Menangis adalah bentuk luapan emosi. Aktivitas ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, misalnya terharu, sedih, bahkan stres. Sebenarnya, menangis adalah hal yang biasa terjadi pada siapa pun dan bisa saja terjadi pada ibu hamil. Bila ibu hamil menangis karena bahagia atau terharu mungkin tidak membawa reaksi atau kondisi yang buruk pada janin.

 

Namun, jika ibu menangis karena sedih atau stres, sebaiknya lebih waspada. Pasalnya, hal ini dapat membawa sejumlah risiko bagi kandungan, tak terkecuali janin yang sedang berkembang.

 

Baca juga: Dampak Stres pada Kesehatan Kulit, Termasuk Rambut dan Kuku
 

Risiko pada Janin Jika Ibu Hamil Sering Menangis

Menangis atau sedih berkepanjangan akibat stres atau depresi tentu tidak sehat, terlebih pada ibu hamil. Berikut ini risiko pada janin jika ibu hamil stres.

 

1. Janin kekurangan nutrisi

Bila ibu hamil menangis terus-menerus, ia bisa mengalami stres berat, gangguan kecemasan, bahkan depresi. Kondisi-kondisi tersebut dapat berpengaruh pada kesehatan ibu, seperti sulit tidur dan nafsu makan menurun. Jika hal ini terjadi, tubuh ibu akan kekurangan energi dan nutrisi. Padahal, nutrisi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk tumbuh kembang janin.

 

2. Tubuh kekurangan energi

Selain kekurangan nutrisi, menangis berkepanjangan dapat menguras energi. Tidak hanya membuat ibu hamil kelelahan, namun kekurangan energi juga dapat menghambat perkembangan janin. Terlebih lagi saat hamil, kebutuhan energi ibu mengalami peningkatan yang cukup drastis.

 

3. Dehidrasi atau kekurangan cairan

Pada kondisi tertentu, air mata mungkin perlu untuk membersihkan mata dari debu dan kotoran. Namun, saat ibu hamil menangis berkepanjangan, air mata yang terus menerus dikeluarkan dapat membuat tubuh ibu kekurangan cairan. Selain membuat ibu kehausan dan kelelahan, kurangnya cairan juga dapat mengurangi suplai darah ke janin.

 

Baca juga: Tips Mengatasi Rasa Cemas Menjelang Persalinan, Agar Janin Tak Ikut Stres
 

4. Berisiko keguguran atau bayi lahir prematur

Keguguran dan kelahiran prematur merupakan keadaan janin saat ibu hamil mengalami stres berat yang sangat penting untuk diwaspadai. Melansir jurnal Frontiers in Endocrinology, keguguran atau persalinan dini dapat terjadi karena terpicunya peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) saat Mums stres dan cemas.

 

Seharusnya, hormon ini dihasilkan oleh tubuh jika janin sudah siap dilahirkan. Namun, karena ketidakseimbangan hormonal, hormon CRH memaksa janin untuk dikeluarkan. Akibatnya terjadilah keguguran atau persalinan prematur.

 

5. Mengganggu proses perkembangan saraf bayi

Janin yang terus menerus mendapatkan hormon stres akibat ibu hamil menangis bisa mengalami stres kronis akibat ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan sistem sarafnya.

 

Hal ini berdasarkan penelitian dari University of California-Irvine dan Association for Psychological Science. Studi tersebut menjelaskan adanya risiko gangguan saraf pada bayi yang dikandung oleh ibu hamil yang menangis karena stres.

 

Baca juga: Tips Mengatasi Stres Selama Kehamilan

 

6. Anak berisiko mengalami depresi di kemudian hari

Reaksi janin saat ibu menangis tidak hanya berdampak saat ia dalam kandungan, tetapi ternyata bisa menetap dalam tubuh si kecil dan muncul saat ia dewasa kelak. Sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal JAMA Psychiatry menyatakan bahwa ibu hamil yang menangis karena depresi berisiko berefek pada janinnya kelak. Ya, anak yang nantinya tumbuh dewasa berisiko mengalami depresi dan masalah kejiwaan lainnya.

 

7. Meningkatkan risiko gangguan kecerdasan pada anak

Selain depresei, keadaan janin saat ibu menangis lainnya yang perlu diwaspadai adalah gangguan akibat sistem saraf yang terganggu. Riset yang diterbitkan oleh jurnal Clinical Obstetrics Gynecology menunjukkan bahwa stres yang berkepanjangan saat hamil dapat meningkatkan risiko gangguan emosi, dan penurunan kecerdasan, dan autisme pada anak.

 

8. Memengaruhi struktur otak anak

Selain itu, anak-anak yang lahir dari ibu yang sering merasa cemas ketika hamil juga akan memiliki perbedaan struktur pada otaknya. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melihat efek jangka panjang dari perbedaan struktur otak tersebut.

 

Baca juga: Hindari 5 Coping Mechanism Tidak Sehat Ini untuk Mengurangi Stres!