Mungkin tidak ada ibu hamil yang tidak dihinggapi secuil kekhawatiran. Banyak hal yang dapat menjadi sumber pemicu kegelisahaan calon ibu. Mulai dari rasa cemas tentang kondisi kehamilan, keselamatan bayi saat melahirkan, hingga ragu akan kapasitas diri untuk menjalani peran sebagai ibu.

 

Persiapan persalinan dan fase adaptasi yang sudah menunggu sebagai seorang ibu, memang bukan dua hal yang mudah untuk dijalani sekaligus. Namun, jangan tambahkan beban pikiran di momen bahagia ini ya, Mums! Pusatkan perhatian pada si Kecil, alih-alih terkonsumsi pikiran tidak penting.

 

Bila Mums mengalami stres yang berkepanjangan, dampak buruknya terhadap mempengaruhi kondisi bayi di dalam rahim. Ketika stres, tubuh mendapat sinyal menyerupai keadaan bahaya, sehingga secara alami melepaskan hormon kortisol dan hormon lainnya sebagai langkah antisipasi. Denyut jantung pun menjadi lebih cepat dari biasanya.

 

Mengelola stres dengan baik dapat membantu tubuh untuk kembali pada titik keseimbangan awal. Sebaliknya, stres yang dibiarkan saja atau tidak dikelola dengan baik berisiko mengubah sistem manajemen stres alami yang dimiliki tubuh. Akibatnya, ibu hamil justru bereaksi berlebihan dan memicu respons yang berkobar-kobar. Hal ini tidak baik untuk kehamilan serta mengundang masalah pada perkembangan janin. Pahami lebih lanjut yuk, agar sukses menyingkirkan potensi stres bagi janin.

 

Baca Juga : Orang Tua, Hati-hati Karena Anak juga Bisa Stres

 

Dampak Stres bagi Janin

Berikut adalah beberapa bahaya stres yang tidak dikelola dengan baik untuk kesehatan ibu dan janin.

  • Berpengaruh terhadap otak janin. Stres kronis berkontribusi terhadap adanya kelainan proses pembentukan otak janin. Kelainan ini, menurut beberapa penelitian, dapat memicu masalah perilaku pada tahap pertumbuhan bayi. 
  • Berdampak kepada tumbuh kembang bayi. Beberapa data menunjukkan bahwa pemicu stres kronis pada ibu hamil yang tidak diiringi dengan kemampuan manajemen stres yang baik dikaitkan dengan kelahiran bayi dengan berat badan rendah atau lahir prematur. Hal ini disebabkan menurunnya aliran darah ke rahim yang dapat secara signifikan memengaruhi tumbuh kembang janin.
  • Kelahiran prematur. Stres juga dapat memengaruhi plasenta ibu hamil. Ketika ibu hamil mengalami stres, terutama pada trimester pertama, plasenta meningkatkan produksi hormon pelepas kortikotropin (CRH). Hormon ini bertugas mengatur durasi kehamilan. Kadar hormon tersebut yang lebih tinggi dari seharusnya dapat mempercepat durasi kehamilan, sehingga bayi berisiko lahir prematur.
  • Berkurangnya pasokan oksigen untuk janin. Ketika ibu hamil merasakan kecemasan, tubuhnya akan memproduksi hormon stres yang bisa berdampak kepada janin, yaitu epinephrine dan norepinephrine yang berefek mengencangkan pembuluh darah dan mengurangi suplai oksigen ke rahim.
 
Baca Juga : Redakan Stres dalam Waktu 2 Menit Saja

 

Tips Mengatasi Stres Menjelang Persalinan

Stres pada ibu hamil, sebenarnya merupakan tantangan kehamilan yang normal. Namun, jangan biarkan stres menjadi berkepanjangan dan menjadi makin parah. Beberapa langkah penanganan stres berikut dapat Mums terapkan sejak awal hamil. Mums bisa  lebih tenang dalam menghadapi kehamilan dan mempersiapkan diri untuk menjadi seorang ibu pada masa persalinan.

  • Bertukar pikiran dan perasaan. Ceritakan apa yang dicemaskan kepada pasangan, agar Mums merasa lebih baik. Berbagi pengalaman pada sesama ibu hamil dengan karakter yang pengertian dan supportif, juga dapat menenangkan.
  • Cukupi istirahat. Ibu perlu memiliki waktu istirahat dan waktu khusus untuk diri sendiri. Usahakan untuk rutin tidur siang.
  • Manfaatkan setiap waktu untuk berkomunikasi dengan Si Kecil. Mums bisa mendongeng, melantunkan doa, atau menyanyikan lagu. Suara seorang ibu sudah dapat disimak oleh bayi di dalam kandungan, sejak usianya menginjak 23 minggu. Seluruh bentuk obrolan ini bermanfaat sebagai penguat ikatan antara Mums dan bayi. Tak jarang, ikatan batin ini bisa membantu Mums memahami situasi Si Kecil di dalam rahim, saat persalinan nanti.
  • Berolahraga. Olahraga ringan seperti berenang dan berjalan-jalan aman untuk dilakukan oleh ibu hamil. Kegiatan ini dapat membantu memperbaiki suasana hati. Jangan lupa untuk melakukan pemanasan ringan.
  • Siapkan biaya persalinan dan perlengkapan bayi sejak jauh hari. Buatlah semacam skala prioritas, agar masalah keuangan tidak menambah daftar kecemasan. Pilih mana perlengkapan bayi yang masih bisa dipinjam dari keluarga, dan mana yang memang harus dibeli sendiri.
  • Mengatasi masalah perjalanan.Bila ibu merupakan seorang pekerja, tanyakan kepada pihak manajemen apakah diperbolehkan untuk mengurangi waktu bekerja. Bila ibu bepergian menggunakan transportasi umum, pastikan untuk duduk. Bila tidak ada orang yang menawarkan tempat duduk, Mums dapat meminta dengan sopan.
  • Persiapkan diri untuk menjadi orang tua.  Mengasuh dan mendidik anak,  membutuhkan keterampilan dalam kehidupan berkeluarga. Ibu bisa mempelajarinya dengan bertanya kepada orang tua atau teman yang telah berpengalaman mengenai  tips yang bermanfaat.
  • Pola makan yang baik. Makanan sehat diperlukan untuk kesehatan fisik sekaligus psikis. Upayakan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi, protein, vitamin, dan mineral yang cukup. Selain itu, pastikan untuk meminum air putih setidaknya 1,5 liter per hari.
  • Pelajari teknik pernapasan dan meditasi. Teknik pernapasan sangat berguna hingga waktu persalinan tiba.
  • Nikmati tawa. Bertemu dengan sahabat atau menonton film yang lucu, hanyalah sedikit dari sekian banyak cara relaksasi yang dapat membuat Mums merasa senang.

 

Kehamilan seharusnya tidak dikuasai oleh emosi dan stres yang berlebih. Jadilah pribadi yang merayakan kehamilan dengan kendali positif dan aktivitas bahagia. Latihlah pikiran Mums untuk mengurangi kecemasan-kecemasan yang datang. Jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikolog, jika stres yang dialami, belum bisa Mums kelola sendiri. Mums tidak perlu berlebihan merasa cemas terhadap segala sesuatu. Bila rasa cemas menyerang, seranglah balik dengan keyakinan dan wawasan. Yakinlah bahwa si Kecil telah memilih waktu yang terbaik untuk lahir. Ia pun akan sehat dan selamat saat hadir di pelukan Mums.

 
Baca Juga : Meditasi untuk Kontrol Pikiran dan Hidup Lebih Berkualitas