Perhatian adalah salah satu kebutuhan psikologis dasar setiap orang, termasuk anak-anak. Tak heran jika anak-anak selalu menuntut perhatian dari orang tuanya. Sayangnya, karena kesibukan atau faktor tertentu, orang tua kerap kali melewatkan untuk memberi perhatian kepada anak-anak mereka. Akibatnya, anak mungkin akan merasa tersisihkan.

 

Perasaan tersisih dan ditinggalkan oleh orang tua ini dapat memunculkan kebiasaan yang mengarah pada perilaku mencari perhatian pada anak. Lalu, bagaimana cara menghadapi perilaku anak yang sering mencari perhatian berlebihan? Yuk, cari tahu selengkapnya berikut ini!

 

Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Sudah Bisa Menilai Orang
 

Berapa Banyak Perhatian yang Diperlukan Anak?

Banyaknya perhatian yang diberikan kepada anak sebenarnya tergantung pada kepribadian, perilaku, dan rutinitas sehari-hari anak. Ada momen-momen di saat anak mungkin memperoleh perhatian yang cukup di rumah, tetapi ia merasa tidak nyaman di sekolahnya.

 

Dalam kondisi seperti ini, orang tua mungkin perlu memberikan perhatian kepada anak untuk mengetahui perasaannya. Jika sudah mengerti perasaan si Kecil, selanjutnya orang tua bisa menindaklanjuti, seperti berkonsultasi dengan konselor atau gurunya di sekolah untuk membantu anak.

 

Memberikan anak perhatian selama di rumah sangatlah dianjurkan bagi orang tua. Alasannya tentu saja untuk menghindarkan perasaan ditinggalkan ataupun kekecewaan pada diri anak.

 

Tanda-tanda Perilaku Mencari Perhatian Negatif pada Anak

Ada kalanya perilaku mencari perhatian yang dilakukan anak-anak masih tergolong normal dan bisa dikendalikan. Namun, ada pula saat-saat di mana perilaku mencari perhatian anak ini sudah tergolong negatif dan sulit untuk Mums tenangkan lagi. Nah, untuk membedakannya, berikut tanda-tanda perilaku mencari perhatian yang tergolong negatif dilakukan anak-anak:

- Berpura-pura sakit untuk mendapatkan waktu orang tuanya.

- Membuat ulah atau memunculkan drama di rumah atau di tempat umum.

- Menimbulkan kerugian untuk orang lain.

- Selalu menempatkan diri seolah-olah korban.

- Membesar-besarkan masalah.

 

Jenis-jenis Perilaku Mencari Perhatian

Ada berbagai jenis perilaku mencari perhatian pada anak yang digolongkan berdasar reaksi orang-orang di sekitarnya, yaitu:

 

1. Perhatian positif

Jika Mums dan Dads menemukan si Kecil melakukan sesuatu yang baik, beri dia kata-kata penyemangat, pujian, atau hadiah. Perilaku anak seperti inilah yang tergolong perilaku mencari perhatian positif.

 

2. Perhatian negatif

Ketika anak berperilaku tidak baik dan membuat Mums marah, hal ini bisa digolongkan sebagai perilaku mencari perhatian yang negatif. Akibatnya, jenis perhatian yang Mums berikan kepada si Kecil akan cenderung negatif dalam bentuk omelan, ceramah, atau bahkan hukuman.

 

3. Tidak ada perhatian

Jenis perilaku ini adalah ketika Mums tidak memperhatikan si Kecil saat ia melakukan sesuatu yang baik dan hanya memperhatikan ketika ia berperilaku tidak baik. Misalnya, ketika anak-anak mengacau atau bertengkar, Mums langsung memarahi mereka. Namun ketika mereka berkelakuan baik, Mums tidak mengapresiasi perilaku mereka. Kondisi seperti inilah yang dapat dikatakan bahwa orang tua tidak memperhatikan anak. Di sisi lain, orang tua justru memberikan perhatian negatif hanya ketika anak melakukan kesalahan.

 

Baca juga: 11 Hal yang Bisa Dipelajari dari Anak-anak
 

Masalah Emosional di Balik Perilaku Anak yang Mencari Perhatian

Perilaku mencari perhatian yang kerap dilakukan anak-anak tentu didasari oleh beberapa faktor penyebab, terutama kondisi emosionalnya. Berikut di antaranya:

- Anak mengalami kesulitan berteman di sekolah.

- Anak tidak memperoleh perhatian yang cukup dari orang tua di rumah.

- Anak merasa kesepian atau tersisih di antara saudara-saudaranya yang lain.

- Anak merasa diabaikan karena orang tua terlalu sibuk.

- Anak tidak memperoleh perhatian yang cukup di sekolah atau lingkungan sosial lainnya.

- Pengalaman atau trauma masa lalu.

 

Tips Menghadapi Anak yang Senang Mencari Perhatian

Menghadapi anak dengan perilaku yang senang mencari perhatian harus dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, jika Mums memberi respons yang tidak sesuai, bisa saja anak mengalami kekecewaan atau justru merasa makin disisihkan. Berikut ini beberapa tips menghadapi anak yang senang mencari perhatian.

 

1. Berikan perhatian yang lebih positif

Ajak anak-anak untuk membantu pekerjaan rumah yang mudah dilakukan. Ketika ia mampu menyelesaikannya dengan baik, berikan ia pujian ataupun penghargaan. Selain membantu pekerjaan rumah, Mums juga bisa memintanya untuk berlatih agar lebih tenang saat menonton atau ketika bermain dengan saudaranya.

 

2. Abaikan perilaku buruk anak

Perilaku buruk tidak akan membuat anak mendapat pujian ataupun hadiah. Jadi, buat anak memahami kebijakan tersebut, sehingga secara perlahan-lahan ia akan menghindari perilaku buruk untuk sekadar mencari perhatian.

 

3. Berikan pilihan

Alaih-alih langsung memaksanya untuk melakukan sesuatu, memberikan pilihan kepada si Kecil akan membuatnya merasa lebih 'dilihat' oleh orang tuanya. Selain itu, cara ini dapat menghindari terjadinya pertengkaran atau perasaan tidak nyaman pada anak, yang akhirnya berdampak akan berperilaku mencari perhatian secara negatif.

 

4. Sisihkan waktu bersama anak

Sisihkan waktu 5 hingga 10 menit tanpa gangguan untuk berbicara atau sekadar bersantai bersama anak. Dengan begini, anak tidak akan merasa ditinggalkan dan tetap merasa diperhatikan oleh orang tuanya.

 

Perilaku mencari perhatian yang dimunculkan anak tentu tidak hadir tanpa sebab. Meski orang tua tidak selalu menjadi pemicu munculnya perilaku ini, orang tua adalah sosok yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa si Kecil tidak lagi merasa tersisihkan atau ditinggalkan, baik dalam keluarga ataupun lingkungan sosialnya. (AS)

 

Baca juga: Membesarkan Anak Sambil Bekerja
 

Balita_Suka_Bertanya

 

Referensi

Parenting First Cry. "Attention-Seeking Behaviour in Children".