Dokter spesialis yang biasa menangani gangguan kesuburan atau infertilitas biasanya adalah dokter kandungan (obgyn) atau urologi yang sudah menempuh pendidikan lanjutan khusus masalah gangguan reproduksi. Sebenarnya, dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang mendalami gangguan reproduksi ini tidak bekerja sendiri.

 

Mums bisa mendatangi dokter spesialis atau tenaga kesehatan ahli lainnya yang juga kompeten mengatasi masalah infertilitas. Dengan mendatangi dokter yang tepat, maka masalah yang yang dialami dapat ditangani dengan benar dan keinginan untuk cepat dapat momongandapat terwujud. 

 

Baca juga: Promil Anak Kembar? Sangat Bisa Mums!
 

5 Dokter Spesialisasi Infertilitas

Ada beragam dokter spesialis fertilitas. Dokter fertilitas yang terbaik tergantung dari riwayat dan kebutuhan medis Mums dan Dads.

 

1. Dokter Endokrinologi Reproduksi

Dokter endokrinologi reproduksi adalah dokter obgin yang mengambil subspesialis gangguan kesuburan yang paling banyak menangani masalah-masalah infertilitas. Biasanya di Indonesia, gelar dokternya adalah SpOG-KFER, artinya konsultan fertilitas endokrinologi reproduksi.

 

Dokter endokrinologi reproduksi akan merekomendasikan, melakukan, dan memberikan beragam tes dan pengobatan infertilitas, termasuk inseminasi dan IVF (program bayi tabung). Dokter endokrinologi reproduksi juga bisa membantu pasien penderita kanker terkait infertilitas, bekerja sama dengan dokter onkologi.

 

2. Dokter Spesialis Andrologi

Dokter spesialis andrologi(Sp.And)  adalah dokter yang telah menyelesaikan pendidikan lanjut tentang seksualitas dan fertilitas pria. Dokter andrologi bisa melakukan evaluasi dan mengobati masalah fertilitas pria sendiri atau bekerja sama dengan dokter endokrinologi reproduksi.

 

Dokterspesialis andrologi biasanya memeriksa lebih dalam untuk menemukan penyebab rendahnya jumlah sperma dan mengobatinya agar pasangan bisa punya anak secara alami tanpa IVF. Dokterspesialis andrologi juga bisa melakukan biopsi testis dan mengobati infeksi sistem reproduksi, disfungsi ereksi, dan lainnya.

 

3. Dokter Bedah Reproduksi

Jenis dokter fertilitas lainnya adalah dokter bedah reproduksi. Meskipun dokter endokrinologi reproduksi juga bisa melakukan prosedur bedah, dokter bedah reproduksi memiliki lebih banyak training terkait prosedur bedah. Dokter bedah reproduksi juga bisa mengobati pasien dengan masalah yang melebihi infertilitas saja. 

 

Pendidikan utama dokter bedah reproduksi biasanya adalah ginekologi atau urologi. Sebagai contoh, dokter bedah reproduksi bisa mengangkat fibroid atau mengobati endometriosis lewat prosedur bedah.

 

4. Ahli Imunologi Reproduksi

Ahli imunologi reproduksi menggabungkan pengetahuan tentang imunologi dan obat reproduksi. Ahli imunologi reproduksi bisa menangani kasus-kasus seperti keguguran berulang, infertilitas yang penyebabnya tidak dapat diketahui, atau kegagalan IVF berulang yang penyebabnya tidak diketahui.

 

Mums dan Dads juga bisa berkonsultasi dengan ahli imunologi reproduksi jika memiliki endometriosis atau penyakit autoimun, seperti lupus atau arthritis rheumatoid. Ahli imunologi reproduksi bisa jadi dokter atau ilmuwan dan biasanya bekerja sama dengan dokter endokrinologi reproduksi untuk mengobati pasangan yang infertil.

 

5. Staf Klinik Fertilitas

Kebanyakan klinik fertilitas dipimpin atau diarahkan oleh dokter endokrinologi reproduksi atau sebuah tim yang terdiri dari sekelompok dokter endokrinologi reproduksi. Beberapa klinik fertilitas memiliki staf dokter andrologi juga. 

 

Jarang ada klinik fertilitas yang memiliki staf ahli imunologi reproduksi, tapi bukan berarti klinik tidak akan bekerja sama dengan ahli imunologi reproduksi pada kasus-kasus spesifik. 

 

Selain dokter fertilitas, klinik fertilitas juga punya perawat yang sudah dilatih dan berpengalaman dalam pengobatan reproduksi. Beberapa klinik juga punya staf ahli akupuntur, ahli nutrisi, dan konselor. 

 

Baca juga: Tak Kunjung Hamil, Ajak Suami Cek Sperma, yuk!
 

Haruskah Ke Dokter Spesialis Fertilitas?

Kalau usia Mums masih muda dan pemeriksaan fertilitas menunjukkan Mums dan Dads cukup normal, maka boleh saja berkonsultasi dengan dokter obgyn atau kandungan selama 6 bulan. Kalau pemeriksaanmenunjukkan adanya masalah infertilitas yang cukup ringan, Mums boleh saja tetap berkonsultasi dengan dokter obgyn selama 6 bulan. 

 

Namun, kalau usia Mums di atas 35 tahun, atau hasil tes kesuburan menunjukkan adanya masalah yang lebih serius, (seperti tuba falopi tersumbat atau jumlah sperma rendah), maka sebaiknya konsultasi dengan dokter atau klinik spesialis fertilitas.

 

Baca juga: Makan Apa Ya agar Cepat Hamil? Ini Dia Pilihan Makanannya!

 

 

Sumber:

VeryWellFamily. Types of Fertility Doctors and Specialties. Agustus 2020.
Quaas A, Dokras A. Diagnosis and treatment of unexplained infertility. Rev Obstet Gynecol. 2008