Perubahan hormon selama kehamilan memang menimbulkan banyak ketidaknyamanan bagi Mums. Sejumlah keluhan, seperti nyeri punggung, sembelit, atau bahkan perubahan suasana hati, kerap dirasakan oleh ibu hamil.

 

Nah, selain keluhan-keluhan tersebut, ada pula keluhan yang cukup umum dialami oleh Mums selama hamil, yakni migrain atau sering kita kenal juga dengan istilah sakit kepala sebelah. Kira-kira apa sih penyebab migrain selama hamil dan bagaimana mengatasinya? Yuk, simak selengkapnya berikut ini!

 

Baca juga: 6 Keluhan yang Umum Dialami oleh Ibu Hamil
 

Apakah Migrain Umum Terjadi Selama Kehamilan?

Tidak seperti gejala kehamilan lainnya, seperti mual atau nyeri punggung, migrain sebenarnya tidak selalu dialami oleh setiap ibu hamil. Namun, diperkirakan sekitar 16% wanita mengalami migrain pertama mereka selama hamil.

 

Kondisi ini juga lebih umum terjadi pada trimester pertama. Terhitung sekitar 75% ibu hamil mengalami migrain di trimester pertama kehamilan mereka dan umumnya akan mereda dengan sendirinya seiring perkembangan usia kehamilan. Meski begitu, ada pula beberapa wanita yang kondisi migrainnya tidak kunjung membaik atau kambuh sepanjang masa kehamilan hingga menjelang persalinan.

 

Apa Penyebab Migrain Selama Hamil?

Sekitar 25% wanita diperkirakan pernah mengalami migrain dalam hidupnya. Selain itu, anak-anak yang memiliki orang tua dengan kondisi serupa juga dua kali lebih berisiko menderita migrain saat dewasa. Beberapa ilmuwan menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh gangguan neurologis, sehingga sangat mungkin jika diturunkan secara genetik dari generasi ke generasi.

 

Selain karena adanya faktor genetik, migrain juga dipercaya terjadi akibat adanya faktor pemicu tertentu. Pada wanita, faktor pemicu paling umum adalah fluktuasi kadar hormon, terutama naik turunnya kadar hormon estrogen.

 

Ibu hamil lebih sering mengalami migrain di trimester pertama kehamilan. Hal ini karena pada trimester pertama kehamilan hormon estrogen belum stabil. Di samping itu, adanya peningkatan volume darah yang biasa terjadi pada trimester pertama kehamilan bisa semakin memperparah kondisi migrain.

 

Saat pembuluh darah di otak mengembang untuk mengakomodasi aliran darah ekstra, pembuluh darah tersebut dapat menekan ujung saraf yang sensitif, lalu akhirnya menimbulkan rasa sakit.

 

Beberapa hal lain yang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya migrain, antara lain:

- Kurangnya durasi tidur. American Academy of Family Pysicians merekomendasikan durasi tidur ibu hamil sekitar 8-10 jam setiap malam.

- Dehidrasi. Menurut American Migraine Foundation, sepertiga dari penderita migrain mengatakan bahwa dehidrasi adalah pemicunya. Oleh karena itu, wanita hamil sangat disarankan minum sekitar 10 cangkir atau 2,4 liter cairan setiap hari.

- Konsumsi makanan tertentu, seperti cokelat, anggur, dan makanan yang mengandung banyak MSG.

- Paparan cahaya terang dan intens.

- Paparan bau yang terlalu kuat.

- Perubahan cuaca.

 

Baca juga: Kelelahan Saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
 

Bagaimana Penanganan Migrain Selama Hamil?

Migrain yang terjadi selama hamil tentu sangat mengganggu. Maka dari itu, Mums harus tahu penanganan yang tepat untuk kondisi ini.

 

Penanganan di rumah

Sebagai pertolongan pertama, Mums dapat melakukan perawatan mandiri di rumah. Penanganan yang bisa Mums lakukan adalah:

- Ketahui pemicu migrain, sehingga Mums bisa menghindari pemicunya di kemudian hari.

- Gunakan kompres dingin dan hangat. Kompres dingin dapat diletakkan di atas kepala untuk meringankan rasa sakit. Sementara kompres atau bantalan hangat dapat diletakkan di bagian leher belakang untuk meredakan ketegangan pada otot.

- Sebisa mungkin istirahatkan tubuh dengan mematikan lampu atau menghindari paparan cahaya yang intens.

 

Obat-obatan yang dapat dikonsumsi

Menurut American Academy of Family Physicians, ada beberapa golongan obat yang terbilang masih aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil yang mengalami migrain. Obat-obatan tersebut yaitu parasetamol dan metoklopramid.

 

Hindari mengonsumsi obat jenis aspirin atau opiod karena berisiko membahayakan janin dan juga Mums. Sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter terkait penggunaan obat untuk mengatasi migrain.

 

Perubahan hormon yang terjadi selama hamil memang menimbulkan beberapa ketidaknyamanan, salah satunya migrain. Namun, dengan mengetahui pemicu migrain, Mums dapat mencegah dan melakukan penanganan yang tepat. (AS)

 

Baca juga: Pelajari Teknik Olah Napas untuk Ibu Hamil
 

 

Referensi

First Cry Parenting. "Migraines During Pregnancy: How to Deal With it?".

Healthline. "What You Can Do About Migraine Attacks During Pregnancy".

WebMD. "Migraine Headaches and Pregnancy".