Normalnya, sesaat sebelum bayi lahir, testis akan turun ke skrotum atau kantong buah zakar. Namun, dalam beberapa kasus, testis ini tidak pindah ke posisinya yang tepat sehingga memengaruhi kesuburan di masa mendatang. Kondisi inilah yang disebut dengan istilah undescended testis atau testis tidak turun. Dalam dunia medis, dikenal juga dengan istilah kriptorkidisme.

 

Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi testis yang tidak turun ini, berikut ulasannya!



Baca juga: Prosedur Pemeriksaan Pertumbuhan Bayi

 

Seperti Apa Kondisi Testis Tidak Turun?

Testis tidak turun adalah kondisi di mana salah satu atau kedua testis belum turun atau berada dalam kantong skrotum. Biasanya, kondisi ini sudah dapat terlihat sejak bayi laki-laki baru lahir. Kebanyakan kasus hanya memengaruhi satu testis saja. Namun, sekitar 1 dari 10 kasus terjadi pada kedua testis.

 

 

Apa Penyebab Testis Tidak Turun pada Bayi?

Testis tidak turun lebih sering terjadi pada bayi yang lahir lebih awal atau bayi prematur. Ini karena testis memang belum turun dari perut ke kantong skrotum hingga usia bayi menginjak 7 bulan dalam kandungan. Selain belum matangnya organnya, penyebab lain dari kondisi ini juga bisa dipicu oleh masalah hormon atau spina bifida.

Dalam kasus yang jarang terjadi, anak laki-laki yang sempat menjalani operasi hernia inguinalis juga bisa mengalami kondisi testis tidak turun.



Faktor Risiko yang Menyebabkan Testis Tidak Turun

Masalah testis yang tidak turun terbilang cukup langka. Kondisi ini hanya terjadi pada sekitar 3 dari 100 atau sekitar 1 dari 20 bayi laki-laki. Ada pun beberapa faktor risiko yang meningkatkan kondisi ini antara lain:

- Lahir prematur atau sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

- Berat badan lahir rendah.

- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat yang sama.



Apa Saja Tanda Testis Tidak Turun pada Bayi?

Tanda yang muncul dari kondisi ini bisa berbeda pada setiap anak. Namun, sebagian besar tidak ada tanda fisik yang mencolok jika bayi mengalami kondisi ini. Biasanya, testis yang tidak turun baru bisa terdeteksi saat saat tenaga medis memeriksa, mereka tidak bisa merasakan keberadaan testis bayi pada skrotum. Lebih lanjut, saat pemeriksaan rontgen atau MRI, mungkin akan terlihat testis berada di dalam panggul.



Baca juga: Ketika Anak Bertanya dari Mana Bayi Berasal
 

Komplikasi Testis Tidak Turun

Jika kondisi ini tidak dikoreksi, maka dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti:

- Infertilitas. Komplikasi ini yang paling umum terjadi jika kedua testis tidak turun.

- Risiko kanker testis. Risiko ini biasanya akan meningkat pesat pada usia 30 atau 40 tahun. Maka itu, pria dengan testis yang tidak turun perlu melakukan pemeriksaan testis sendiri setiap bulan untuk memastikan ada atau tidaknya tanda-tanda kanker testis.

- Hernia inguinalis. Kondisi ini terjadi saat area di bagian dinding perut bagian bawah atau kanalis inguinalais melemak, sehingga usus bisa masuk ke bagian tersebut.

- Torsi testis. Kondisi ini terjadi saat posisi testis terpelintir sehingga menyebabkan nyeri luar biasa dan penurunan suplai darah ke testis.

- Stres emosional. Skrotum yang kosong dapat menyebabkan gangguan emosional pada anak laki-laki dan juga pria dewasa.



Bagaimana Perawatan Testis Tidak Turun pada Bayi?

Perawatan untuk kondisi ini sangat tergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan anak secara umum. Ini juga tergantung pada seberapa parah masalah yang dialami.

 

Dalam banyak kasus, testis akan turun dengan sendirinya ke dalam skrotum pada usia 3 hingga 6 bulan tanpa pengobatan apa pun. Namun, ada pula kasus yang lebih serius di mana testis tidak kunjung turun setelah bayi berusia di atas 6 bulan. Pada kondisi ini lah diperlukan perawatan dan pengobatan khusus yang biasanya meliputi:

 

Operasi

Testis yang tidak turun dapat dipindahkan ke kanrtung skrotum melalui operasi. Dalam dunia medis, operasi ini disebut dengan orkiopeksi. Biasanya, dilakukan untuk bayi berusia 6 hingga 18 bulan.

 

Terapi hormon

Hormon tertentu dapat memicu tubuh untuk menghasilkan testosteron. Hormon ini dapat membantu testis turun ke kantong skrotum. Akan tetapi, pada bayi dan anak-anak, perawatan ini sebenarnya hanya digunakan dalam beberapa kasus saja, mengingat adanya risiko dan kemungkinan efek samping. Jadi, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter mengenai jenis perawatan yang tepat untuk si Kecil.

 

Kondisi testis yang tidak turun memang terbilang cukup langka. Namun. ini bisa menjadi kondisi serius, terutama setelah bayi menginjak dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kondisi fisik si Kecil secara rutin, sehingga jika ditemukan adanya tanda testis tidak turun, dokter bisa segera menyarankan perawatan yang tepat. (BAG)


Baca juga: Kenapa ya, Pantat Bayi Berwarna Kebiruan?
 

 

Referensi

Cedars Sinai. Undescended Testes in Children.