Dampak menjadi perokok pasif masih sering dianggap sepele. Padahal sudah terbukti, dapat menimbulkan risiko serius pada kesehatan, terutama pada bayi dan anak-anak, seperti bronkitis. Yuk, simak info selengkapnya di sini.

 

Waspada Bronkitis pada Anak!

Minggu ini, viral diberitakan bahwa seorang bayi berusia 12 bulan, harus menjalani serangkaian terapi uap, pemberian obat tetes hidung, antiobiotik, dan obat batuk-pilek lainnya. Berdasarkan diagnosis dokter, anak perempuan bernama Noala Belisha Sairish itu, menderita penyakit bronkitis karena paparan rokok dari ayahnya.

 

Bronkitis adalah ketika lapisan saluran pernapasan (tabung bronkial) yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru, menjadi bengkak dan merah (meradang). Jika hal ini terjadi, maka akan menimbulkan berbagai dampak, seperti:

  • Udara sulit untuk masuk dan keluar dari paru-paru.
  • Jaringan lapisan tabung bronkial iritasi. Kemudian, memproduksi terlalu banyak lendir. Inilah yang menyebabkan gejala utama bronkitis adalah batuk, baik kering maupun berlendir.

 

Bronkitis bisa terjadi secara akut ataupun kronis. Perbedaan di antara keduanya adalah:

 

1. Bronkitis akut:

  • Datang dengan cepat dan dapat menyebabkan gejala yang parah. 
  • Berlangsung tidak lebih dari beberapa minggu. 
  • Virus menyebabkan sebagian besar kasus bronkitis akut.
  • Infeksi oleh beberapa bakteri juga dapat menyebabkan bronkitis akut. 

 

2. Bronkitis kronis:

  • Jarang terjadi pada anak-anak. 
  • Gejala bisa ringan hingga parah.
  • Berlangsung lebih lama, mulai dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun.
  • Penyebab paling umum dari bronkitis kronis adalah merokok. Sehingga, tabung bronkial tetap meradang dan teriritasi, yang membuat banyak lendir dari waktu ke waktu. 
  • Orang yang menderita bronkitis kronis memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi bakteri pada saluran napas dan paru-paru, seperti pneumonia.

.

 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, batuk kering ataupun berlendir merupakan gejala utama bronkitis. Selain itu, yang bisa terjadi adalah:

  • Pilek.
  • Sakit tenggorokan.
  • Demam serta batuk
  • Sesak napas dan mengi.

 

 

Baca juga: Mums, Ini Bahaya Kekurangan Vitamin D saat Hamil!

 

 

 

Bahaya Paparan Rokok pada Anak-anak

 

Merokok itu berbahaya, tampaknya sudah diketahui oleh semua orang. Namun, bahaya menjadi perokok pasif, sayangnya masih banyak yang menyepelekan.

 

Saat seseorang merokok, sebagian besar asap tidak masuk ke paru-paru perokok, melainkan tersebar ke udara dan dihirup oleh orang yang berada di sekitarnya. Artinya, seorang perokok pasif mendapatkan kombinasi asap dari ujung rokok yang terbakar dan asap yang dihembuskan oleh perokok. 

 

Padahal, asap rokok sendiri mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia. Ratusan di antaranya sangat beracun dan sekitar 70 di dalamnya dapat menyebabkan kanker. Itulah mengapa, orang yang menghirup asap rokok secara teratur akan sangat mungkin terkena penyakit yang sama dengan perokok aktif, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung.

 

Sebagai contoh, ibu hamil yang terpapar asap rokok pasif lebih rentan mengalami persalinan prematur. Selain itu, janin yang dikandung lebih berisiko mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) dan sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome). Sementara, bayi dan anak-anak yang tinggal dengan seorang perokok, berisiko lebih tinggi terkena bronkitis akut dan bronkitis kronis. Apalagi, bayi dan anak kecil lebih rentan mengalami infeksi.

 

 

Baca juga: Kolaborasi Teman Bumil Bersama Bidan Perangi Stunting di Indonesia

 

 

Tak hanya bronkitis, asap rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada anak-anak, antara lain:

  • Studi menunjukkan bahwa anak dengan orang tua perokok, lebih sering sakit. Mereka tumbuh dengan paru-paru yang lebih lemah daripada anak-anak yang tidak terpapar asap rokok, serta lebih berisiko besar mengalami pneumonia.
  • Mengi, batuk, dan sesak napas lebih sering terjadi pada anak-anak yang terpapar asap rokok.
  • Anak-anak dengan orang tua yang sering merokok di sekitar mereka, lebih sering mengalami infeksi telinga. Sering pula ditemukan cairan di telinganya dan harus menjalani operasi untuk mengeluarkan cairan tersebut.
  • Asap rokok dapat memicu serangan asma pada anak. Jika ia terus terpapar asap rokok, maka anak memiliki serangan asma yang lebih parah dan sering. Serangan asma yang parah dapat membahayakan nyawa anak. 

 

Segeralah ke dokter jika Si Kecil tinggal dengan perokok dan mengalami gejala ini:

  • Batuk yang tidak mereda setelah dua minggu.
  • Mengalami mengi atau sesak napas.
  • Ditemukan darah pada lendir.

 

Dari sini bisa ditarik kesimpulan, bahwa cara terbaik dan paling efektif untuk menjauhkan si Kecil dari bronkitis adalah dengan menjauhkannya dari lingkungan serta paparan perokok. Pasalnya, residu asap tembakau yang tersisa setelah produk tembakau dipadamkan, dapat menempel pada rambut, kulit, pakaian, furnitur, tirai, dinding, karpet, dan permukaan lainnya. Zat tersebut dapat menumpuk dari waktu ke waktu dan tidak bisa dienyahkan secara mudah dengan teknik pembersihan rumah tangga biasa. Maka, segeralah hentikan kebiasaan merokok jika orang tua masih aktif merokok. (IS)

 

Baca juga: Duduk W Berbahaya, Lakukan Cara Ini Jika Anak Terbiasa Melakukannya

 

 

Referensi:

 

CDC. Secondhand Smoke

Kids Health. Bronchitis

Rochester Medical Center. Bronchitis in Children

NHS. Passive Smoking