Autisme adalah gangguan perkembangan yang diagnosisnya didasarkan pada perilaku dan tonggak perkembangan, bukannya penanda genetik atau fisiologis. Gejala autisme biasanya mulai muncul sejak usia 6 bulan.

 

Namun, karena bayi dan balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan, maka mengenali tanda-tanda autisme bisa menjadi rumit. Sebagian besar autisme baru didiagnosis saat anak memasuki sekitar usia 2 tahun, ketika gejala autisme mulai stabil.

 

Diagnosis autisme sedini mungkin penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan layanan dan dukungan yang dibutuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka. Selain itu, diagnosis tepat waktu juga memungkinkan Mums mengedukasi diri dengan sebanyak mungkin informasi tentang anak dengan autisme, salah satunya tentang kondisi kesehatan mereka.

 

Faktanya, autisme sering disertai dengan masalah kesehatan lainnya. Masalah ini bisa muncul sejak anak-anak atau saat beranjak dewasa. Terkadang, masalah kesehatan ini memengaruhi seberapa baik terapi dan dukungan autisme. Jadi, penting untuk mengidentifikasi dan mengobatinya.

 

Masalah Kesehatan yang Banyak Dialami Anak dengan Autisme

Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang rentan dialami oleh anak dengan autisme.

 

1. Kondisi neurologis

Kondisi neurologis, seperti epilepsi dan sindrom Tourette, telah dilaporkan terjadi di antara anak-anak dengan autisme. Orang dengan sindrom Tourette membuat suara dan gerakan yang cepat dan berulang, yang tidak dapat dikendalikan atau dicegah. Tourette adalah kelainan neurologis bawaan dan dapat muncul antara usia 2 hingga 21 tahun.

 

Sementara, epilepsi adalah kondisi otak yang menyebabkan individu mengalami kejang berulang. Penelitian tahun 2009 yang dimuat dalam jurnal Pediatric Research menunjukkan orang dengan autisme lebih mungkin mengembangkan epilepsi.

 

2. Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) 

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) memengaruhi perilaku dan perkembangan seseorang. ADHD ditandai dengan perilaku seperti:

  • Kesulitan dalam berkonsentrasi, mengikuti instruksi, atau menyelesaikan tugas;
  • Perilaku impulsif;
  • Terrlalu aktif atau gelisah.

 

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience tahun 2014 menunjukkan bahwa hingga dua pertiga orang dengan ADHD menunjukkan fitur autisme. 

 

3. Kesulitan dan ketidakmampuan belajar

Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh keterlambatan perkembangan, masalah keterampilan motorik, masalah emosional dan trauma, kurangnya akses ke pendidikan yang layak, terganggunya kehadiran sekolah, atau masalah kesehatan. Beberapa jenis ketidakmampuan belajar di antaranya:

  • Disleksia: masalah membaca, mengeja, dan menulis.
  • Disgrafia: kesulitan mengungkapkan kata-kata melalui tulisan.
  • Diskalkulia: masalah memahami angka, matematika, dan berpikir secara kuantitatif.
  • Disfasia: masalah dengan bahasa lisan termasuk bicara dan pemahaman.

 

Studi yang dimuat dalam British Journal of Psychiatry tahun 1994 mengungkapkan bahwa ada peningkatan prevalensi kasus autisme yang dilaporkan di antara anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Artinya, jika orangtua mengamati masalah atau keterlambatan pembelajaran, penting untuk mencari tahu lebih dalam tentang kondisi anak dan mendapatkan dukungan profesional.

 

4. Masalah pencernaan

Dilansir laman Mayo Clinic, anak-anak dengan gangguan spektrum autisme cenderung memiliki lebih banyak masalah pencernaan, seperti sakit perut, sembelit, dan diare. Pada saat yang sama, banyak anak dengan autisme juga cenderung pilih-pilih makanan. Mereka biasanya lebih memilih makanan yang diproses dan cenderung menghindari makan buah, sayuran, dan biji-bijian. Ini semua semakin memperparah masalah pencernaan.

 

Untuk mengelola kondisi ini, Mums membutuhkan bantuan dari dokter. Dalam banyak kasus, obat-obatan dapat membantu mengatasi kembung dan ketidaknyamanan lainnya.

 

5. Masalah tidur

Setiap anak dapat mengalami gangguan tidur. Namun, gangguan tidur mungkin lebih sering dialami oleh anak-anak autis. Diterangkan laman Raising Children, diperkirakan sekitar 40 hingga 80 persen anak-anak dengan autisme mengalami kesulitan tidur. Masalah tidur terbesar di antara anak-anak autis antara lain:

  • Pola tidur dan bangun yang tidak teratur.
  • Jam tidur yang jauh lebih sedikit dari yang dibutuhkan untuk usia mereka.
  • Bangun dan melakukan aktivitas favorit mereka atau membuat kebisingan di malam hari.

 

Masalah tidur pada anak autis dapat disebabkan oleh:

  • Kebiasaan sebelum tidur
  • Kebiasaan siang hari
  • Kecemasan
  • Mengompol
  • Masalah kesehatan
  • Mimpi buruk
  • Kesulitan komunikasi sosial.

 

Ketika Mums memahami apa saja masalah kesehatan yang rentan dialami anak autis, Mums dapat membantu buah hati mencari cara yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

 

Referensi 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2692092/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4010758/

https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/7994515/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/expert-answers/autism-and-digestive-symptoms/faq-20322778

https://raisingchildren.net.au/autism/health-wellbeing/sleep/sleep-problems-children-with-asd