Perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-77 hari ini berlangsung meriah. Untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir, kita bisa merayakan kembali hari kemerdekaan dengan lebih bebas, bahkan lepas masker. Tema "Pulih Lebih Cepat Bangkit  Lebih Kuat" rasanya mewakili kondisi pasca pandemi. Namun. sebenarnya kita belum merdeka sepenuhnya dari COVID-19.

 

Selama pandemi, sebagian besar penduduk dunia akhirnya pernah terinfeksi COVID-19. Mereka yang bertahan hidup, mengalami gejala yang berbeda, ada yang tidak bergejala, gejala rigan, hingga berat. Setelah pandemi berakhir, sebagian orang berpikir  sudah terbebas dari COVID-19. Eits..tunggu dulu!

 

COVID-19 bukan cacar air yang hanya menginfeksi sekali seumur hidup. Kita bisa terinfeksi COVID-19 berkali-kali, bahkan tidak terbatas di sepanjang hidup , selama virus ini masih ada dan terus bermutasi.

 

Baca juga: Semprot Hidung dan Kumur Antiseptik Cepat Menurunkan Gejala Covid-19

 

Kita Dapat Terinfeksi COVID-19 Berkali-kali

Jawabannya bisa. Bahkan tidak terbatas berapa kali kita bisa terinfeksi COVID-19. Seperti halnya influenza, kita bisa terkena setiap tahun. Begitu juga dengan COVID-19. Jika Kamu terkena varian baru, risiko infeksi ulang selalu ada.

 

Virus penyebab COVID-19 berbeda dengan virus lain, misalnya virus cacar air. Virus COVID-19 akan terus bermutasi mirip virus flu.

 

Namun, tidak perlu khawatir berlebihan karena kita bisa melawan dengan memaksimalkan kekebalan tubuh. Setelah kita berhasil melawan varian COVID-19, atau mendapatkan vaksin COVID-19, sistem kekebalan tubuh pasti dapat mengenali virus yang menyerang ketika mencoba untuk kembali.

 

Namun, ketika virus bermutasi, maka anggap saja ia berubah wujud, meskipun pada dasarnya ia masih virus yang sama. Ibarat pencuri yang mencoba masuk kembali, ia mengenakan kacamata hitam dan kumis palsu, sehingga tentara tubuh atau sistem imum tidak mengenali mereka.

 

Jadi, begitulah ketika virus COVID-19 bermutasi. Ia akan berubah suntuk menyelinap masuk ke tubuh tanpa dikenali sistem kekebalan tubuh.

 

Risiko infeksi ulang bisa diturunkan dengan vaksin. Dengan vaksin, jika suatu saat Kamu terkena COVID-19 lagi, kemungkinannya tidak akan terlalu parah. Jadi, vaksin tidak dapat memberikan kekebalan dari varian lain.

 

Baca juga: Pentingnya Imunisasi Lengkap untuk Anak dan Orang Dewasa

 

Berapa lama kekebalan COVID bertahan setelah infeksi?

Penelitian tentang kapan Kamu dapat terinfeksi ulang dengan COVID-19 beragam. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa setelah Kamu terinfeksi COVID-19, Kamu mungkin terlindungi dari infeksi ulang selama 10 bulan atau lebih. Penelitian lain mengatakan kekebalan setelah pemulihan dari COVID-19 hanya berlangsung beberapa minggu.

 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan penelitian sedang berlangsung untuk lebih memahami seberapa cepat orang dapat terinfeksi kembali. Kabar baiknya adalah jika Kamu terkena COVID-19 lagi, kemungkinannya tidak terlalu parah dibandingkan saat pertama kali terkena.

 

Namun, orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penyakit kronis, obat-obatan atau faktor lain, mungkin masih berisiko lebih tinggi untuk infeksi yang lebih serius, bahkan pada infeks yang kedua atau ketiga.

 

Perlindungan dari infeksi ulang

Ada begitu banyak faktor yang berperan dalam peluang untuk terinfeksi ulang COVID-19. Misalnya, paparan COVID-19 sebelumnya, status vaksinasi, dan tindakan pencegahan yang dilakukan untuk melindungi diri sendiri. Selain itu, cara virus bermutasi dari waktu ke waktu juga ikut menentukan.

 

Menjaga diri agar tidak terkena COVID-19 lagi berarti tetap waspada dalam mengambil tindakan pencegahan terhadap penularan virus. Vaksin COVID-19 adalah salah satu cara terbaik untuk menurunkan risiko terhadap reinfeksi COVID-19, selain tindakan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjaga jarak dari orang sakit.

 

Baca juga: Sel Imun Butuh Asupan Berkualitas, Konsumsi Makanan Ini Agar Kuat!

 

 

Referensi:

Clevelandclinic.org. How-many-times-can-you-get-covid-19