Menemukan benjolan mencurigakan di tubuh si Kecil? Jangan dianggap sepele ya, Mums. Khawatirnya, benjolan asing tersebut termasuk hernia inguanalis, yang bisa menjadi komplikasi jika tidak ditangani. Berikut info selengkapnya.

 

Waspada Benjolan Asing di Tubuh Anak!

Belum lama Ini, pesinetron Rizky Billar mengabarkan bahwa putra pertamanya, Muhammad Leslar Al-Fatih Billar, menjalani operasi untuk menangani hernia inguanalis. Pada tubuh bayi berusia 9 bulan tersebut, ditemukan benjolan tidak normal dan harus segera ditangani dengan tindakan bedah

 

Istilah hernia inguanalis mungkin tergolong asing untuk telinga awam. Namun nyatanya, sekitar 3-5% bayi sehat yang lahir cukup bulan, berpotensi mengalami hernia inguinalis. Sementara pada bayi prematur, insidennya meningkat hingga 30%.

 

Apa itu hernia inguanalis? Hernia berarti tonjolan, dan inguinalis berarti selangkangan. Secara definisi, adalah tonjolan atau benjolan lunak di bawah kulit yang terlihat atau terasa di area antara perut dan paha anak, akibat adanya organ atau jaringan tubuh mendesak otot yang melemah. Mums dapat mudah menemukannya dengan melihat tonjolan di area buah zakar atau testis dan kulit pembungkusnya (skrotum) ketika anak menangis, batuk atau mengejan. Selain pada bayi prematur, kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Kenapa, ya?

 

Ketika bayi laki-laki tumbuh di dalam rahim, testis pertama kali tumbuh di perutnya. Saat ia berkembang, testis berjalan berjalan menyusuri terowongan bernama processus vaginalis ke dalam skrotum. Pada kondisi yang kurang ideal, processus vaginalis yang seharusnya menutup sebelum bayi lahir, tidak menutup sepenuhnya, sehingga meninggalkan lubang dari perut ke kanalis inguinalis (saluran yang melalui dinding perut bagian bawah sebagai tempat turunnya testis ke dalam skrotum). Hal ini kemudian dapat menyebabkan bagian usus (pada pria) atau ovarium (pada wanita) dapat terperangkap.

 

Hernia inguinalis paling sering terjadi pada anak di bawah 6 tahun dengan kejadian paling sering berkembang di sisi kanan selangkangan daripada di sisi kiri. Walau begitu, ada potensi sekitar 10% hernia inguinalis juga bisa berkembang di kedua sisi selangkangan.

 

 

Baca juga: Izin Edar Vaksin Dengue Kedua Terbit di Indonesia

 

 

 

 

Gejala Hernia Inguanalis

Gejala utama hernia inguinalis pada anak adalah tonjolan yang terlihat di area selangkangan. Benjolan akan terlihat menjadi lebih besar setelah anak menangis atau mengejan, dan terlihat lebih kecil atau hilang ketika anak tenang atau tertidur. 

 

Gejala hernia inguinalis lainnya adalah:

 

  • Bayi terlihat kesakitan karena merasa nyeri.
  • Skrotum bengkak.
  • Bayi tidak mau menyusu.

 

 

Baca juga: Anak Batuk Pilek, Bisa Jadi karena “Utang Imunitas”

 

 

Si Kecil akan memerlukan operasi sederhana untuk memperbaiki hernia inguinalis. Walau tergolong langka, komplikasi serius dapat terjadi jika si Kecil tidak menerima perawatan, seperti:

 

  • Hernia inkarserata: Jika hernia tidak dapat masuk kembali ke tempatnya setelah didorong, maka hernia tersebut dapat terjebak (inkarserata) di dalam dinding perut. Kondisi ini dapat menyebabkan hernia tersebut terjepit, sehingga memutuskan aliran darah ke dalam jaringan yang terjebak. Hati-hati, ini dapat mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. Umunya, ditandai dengan nyeri parah, kemerahan dan memar di sekitar lokasi tonjolan, tidak nafsu makan, demam, mual dan muntah, serta tinja berdarah.

 

 

  • Hernia strangulasi: Ketika hernia tersangkut, penyumbatan dapat terjadi. Ini berarti suplai darah ke usus anak terputus. Kurangnya aliran darah ke usus ini, dapat menyebabkan kematian jaringan. Tentunya ini adalah kondisi yang sangat serius dan menyakitkan, sehingga sangat membutuhkan pertolongan medis segera.

 

Pada umumnya, dokter dapat mendiagnosis hernia inguinalis dengan pemeriksaan fisik untuk melihat tonjolan di selangkangan saat anak menangis atau tegang, dan melihatnya menghilang saat anak rileks. Jika tonjolan selalu ada dan dokter khawatir itu mungkin massa, bukan hernia, dokter akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk membantu membuat diagnosis yang tepat. 

 

Di sisi lain, jika benar benjolan yang ditemukan adalah hernia, maka pembedahan diperlukan untuk memperbaikinya. Dokter spesialis anak akan merujuk ke ahli bedah anak atau ahli urologi anak untuk prosedur ini. Operasi akan dijadwalkan dengan waktu operasi tergantung pada tingkat keparahan gejala dan jenis hernia. 

 

Tak perlu khawatir, prosedur bedah tergolong cepat dan mudah. Operasi biasanya merupakan prosedur rawat jalan, jadi anak sudah bisa pulang pada hari yang sama. Namun, jika anak memiliki kondisi medis atau bayi prematur, dokter akan menyarankan rawat inap untuk observasi dan keamanan. Kurang lebih dalam satu hingga dua minggu, anak dapat melanjutkan kebiasaan dan aktivitas normal lainnya jika pemulihan berjalan baik. (IS)

 

Baca juga: Cegah Risiko Cacat, Pemerintah Wajibkan Skrining Hipotiroid Kongenital pada Bayi

 

 

Referensi:

Healthy Children. Hernia

Children’s Hospital of Philadelphia. Hernia

Cleveland Clinic. Inguinal Hernia