Stres, baik dalam jangka waktu pendek maupun lama, dapat memengaruhi seluruh tubuh Kamu, termasuk rambut, kuku, dan kulit.Perlu diketahui bahwa stres menyebabkan respons kimiawi dalam tubuh, membuat kulit lebih sensitif dan reaktif. Bagaimana pun, stres adalah bagian dari hidup. Setiap orang, termasuk Kamu, pasti pernah mengalami stres. Yang terpenting adalah, bagaimana cara kita menangani stres. 

 

Geng Sehat, Kamu perlu tahu bahwa stres menyebabkan tubuh membuat hormon seperti kortisol yang memberi tahu kelenjar di kulit untuk membuat lebih banyak minyak. Kulit berminyak lebih rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya seperti eksim. Jadi, apabila kamu mengalami masalah pada kulit yang tidak kunjung sembuh atau terus muncul, pikirkan kembali cara Kamu menangani stres.

 

Baca juga: Cara Mengatasi Perut Gatal saat Hamil

 

Dampak Stres Pada Kesehatan Kulit

Stres atau ketegangan emosional yang kita alami berasal dari kehidupan sehari-hari yang tidak dapat dihindari, termasuk pekerjaan, masalah keluarga, keuangan, lingkungan, dan juga tekanan dari media sosial. Sementara itu, kecemasan yang awalnya muncul di otak, bisa berdampak secara fisik, tidak sekadar membuat bahu tegang atau alis berkerut saja.

 

Stres dapat memicu atau memperburuk berbagai masalah kulit seperti jerawat, psoriaris, eksim, dan bahkan penipisan rambut. Stres menyebabkan perubahan kimiawi otak dan tubuh. Berdampak signifikan pada kulit kita karena dua hal tersebut merupakan koneksi otak dengan kulit.

 

Untuk mengetahui bagaimana stres dan kecemasan dapat memengaruhi kulit, yang harus kita pahami pertama kali adalah sistem endokrin. Sistem endokrin terdiri dari sejumlah kelenjar yang menghasilkan hormon. Jika semuanya sudah siap, memungkinkan tubuh manusia bekerja seperti mesin yang diminyaki dengan baik. Namun, ketika faktor luar seperti stres terlibat, sistem rumit ini bisa lepas dari sinkronisasi.

 

Saat stres, tubuh memproduksi kortisol berlebih yang sering disebut sebagai hormon stres. Berdampak negatif pada segala hal, mulai dari sistem kekebalan tubuh hingga tekanan darah. Stres meningkatkan produksi kortisol dari kelenjar adrenal, yang pada gilirannya, meningkatkan aktivitas kelenjar sebasea untuk menghasilkan lebih banyak minyak dan sebum.

 

Akibatnya, timbul jerawat dan peningkatan kepekaan kulit. Kortisol juga melemahkan sistem kekebalan kulit, menyebabkan stres oksidatif yang bermanifestasi sebagai keriput, kerutan di wajah, dan kulit kusam.

 

Dengan cara yang sama, tubuh Kamu berhenti memproduksi rambut pada saat stres berkepanjangan. Stres akan membuat kuku berhenti, di mana kuku tidak akan bertahan hidup. Jadi, ketika tiba waktunya bagi tubuh untuk mendistribusikan energi untuk mempercepat penyembuhan, kuku bukanlah prioritas utama. Selain itu, kuku bisa menjadi rapuh atau mulai mengelupas saat stres.

 

Baca juga: 5 Makanan Pemicu Jerawat dan Berbagai Masalah Kulit, Bikin Gagal Glowing!

 

Cara Mengelola Tingkat Stres

Kecemasan atau stres yang dipicu oleh kondisi kulit seperti eksim, dapat memperburuk kondisi akibat respons peradangan tubuh seperti memproduksi kortisol atau mengganggu tidur. Stres juga membuat kita cenderung melakukan kebiasaan tidak sehat seperti bekerja lebih lama, minum lebih banyak kafein atau alkohol, merokok, dan mengonsumsi junk food.

 

Sebuah penelitian pada tahun 2015 tentang efek stres sebagai faktor penyebab psoriaris menyimpulkan bahwa setengah dari peserta mengatakan bahwa pengalaman pertama mereka dengan penyakit tersebut datang ketika mereka mengalami masa yang sulit. Sementara 63 persen mengatakan bahwa gejala tersebut memburuk ketika mereka merasa cemas, stres, atau di bawah tekanan.

 

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 terhadap mahasiswa kedokteran. Sebanyak 74 persen mengakui bahwa jerawat lebih banyak muncul saat mereka mengalami stres dan juga kecemasan. Namun begitu, masalah kulit yang disebabkan oleh stres dapat dikurangi dengan perawatan diri sehari-hari.

 

Para ahli merekomendasikan makan makanan seimbang yang sehat, melindungi kulit dari sinar UV dengan menggunakan SPF faktor tinggi dan menggunakan pelembap yang mengandung bahan anti-inflamasi ke dalam rutinitas perawatan kulit. Hal tersebut dapat membantu memperbaiki kemerahan, pengelupasan, atau gatal di kulit.

 

Meski begitu, penting untuk mengatasi akar masalah dan mencoba mengelola tingkat stres. Ada banyak cara untuk mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari, misalnya melakukan yoga, meditasi, olahraga, berbicara dengan teman, atau memiliki rutinitas tidur yang baik.

 

Baca juga: Perawatan Kulit Terkini dengan DNA Salmon, Kulit Muda Kembali!

 

 

Referensi:

WebMD. Effects of Stress on Your Skin

Independent. How stress affects your skin and what to do about it, according to experts

Huffpost. 6 Ways Stress Is Messing With Your Skin, According To Dermatologists