Pada hari Kamis, 8 September 2022 Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) mengeluarkan persetujuan izin edar vaksin dengue kedua di Indonesia. Vaksin dengue digunakan untuk mencegah infeksi virus dengue seperti demam dengue, demam berdarah dengue, dan dengue shock syndrome.

 

Dengue adalah penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk yang menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat dengan prevalensi di lebih dari 125 negara. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami hampir setengah dari angka kejadian penyakit demam berdarah di Asia Tenggara. Hingga pertengahan tahun 2022 saja, Indonesia melaporkan lebih dari 63.000 kasus demam berdarah dan hampir 600 kematian tersebar di 455 kota di 34 provinsi.

 

Dengan tingginya angka kejadian dan kematian yang disebabkan infeksi dengue, dikembangkan vaksin dengue pertama dengan merk dagang Dengvaxia yang terdaftar atas nama PT. Aventis Pharma. Vaksin ini merupakan vaksin pertama yang disetujui penggunaannya oleh otoritas pengawasan obat dan makanan di dunia, termasuk Indonesia.

 

Dengvaxia merupakan vaksin hidup yang dilemahkan dan terdiri dari 4 serotipe virus dengue dan diberikan secara injeksi melalui jaringan bawah kulit (subkutan) pada kelompok usia 9 hingga 45 tahun. Vaksin Dengvaxia disetujui penggunaannya di Indonesia pada tahun 2016 namun hanya dapat digunakan pada individu yang belum pernah terinfeksi. Karena itu sebelum diberikan vaksin Dengvaxia, penerima harus melakukan uji serologis untuk memastikan rekam medis infeksi dengue-nya.

 

Baca juga: Musim Hujan Tiba, Waspadai DBD pada Anak

 

Berbeda dengan pendahulunya, vaksin yang diproduksi oleh IDT Biologika GmbH Germany serta terdaftar atas nama Takeda GmbH Germany dengan merk dagang Qdenga ini dapat digunakan untuk rentang usia lebih luas yakni dari 6 hingga 45 tahun.

 

Berdasarkan siaran pers BPOM RI pada situs resminya tertanggal 8 September 2022 dinyatakan data uji klinis vaksin Qdenga untuk anak di bawah usia 6 tahun menunjukkan efikasi yang lebih rendah dibanding kelompok usia 6 hingga 45 tahun dan belum ada data efikasi untuk kelompok usia di atas 45 tahun sehinga belum dapat dipastikan manfaatnya pada kelompok usia tersebut. Virus Qdenga diberikan dalam 2 dosis terbagi dengan selang waktu pemberian antar dosis selama 3 bulan secara subkutan.

 

Vaksin Qdenga merupakan virus dengue serotipe 2 yang dilemahkan dan merupakan genetic backbone untuk 4 serotipe virus dengue seperti dilansir pada situs resmi Takeda. Vaksin Qdenga dinyatakan dapat mencegah infeksi demam berdarah dengan tingkat efikasi sebesar 80.2% dan mencegah kemungkinan rawat inap karena infeksi virus dengue dengan efikasi sebesar 95.4% baik pada orang yang belum pernah terinfeksi maupun yang sudah pernah terinfeksi virus dengue. Karena itu penerima vaksin Qdengan tidak perlu lagi menjalani uji serologi sebelum vaksinasi.

 

Sama seperti vaksin lainnya yang berasal dari vaksin hidup, vaksin Qdenga juga dapat menimbulkan efek samping setelah pemberian yang umumnya bersifat ringan hingga sedang. Efek samping lokal yang dilaporkan yaitu nyeri pada tempat suntikan, erythema (bercak kemerahan), dan pembengkakan yang bersifat sementara dan hilang dalam 1 hingga 3 hari setelah pemberian vaksin.

 

Sedangkan efek samping sistemik yang dilaporkan yaitu sakit kepala, myalgia (nyeri otot), malaise, asthenia (rasa lelah), iritabilitas, drowsiness (mengantuk), hilang nafsu makan, dan demam. Tidak ada kejadian haemorhage (perdarahan) serta reaksi anafilaksis yang dilaporkan setelah pemberian vaksin Qdenga dalam studi klinis. Reaksi hipersensitivitas juga sangat jarang dilaporkan (< 0,1% subjek).

 

Semoga selanjutnya vaksin dengue dapat dimasukkan ke dalam program imunisasi wajib di Indonesia.

 

Baca juga: Serba-serbi Vaksin Dengue untuk Menangkal Demam Berdarah

 

 

Referensi:

Pom.go.id. Persetujuan Izin Edar Vaksin Dengue untuk Usia 6-45 Tahun

Takeda.com. Takedas-qdenga-dengue-tetravalent-vaccine-live-attenuated-approved-in-indonesia-for-use-regardless-of-prior-dengue-exposure/

Pom.go.id. Penjelasan Badan POM RI Terkait Isu Keamanan Vaksin Dengue