Akhir-akhir ini, wahana permainan trampolin mulai berjamuran di Indonesia. Bahkan, ada orang tua yang membelikan trampolin untuk anak-anaknya bermain di rumah. Namun, sebenarnya bolehkah anak-anak main trampolin?

 

Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp.A., trampolin awalnya adalah sebagai salah satu penemuan yang berfungsi untuk sarana latihan bagi atlet gimnastik dan juga dipakai di bidang latihan militer. Seiring waktu, trampolin digunakan sebagai media rekreasi dan umum ditemukan pada wahana bermain anak.

 

Terkait apakah anak-anak boleh main trampolin, dr. Reza menyebutkan ini sebenarnya tidak direkomendasikan, terutama bila tidak dalam supervisi atau pengawasan ahli atau bukan untuk kebutuhan olahraga maupun edukasi.

 

“Sejak semakin booming-nya trampolin, cedera akibat bermain trampolin semakin meningkat, terutama fraktur dan cedera lain, seperti sprain strain dan dislokasi,” ungkapnya saat diwawancarai oleh Teman Bumil.

 

Bahaya Anak Main Trampolin

Cedera yang diakibatkan dari main trampolin bisa dibilang tidak sedikit, yakni mencapai 100 ribu kasus setiap tahunnya. Sekitar 3-14% korbannya perlu dirawat di rumah sakit dan 22-37% yang mengalami cedera adalah kelompok usia di bawah 6 tahun.

 

Bentuk cederanya berbagai macam, mulai dari patah tulang hingga cedera kepala-leher, yang dapat mengakibatkan kerusakan saraf permanen. Struktur tulang anak-anak, ujar dr. Reza, memang masih lebih lunak dibandingkan orang dewasa, sehingga membuatnya tidak kuat menahan beban besar dan rentan patah.

 

Data sendiri menunjukkan anak usia 5 tahun ke bawah yang mengalami patah tulang menyentuh angka 48% dan usia 5-17 tahun sebesar 29%. Sementara cedera kepala-leher terjadi pada 1 dari 200 kasus akibat bermain trampolin.

 

Mengapa Bisa Terjadi Cedera saat Anak Main Trampolin?

Dokter Reza menyebutkan ada beberapa hal yang menyebabkan cedera main trampolin umumnya bisa terjadi, yaitu:

  • Penggunaan 1 trampolin secara bersamaan oleh banyak anak. Perbedaan berat, kemampuan motorik, dan keseimbangan yang belum optimal akan membuat anak yang lebih kecil berpotensi besar mengalami cedera.
  • Jatuh dari trampolin, terutama bila trampolin diletakkan pada media yang tidak rata. Alih-alih kembali melambung di trampolin, anak malah terjatuh di area sekitar trampolin.
  • Benturan dengan bingkai trampolin dan pegas. Pemeliharaan trampolin harus dilakukan karena bila bantalan bingkai trampolin menipis atau pegas tidak berfungsi dengan baik, akan membahayakan orang-orang yang bermain di atasnya.
  • Tidak ada pengawasan orang dewasa saat anak bermain. Kendati demikian, dilaporkan beberapa cedera akibat main trampolin juga bisa terjadi pada anak walaupun orang tua mengawasi.
  • Melakukan gerakan ekstrem, seperti jungkir balik.

 

Lalu Kapan Anak Boleh Main Trampolin?

Menurut dr. Reza, sebenarnya tidak ada usia yang aman untuk anak main trampolin mengingat risikonya yang tinggi. Sementara American Academy of Pediatrics (AAP) menetapkan anak usia di bawah 6 tahun tidak diperbolehkan main trampolin dikarenakan mereka belum dapat menyeimbangkan tubuh dan melakukan pendaratan dengan baik.

 

Kalaupun anak sudah cukup umur, Mums perlu memperhatikan ini ya agar ia terhindar dari cedera saat main trampolin:

  • Pengguna trampolin harus dibatasi. Jadi, dalam satu trampolin hanya ada 1 orang yang melompat.
  • Trampolin harus memiliki bantalan pelindung yang memadai dan dalam kondisi yang prima. Trampolin juga harus diletakkan di permukaan yang datar, bersih, jauh dari bahaya, serta terdapat jaring di sekitar trampolin.
  • Cari tahu apakah trampolin dirawat secara berkala, misalnya rutin mengganti bantalan pelindung dan mengecek kualitas pegas.
  • Anak tidak melakukan gerakan ekstrem, misalnya jungkir balik.
  • Saat bermain harus diawasi oleh orang dewasa, khususnya yang mengerti aturan bermain trampolin dan apa yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan.

 

Nah, jadi permainan yang ada di wahana bermain tidak selamanya cocok untuk segala usia ya, Mums. Penting untuk cermat memilih mainan atau permainan yang tepat bagi anak dan selalu mengawasinya selama bermain. (AS)