewasa yang bisa merasa kurang fit dan lebih emosional saat kurang tidur, anak kecil pun demikian. Tidur sangat penting, mulai dari meminimalkan stres hingga meningkatkan kinerja untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Jadi, jika Mums melihat adanya perubahan perilaku pada anak, perhatikan apakah anak mendapatkan cukup tidur atau tidak.

 

Balita masih belum mengetahui pentingnya mendapatkan tidur yang cukup dan mungkin memiliki kecenderungan untuk menolak tidur. Namun, ada berbagai hal yang bisa Mums lakukan untuk membantu anak mendapatkan tidur yang cukup, mulai dari menjauhkan anak dari gadget sejak sore hari, menciptakan lingkungan tidur yang tenang, dan memiliki kebiasaan baik sebelum tidur; seperti mendongeng atau berdoa bersama.

 

Baca juga: Duuh, Kenapa ya Si Kecil Susah Tidur?

 

6. Berikan Waktu Tenang bagi Anak

Mums memang perlu memberikan si Kecil aktivitas untuk dilakukan, seperti bermain, membantu pekerjaan rumah, membaca buku, dan bersosialisasi. Namun, menjadi terlalu sibuk juga tidak baik. Setiap orang membutuhkan waktu yang tenang untuk sekadar bermalas-malasan, begitu juga anak-anak.

 

Selain itu, ajarkan anak pentingnya menarik napas dalam-dalam. Cobalah dan buat rutinitas harian dengan mengambil 5-10 napas dalam-dalam untuk mendapatkan ketenangan dan fokus.

 

Jika Mums melihat anak mengalami situasi stres, ajak anak untuk bernapas dalam-dalam. Seiring waktu, anak akan paham bahwa ia perlu menarik napas dalam-dalam saat menghadapi situasi yang kacau agar dirinya merasa lebih baik.

 

7. Kelola Stres Mums Sendiri

Stres itu menular. Faktanya, manusia secara alami dan secara tidak sadar meniru perilaku, postur, dan ekspresi wajah orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di sekitarnya. Jadi, saat orang tua stres, anak-anak akan memahaminya dan juga bisa mengalami stres.

 

Karenanya, penting bagi Mums untuk belajar mengelola stres yang Mums rasakan. Dengan begitu, anak akan melihat perilaku positif dalam diri Mums dan belajar mengelola stres dari Mums.

 

Melihat anak stres tentunya membuat Mums ikut merasa khawatir. Alih-alih tenggelam dalam kecemasan, akan jauh lebih baik jika Mums membantu anak mengatasi stres yang ia rasakan. Belajar manajemen stres sejak balita akan membuat anak menjadi lebih memahami dirinya sendiri, yang tentunya akan bermanfaat bagi masa depannya kelak. (AS)

 

Baca juga: Adakah Risiko pada Janin Jika Ibu Hamil Sering Menangis?

 

 

Referensi

Wapave.org. Stress-children-ages-0-3

Psychcentral.com. 7-tips-for-helping-your-child-manage-stress

Hopkinsallchildrens.org. Helping-Kids-Cope-With-Stress

Parentingmontana.org. Stress-and-anxiety-for-your-3-year-old

Hbr.org. Re-entry-stress-is-contagious-heres-how-to-protect-yourself