Tak perlu ditanya, semua anak-anak umumnya menyukai camilan. Tapi, bagaimana dengan popcorn, apakah boleh dinikmati oleh si Kecil? Sebelum memberikannya kepada si Kecil, ayo simak dulu info lengkapnya berikut ini.

 

Apakah Popcorn Camilan yang Sehat untuk Anak-anak?

Popcorn bukanlah makanan yang asing, karena bisa dengan mudah ditemui di bioskop, swalayan, dan tempat hiburan lainnya. Teksturnya yang unik dan pilihan rasanya yang beragam, membuat popcorn dengan mudah disukai oleh siapa pun, termasuk anak-anak.

 

Dari segi nutrisi, banyak orang yang tidak menyadari bahwa popcorn adalah makanan gandum utuh yang tinggi nutrisi penting. Di dalamnya terkandung vitamin, mineral dan jumlah serat yang sangat tinggi.

 

Jika dijabarkan, dalam 100 gram (3,5 ons) porsi popcorn mengandung berbagai nutrisi nikro seperti vitamin B1 (tiamin), B3 (niacin), B6, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, seng, tembaga, dan mangan. Di samping itu, juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, serta serat yang tinggi sehingga menjadikan popcorn sebagai salah satu sumber serat terbaik dunia. 

 

Tak heran, banyak penelitian menghubungkan konsumsi gandum utuh seperti popcorn dengan manfaat kesehatan, seperti pengurangan peradangan dan penurunan risiko penyakit jantung.

 

Namun jangan sampai salah kaprah dulu, semua manfaat di atas dapat diperoleh pada popcorn buatan sendiri yang belum ditambahkan mentega dan perasa, ya. Sayangnya, jenis popcorn yang kini mudah didapatkan di bioskop sering mengandung lemak tidak sehat, perasa buatan, dan gula serta garam dalam jumlah tinggi.

 

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Boleh Minum Kopi? Ini Jawabannya

 

 

Popcorn Berbahaya untuk Anak-anak? Fakta!

Tapi jangan salah, bukan karena kandungan gula dan garam tinggi yang membuat popcorn berbahaya. Berondong jagung ini tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh anak-anak karena berisiko tinggi membuat tersedak. Dengan tepi tajam dan serpihan kernel (jagung), popcorn dapat tersangkut di tenggorokan anak, sehingga menyebabkan tersedak.

 

American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa masalah utama mengapa popcorn berisiko karena anak-anak belum memiliki gigi geraham belakang untuk mengunyah dan memecah potongan popcorn dengan benar, terutama biji jagung yang belum dikeluarkan atau yang sudah pecah sebagian. Di samping itu, balita cenderung menyekop makanan ke mulutnya dan banyak bergerak saat makan, sehingga rentan terhadap insiden tersedak. Berdasarkan beberapa pertimbangan inilah yang mendasari saran para ahli bahwa langkah terbaik untuk memberikan popcorn adalah menunggu si Kecil berusia minimal 4 tahun. Setelah si Kecil lebih besar, ia pun dapat mengunyah popcorn lebih teliti dan tidak akan berbahaya.

 

Walau begitu, jangan sampai mengendurkan pengawasan saat si Kecil menikmati popcorn ya, Mums. Pastikan si Kecil mendapatkan popcorn yang lembut. Ingat, serpihan atau biji jagung setengah matang pun, dapat berisiko tersangkut di tenggorokan anak.

 

Tak hanya popcorn, AAP memasukkan beberapa makanan lain dalam daftar makanan yang harus dijauhkan dari anak-anak di bawah 4 tahun, yaitu:

  • Hot dog atau sosis yang masih berukuran panjang.
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian yang masih bertekstur keras.
  • Potongan daging atau keju dalam bentuk kotak-kotak kecil.
  • Anggur utuh.
  • Permen keras atau permen lengket.
  • Selai kacang dengan potongan kacang (chunky).
  • Potongan sayuran mentah.
  • Mengunyah permen karet

 

Ketika si Kecil cukup besar untuk makan sendiri tetapi belum berpengalaman dalam mengunyah, kuncinya adalah memberinya makanan yang mudah larut atau lembek di dalam mulut, sehingga mudah dikunyah dan ditelan olehnya.

 

Baca juga: Sering Menyebut si Kecil Pemalu, Dampaknya Serius, lho!

 

Bisakah Anak-anak Alergi Popcorn?

Meskipun jagung tidak terdaftar sebagai salah satu makanan penyebab alergi teratas, jagung tetap dapat menyebabkan alergi. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah si Kecil memiliki alergi terhadap jagung adalah dengan mencoba popcorn itu sendiri, di saat ia sudah mencapai usia aman untuk menikmati popcorn. Tapi jika Mums ragu dengan cara ini, bicarakanlah dengan dokter sebelum memberi si Kecil popcorn, terutama jika ia menderita eksim kronis, alergi makanan lain, atau memiliki riwayat saudara atau orang tua dengan alergi makanan.

 

Sebagai informasi, tanda-tanda alergi makanan yang bisa dikenali dengan mudah adalah gatal-gatal, ruam kulit gatal, bengkak, mual, muntah, diare, dan kulit pucat. Jika Mums menemukan gejala-gejala ini pada si Kecil, konsultasikanlah kepada dokter. 

 

Sementara jika si Kecil memperlihatkan gejala yang melibatkan banyak bagian tubuh (seperti gatal-gatal dengan muntah atau diare), itu bisa menjadi reaksi anafilaksis.Tanda-tanda lain dari reaksi anafilaksis adalah sesak tenggorokan, masalah pernapasan, napas berbunyi (mengi), pusing, dan kehilangan kesadaran. Jika hal ini terjadi, segeralah pergi ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat. (IS)

 

Baca juga: Balita Suka Memainkan Pusar, Bahaya Enggak, ya?

 

Referensi:

Baby Center. Baby Eating Popcorn

USA Today. Toddler Should Not Eating Popcorn

Healthline. Popcorn Nutrition