Banyak alasan yang bisa menyebabkan perceraian. Salah satu dan paling sering adalah perselingkuhan. Apakah itu artinya perceraian pasti akan jadi final ketika terjadi perselingkuhan? Ini penjelasannya.

 

Konsekuensi dari Perselingkuhan

Perselingkuhan merusak fondasi pernikahan. Pengkhianatan ini akan menyebabkan patah hati dan kehancuran pada salah satu atau kedua pihak dalam pernikahan. Berdasarkan survei Teman Bumil dan Populix terhadap 1.943 responden ibu berusia 20-35 tahun di bulan Mei 2022 lalu, 46% di antaranya percaya bahwa adanya orang ketiga dapat mengubah sebuah pernikahan. 

 

Hal itu rasanya wajar. Ketika perselingkuhan terjadi dan ditemukan, pastinya akan ada respons emosional yang kuat yang terjadi di antara pasangan. Di kedua sisi mungkin ada perasaan kesepian, putus asa, dan kekecewaan. Salah satu pasangan mungkin merasa dikhianati, terluka, terhina, putus asa, jijik, dan sendirian. Sementara di pihak lain bisa saja merasa bersalah, malu, putus asa, atau menyesal. 

 

Perasaan dari kedua pasangan ini dapat lepas kendali dan menyebabkan salah satu atau kedua pasangan merasa kehilangan harapan terhadap satu sama lain di masa depan. Pada akhirnya, perselingkuhan dapat menyebabkan terjadinya perpisahan atau keengganan untuk berkomunikasi. Jika ini terjadi, salah satu atau kedua pasangan mungkin merasa bahwa tidak ada solusi yang bisa ditempuh kecuali perceraian.

 

Jangan salah, memutuskan untuk bercerai tentu bukan keputusan yang mudah. Pilihan yang menyakitkan ini sudah pasti memiliki “harga yang mahal” karena dapat menimbulkan serangkaian respons emosional seperti ketakutan, ketidakpastian, keraguan, kesedihan, dan banyak perasaan lainnya. Isu-isu ini akan semakin mendalam jika ada anak-anak yang terlibat.

 

Dari hasil survei, 9 dari 10 responden atau sekitar 60%, setuju bahwa perselingkuhan merupakan kesalahan fatal yang dapat menghancurkan pernikahan. Mayoritas responden pun merasa pantas jika perselingkuhan menjadi alasan perceraian. 

 

Sementara 64% di antaranya merasa bahwa perceraian itu menyakitkan, tetapi perlu dilakukan karena pernikahan sudah tidak sehat. Sedangkan sebagian kecil dari mereka atau sekitar 21%, merasa bahwa perceraian tidak patut dilakukan karena menyakiti anak-anak.

 

Baca juga: Menelan Air Mani Apa Bisa Menyebabkan Kehamilan?

 

 

 

 

Haruskah Bercerai Jika Perselingkuhan Terjadi?

Menurut Indra Noveldy, konselor pernikahan, pendiri dari KonsultanPernikahan.com dan penulis buku Menikah untuk Bahagia, siapa pun berhak untuk memilih jalan berpisah jika perselingkuhan terjadi. Walau begitu, tetap ada harapan pernikahan bisa dibenahi dan bertahan dengan perjuangan, berdarah-darah dalam prosesnya, serta melalui waktu yang tidak sebentar. 

 

Selain itu, jika memutuskan untuk konseling, kedua belah pihak akan diajak banyak transformasi dan introspeksi diri. Itulah mengapa tidak banyak orang yang kuat menjalani prosesnya. Pasalnya, pasti akan ada pikiran, “Dia yang selingkuh kenapa saya yang introspeksi? Kan yang salah dia.” 

 

Lalu, berapa lama boleh berduka jika menjadi korban perselingkuhan? Begini jawaban Indra, “Minimal kasih waktu 6-12 bulan. Tapi ingat, menjadi korban perselingkuhan bukan hanya merasa berduka, tapi juga perlu disertai dengan proses penyembuhan. Jika hanya merasa berduka, seseorang hanya akan cenderung mengasihani diri. Dalam proses penyembuhan ini, sadarilah bahwa diri sedang berduka, marah, sakit hati, dan terluka. Jangan malah menekan, mematikan, atau menyangkal perasaan itu, tapi hadapi semuanya sampai masuk ke fase acceptance. Nah setelah masuk ke fase menerima, di situlah perjalanan penyembuhannya sudah semakin bergerak maju.”

 

 

Baca juga: Catat, Perselingkuhan Terjadi Bukan karena Pelakor

 

 

Indra pun menegaskan bahwa kunci untuk sembuh dari luka perselingkuhan adalah keluar dari mentalitas korban. Tak perlu menunggu pelaku untuk meminta maaf dulu atau mematok suatu ketetapan tertentu.

 

“Untuk sembuh adalah tanggung jawab yang punya luka, yaitu diri sendiri. Semua orang punya dua pilihan: Mau terus sakit dan menderita atau memilih untuk sembuh? Kalau mau sembuh, cabutlah rasa sakit itu dari diri Anda atau cari bantuan pihak ketiga untuk membantu mencabutnya,” tutupnya.

 

Baca juga: Bisa Rusak Suasana, 6 Hal Ini Harus Dihindari sebelum Berhubungan Intim

 

 Referensi

Hasil survei kuantitatif Teman Bumil-Populix

Wawancara dengan Indra Noveldy