Pada Mei 2019 lalu, Rusia sempat geger dengan kasus kematian seorang balita. Bocah berusia 2 tahun itu ternyata diberikan semangkuk bubur yang banyak mengandung garam oleh pengasuhnya.

 

Tidak tanggung-tanggung nih, Mums. Yaya Deinesh, pengasuh yang berusia 25 tahun itu, memberikan 50 gram garam bubuk dan memaksa anak itu untuk makan sebagai hukuman karena dianggap bertingkah.

 

Akibatnya, bocah lelaki malang itu sempat kehilangan kesadaran sebelum akhirnya meninggal dunia. Deinesh pun harus dihukum penjara dengan dakwa kekerasan pada anak dan pembunuhan. Dari contoh kasus ini, bisa terlihat bahwa balita ternyata bisa keracunan garam.

 

Menurut jaksa yang menangani kasus tersebut, orang dewasa pun tidak mungkin sanggup mengonsumsi garam sebanyak itu sekaligus, apalagi anak-anak. Namun, seperti apa sih, batas aman konsumsi garam bagi balita?

 

Fakta Konsumsi Garam pada Anak

Di Amerika Serikat, anak-anak berusia 2 hingga 19 tahun mengonsumsi sekitar 3.100 mg garam per hari. Jumlah ini ternyata 2 kali lipat dari yang sebenarnya disarankan oleh American Heart Association. Mengingat banyaknya akses untuk makanan cepat saji, konsumsi garam anak semakin bertambah seiring bertambahnya usia.

 

Berdasarkan jenis kelamin dan rentang usia 12 hingga 19 tahun, anak laki-laki mengonsumsi sebanyak 4.220 mg per hari, sementara anak perempuan mengonsumsi 2.950 mg per hari.

 

Baca juga: Menu Si Kecil Kurang Serat? Ini Tipsnya

 

Akses Konsumsi Makanan yang Mengandung Banyak Garam

Dari manakah anak-anak mendapatkan makanan yang mengandung banyak garam? Masih di Amerika Serikat, anak-anak usia 6 hingga 18 tahun mendapatkan akses konsumsi makanan yang tinggi kandungan garam dari:

  • 14% saat sarapan.
  • 31% saat makan siang (terutama jajanan di kantin sekolah).
  • 39% saat makan malam.
  • 16% saat makan camilan.

 

Sejumlah 81% adalah makanan yang mereka dapatkan dari supermarket maupun restoran. Hal ini juga berlaku di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Sebagai negara kepulauan, akses garam lebih mudah didapatkan. Banyak makanan tradisional yang asin dan gurih, juga ditambahkan dengan MSG.

 

Bahaya Anak Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Meskipun tidak seekstrem kasus yang terjadi di Rusia, kebanyakan mengonsumsi garam juga tetap berbahaya bagi anak-anak maupun orang dewasa, Mums. Selain dapat menyebabkan obesitas pada anak, terlalu banyak konsumsi garam juga meningkatkan risiko hipertensi sebesar 40%.

 

Bahkan, orang dewasa yang menderita hipertensi kemungkinan besar sudah mengonsumsi makanan tinggi garam sejak kecil. Penyakit berbahaya lainnya yang mengintai adalah penyakit jantung, yang dapat menyebabkan kematian dini. Makanya, jangan heran bila sekarang banyak orang di usia 30-an sudah menderita penyakit jantung.

 

Baca juga: Bukannya Bermanfaat, Ini Risikonya Jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu

 

Ingin Si Kecil Sehat Selalu, Bukan?

Memang, takdir hanya Tuhan yang menentukan. Namun, sebaiknya kita tetap harus berusaha menjaga kesehatan sebaik mungkin. Begitu pula dengan kualitas hidup si Kecil. Inilah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh Mums dan Dads agar anak tidak kebanyakan mengonsumsi makanan tinggi garam:

 

  • Menjadi panutan langsung dalam pola makan sehat

Seperti biasa, ingatlah selalu bahwa anak adalah peniru sempurna orang tua. Bila ingin anak punya pola makan lebih sehat, mulailah dari diri Mums dan Dads dulu. Ciptakan kebiasaan baru ini secara bertahap dan biasanya anak akan otomatis mengikuti.

 

  • Ajak anak membantu menyiapkan makanan sehat

Ajak anak untuk membantu menyiapkan makanan sehat. Dengan cara ini, Mums dapat mengenalkannya pada bahan-bahan dari makanan yang akan disantap. Bila anak sudah mulai agak besar, barulah coba jelaskan kandungan gizinya.

 

  • Saat berbelanja, pilihlah makanan yang tidak mengandung banyak garam

Agak sulit ya menghindari rak camilan kaya garam yang warna bungkusnya menarik perhatian si Kecil? Hmm, selain mulai pilih bahan makanan yang tidak mengandung banyak garam, mulailah membatasi camilan anak yang terlalu banyak garam. Misalnya, bila dulu membeli 2, sekarang cukup 1 kantong keripik kentang.

 

Baca juga: 5 Trik agar Anak Mau Makan Pepaya

 

  • Jangan terlalu sering makan di restoran

Selain menghambur-hamburkan uang, terlalu sering makan di restoran juga mengurangi kontrol jumlah konsumsi garam pada tubuh. Tidak mungkin kan Mums selalu memaksa kokinya untuk mengurangi kadar garam pada masakan pesanan Mums? Apalagi bila makannya di restoran cepat saji.

 

  • Ajak si Kecil lebih banyak bergerak, bermain, dan berolahraga

Tidak hanya mengurangi asupan garam untuk tubuh, ajak anak untuk lebih banyak bergerak, seperti bermain dan berolahraga. Hal ini dapat melancarkan pencernaan makanan di dalam tubuh. Kandungan garam berlebih juga dapat keluar lewat keringat.

 

  • Budayakan banyak minum air putih di rumah

Agar si Kecil tidak dehidrasi, budayakan banyak minum air putih di rumah, terutama sesudah makan makanan asin.

 

Intinya, jangan sampai si Kecil menderita dan terancam nyawanya gara-gara kelebihan mengonsumsi garam, Mums. (AS)

 

Baca juga: Mums, Yuk Kenalan dengan Beras Korea dan Beragam Manfaatnya untuk Si Kecil

 

Referensi

Intisari: Balita Meninggal Keracunan Garam Akibat Ulah Pengasuh: Hati-hati, Kelebihan Garam Bisa Picu Penyakit Berbahaya

American Heart Association: Sodium and Kids

CDC: Reducing Sodium in Children's Diets

Kompas: Waspadai Konsumsi Garam Berlebih pada Anak