Jadi ibu harus kuat dan tak boleh mengenal lelah? Enggak harus, kok. Bahkan, memang ada beberapa alasan wajar jika Mums merasa lelah. Yuk, baca lebih lanjut di sini.

 

Kenapa Seorang Ibu Mudah Merasa Bersalah?

Entah siapa yang memulai, tapi seorang ibu seringkali dituntut untuk menjadi sosok yang kuat dan “tahan banting”. Bahkan, untuk mengeluh lelah akan dibayangi rasa bersalah. Padahal, ibu mana pun boleh banget kok merasa lelah.

 

Kenapa ya, para ibu sangat mudah dihantui rasa bersalah? Perlu kita sadari, menjadi ibu bukan hanya pekerjaan. Itu juga merupakan bagian besar dari identitas kita. Inilah yang membuat tekanan untuk tampil sempurna sangat tinggi karena kita menghubungkan kesuksesan kita sebagai seorang ibu dengan nilai kita sendiri. 

 

Di samping itu, tak bisa dimungkiri bahwa kita seringkali mengukur prestasi sebagai seorang ibu dari hasil membandingkannya dengan kehidupan orang lain. Kita bisa dengan mudah merasa gagal atau sudah menjadi ibu yang buruk karena tidak mampu melakukan atau memberikan seperti ibu lain yang dilihat di media sosial. Belum lagi, membesarkan seorang manusia adalah tanggung jawab besar. Ketika taruhannya sangat tinggi, lebih mudah untuk menyalahkan diri sendiri jika ada sesuatu yang tidak beres. 

 

Banyak hal yang bisa memicu rasa bersalah seorang Mums. Namun beberapa di bawah ini, cukup familiar terjadi dan dirasakan:

  1. Tidak bisa atau kurang lama menyusui si Kecil.
  2. Membolehkan si Kecil main gadget lebih lama.
  3. Si Kecil terjatuh dan Mums tak sempat untuk menolongnya.
  4. Pola makan si Kecil, seperti kurang makan sayur dan buah, atau memberikan si Kecil MPASI fortifikasi ketimbang memasaknya sendiri.
  5. Memilih untuk bekerja dan tidak bisa menghabiskan banyak waktu dengan si Kecil.
  6. Tidak punya banyak ide untuk mengajak anak bermain.

 

Walau begitu, tak selamanya merasa bersalah itu merugikan. Rasa bersalah ini dapat Mums manfaatkan sebagai pengingat untuk membantu mengevaluasi kembali perilaku Mums, dan kemudian memperbaiki atau membuat perubahan di masa mendatang. Namun ingat, ketika rasa bersalah didorong oleh keyakinan irasional, tentu itu tidak membantu dan hanya akan membuat Mums memperlakukan diri sendiri lebih keras daripada yang pantas Mums terima. Pelan tapi pasti, tuntutan yang kita letakkan di bahu kita sendiri ini akan membuat Mums kelelahan dan kewalahan. 

 

Baca juga: Kenapa Ya Si Kecil Sering Mengeluh Bokongnya Gatal?

 

5 Hal yang Membuat Semua Ibu Pantas Merasa Lelah

 

Menjadi ibu itu sulit. Tak perlu panjang lebar untuk menjelaskan ini, karena menjadi ibu adalah pekerjaan tersulit yang pernah dijalani dan dimiliki semua wanita. Hal yang membahagiakan dan membuat sedih bisa terjadi secara bersamaan, interupsi dari banyak pihak sering terjadi, terus-menerus berpindah tugas, terlalu banyak yang harus dilakukan, ledakan emosi, dan tidak ada hari libur. Semua itu bisa terjadi ketika Mums kurang tidur. 

 

Tak hanya itu, ada beberapa hal lain yang membuat Mums tak perlu merasa bersalah ketika merasa lelah. Beberapa di antaranya adalah:

 

  • Tidak ada latihan atau buku pentunjuknya

Di dunia pekerjaan, kita akan diberi masa probation atau masa percobaan untuk mendalami tanggung jawab pekerjaan yang harus kita lakukan. Namun, hal ini tidak berlaku untuk profesi seorang ibu. Kita dituntut untuk bisa menguasai segala hal dan bertindak dengan benar mulai dari hari pertama si Kecil lahir tanpa adanya masa probation. Maka, wajar saja jika selorohan seperti, “Harusnya kamu udah bisa dong begini-begitu. Kamu kan, ibunya”, terdengar sangat menyakitkan dan menyinggung.

 

 

  • Keperluan pribadi menjadi prioritas terakhir

Berkamuflase dengan istilah “pengorbanan diri”, tak jarang para ibu akan menunda untuk merawat diri, bertahan dengan rasa tak nyaman terhadap tubuhnya sendiri, atau menganggap bahwa “yang penting anak dan suami senang dulu, aku bisa belakangan” adalah hal yang benar. Padahal, mengutamakan kepentingan pribadi terlebih dulu dan membahagiakan diri sendiri sama sekali bukan hal yang salah. Bukankah seperti yang diinstruksikan dalam keselamatan pesawat, Mums dianjurkan untuk mengenakan masker oksigen terlebih dulu, baru memakaikannya kepada orang lain? Hal yang sama semestinya juga berlaku ketika Mums menjadi seorang ibu.

 

 

  • Kita selalu mengkritik diri sendiri

Jauh di dalam hati, setiap ibu menyimpan harapan tentang dirinya sendiri dan keras pada diri sendiri ketika tidak dapat memenuhinya. Bahkan di saat si Kecil sebenarnya tumbuh sehat, lucu, bahagia, berkecukupan, isi kepala Mums bisa saja terus berputar memikirkan apa lagi yang semestinya bisa dilakukan agar segalanya bisa berjalan lebih baik. Tarik napas yang dalam ya Mums, dan mulailah melihat hal yang sudah berhasil Mums lakukan sebagai sebuah prestasi. 

 

Baca juga: 1,7 Bayi Belum Imunisasi Lengkap Selama Pandemi, Segera Bawa si Kecil ke BIAN

 

 

 

  • Tidak ada hari libur

Ya, akhir pekan, hari libur nasional, ataupun cuti kerja, bukanlah hari libur untuk semua ibu. Walaupun besar keinginan Mums untuk bisa pergi sejenak tanpa anak-anak atau meluangkan waktu melakukan hal yang Mums suka tanpa interupsi apa pun, isi kepala ini akan selalu memikirkan anak-anak. Hal ini tak sepenuhnya salah, namun juga tak benar. Mums tetaplah butuh waktu sendiri untuk kembali terkoneksi dengan hati dan pikiran Mums, agar bisa kembali menjadi sosok ibu yang dibutuhkan dan disayangi oleh si Kecil.

 

  • Merasa hanya Mums yang bisa melakukannya

Mengasuh anak dan mengerjakan tugas rumah tangga jelas bukan menjadi tanggung jawab ibu saja. Mums juga harus membaginya dengan Dads. Tapi teorinya, tak semua ibu dengan mudah bisa mendelegasikan tugas itu kepada orang lain, sehingga merasa bahwa Mums bertanggung jawab melakukan semua itu sendiri agar berjalan baik. Ketahuilah Mums, meminta bantuan itu adalah bukti bahwa Mums hebat, bukan sebaliknya. Jadi, jangan menyimpan beban itu sendirian, ya. (IS)

 

Baca juga: Waspadalah, 5 Hal Ini Memicu Pertengkaran Suami-Istri!

 

Referensi: 

Psych Central. Exhausted Mothers

Fun Loving Families. Mom Guilt