Yang namanya anak-anak, pasti memiliki masalah perilaku, karena mereka masih belajar. Normal-normal saja Mums, kalau si Kecil terkadang tantrum. Namun, ada masalah perilaku pada anak yang tidak boleh diabaikan, Mums.

 

Masalah-masalah perilaku ini dapat menimbulkan kekhawatiran dan dampak yang serius. Berikut masalah perilaku pada anak yang tidak boleh diabaikan! 

 

Baca juga: Haruskah Bercerai Jika Pasangan Selingkuh?
 

Jangan Abaikan 5 Masalah Perilaku pada Anak Ini!

Mums, kalau anak memiliki masalah perilaku seperti yang disebutkan di bawah ini, jangan diabaikan, ya:

 

1. Mengganggu saat Mums sedang Berbicara

Mungkin si Kecil sedang semangat ingin memberi tahu Mums tentang suatu hal atau menanyakan sesuatu. Namun, membiarkan anak mengganggu pembicaraan Mums tidak mengajarkannya tentang bagaimana berbudi baik atau berperilaku ketika Mums sedang sibuk.

 

Alhasil, anak akan merasa berhak mendapatkan perhatian orang lain dan tidak bisa bertoleransi terhadap rasa frustrasi. Lain kali kalau Mums sedang menelepon atau mengunjungi teman, jelaskan pada si Kecil tentang apa yang akan terjadi dan perilaku seperti apa yang Mums inginkan dari si Kecil. 

 

Mungkin Mums bisa mengatakan, “Mama mau bicara di telepon dulu sebentar. Mama gak bisa main atau bicara dengan adik ya, sampai Mama menutup telepon. Adik ambil krayon dulu sana, jadi adik bisa menggambar sambil menunggu Mama,”.

 

2. Bermain Terlalu Kasar

Mums mungkin sudah tahu bahwa Mums harus segera bertindak kalau si Kecil memukul temannya. Tapi, perilaku agresif yang lebih halus pun, seperti mendorong kakak atau adiknya, tidak boleh diabaikan.

 

Penting memiliki aturan zero-tolerance dalam mengatasi perilaku agresif pada anak. Kalau Mums tidak bertindak, perilaku kasar bisa menjadi kebiasaan. Jelaskan kepada si Kecil bahwa perilaku agresif tidak boleh dilakukan.

 

Baca juga: 5 Tips Jitu saat Anak Takut ke Dokter
 

3. Pura-pura Tidak Mendengar Mums

Menyuruh anak sebanyak dua, tiga, atau bahkan empat kali untuk melakukan suatu hal yang tidak ingin ia lakukan, misalnya seperti menyuruhnya tidur atau membereskan mainan, sama saja mengirim sinyal kepada anak bahwa tidak mendengarkan orang tua merupakan hal yang boleh dilakukan. 

 

Mengingatkan anak berkali-kali hanya akan melatih anak untuk menunggu peringatan selanjutnya daripada memerhatikan instruksi Mums ketika pertama kali Mums katakan. Jika dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan si Kecil menjadi suka mengontrol. 

 

Supaya anak lebih memerhatikan suruhan Mums, coba bicara baik-baik dan dengan serius, pastikan pandangan Mums sejajar dengan pandangan si Kecil. Pastikan juga si Kecil memberi respons yang baik. 

 

4. Mengambil Makanan atau Melakukan Suatu Hal Sendiri

Mungkin menguntungkan bagi Mums kalau si Kecil mandiri, bisa mengambil camilannya sendiri atau menyalakan TV sendiri. Tapi membiarkan anak mengontrol aktivitas yang perlu Mums awasi tidak mengajarkan anak untuk mengikuti aturan.

 

Mungkin Mums merasa bangga melihat si Kecil yang baru berusia 3 atau 4 tahun sudah bisa mengambil camilannya sendiri dari dalam lemari, tetapi ketika dia berusia 8 tahun dan sedang bermain ke rumah temannya, karena kebiasaannya tersebut, si Kecil bisa saja mengambil makanan temannya tanpa minta izin dulu. 

 

5. Memiliki Perilaku Lancang

Mungkin Mums berpikir anak-anak tidak akan memutar mata atau menggunakan nada bicara negatif hingga ia memasuki usia remaja. Namun nyatanya, perilaku lancang seringkali dimulai sejak usia pra-sekolah. 

 

Jika anak memiliki perilaku ini, katakan kepada mereka bahwa memutar mata seperti itu tidak baik dilakukan. “Adik boleh saja enggak suka perkataan mama, tapi tidak baik jika adik memutar mata seperti itu,”. 



Baca juga: Si Kecil Sudah Masuk Sekolah, Ini Dukungan yang Bisa Mums Berikan!
 

Sumber:

Parents. 6 Behavior Problems You Shouldn't Ignore. Juli 2022.
Very Well Family. 4 Behavior Problems in Children You Shouldn't Ignore. Mei 2021.