Berkunjung ke dokter anak menjadi rutinitas yang pasti dilakukan oleh semua ibu pasca kelahiran Si Kecil. Kunjungan ini ditujukan untuk memeriksakan kondisi kesehatan bayi secara menyeluruh.

 

Hampir setiap anak yang berkunjung ke dokter anak pasti akan dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. Kedua hal ini diperlukan untuk memantau status gizi Si Kecil. 

 

Anak dengan  standar gizi yang baik menandakan bahwa ia secara umum tidak memiliki masalah kesehatan. Sebaliknya, jika Si Kecil didiagnosis kurang gizi,  maka dokter akan  berupaya untuk mencari penyebabnya.

 

Ada lima status gizi anak, yaitu status gizi buruk, status gizi kurang baik, status gizi baik, status gizi dengan berat badan berlebih, dan status gizi obesitas. Umumnya, banyak orang tua yang berpikir bahwa penentuan status gizi ini dilakukan berdasarkan perhitungan berat badan (BB) dibandingkan dengan panjang badan (PB) bayi saja.

 

Padahal, ada juga lho, Mums, hal penting lainnya yang harus dilihat saat mengukur pertumbuhan bayi. Simak penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal apa saja yang dijadikan acuan oleh dokter untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan Si Kecil.

 

Baca juga: Tips Memilih Dokter Anak yang Tepat

 

Mengukur Berat Badan Ideal Bayi

Dalam dunia medis, metode pengukuran fisik disebut pengukuran antropometri. Angka-angka yang tertera dari hasil pengukuran yang berkaitan dengan kondisi fisik Si Kecil akan dicatat di buku catatan kesehatan bayi. Salah satu hal yang paling penting untuk diukur adalah berat badan bayi.

 

Rumus menghitung berat badan ideal untuk bayi dan balita pada intinya cukup sederhana. Berikut ini rumus berat badan yang bisa Mums jadikan acuan:

  • Rumus untuk bayi usia 1-6 Bulan: berat badan saat bayi dilahirkan (dalam gram) + (usia x 600 gram)
  • Rumus untuk bayi usia 7-12 bulan: (Usia/2) + 3 (satuan hasil dalam Kg)

 

Contoh:

Bayi Mums berusia 4 bulan dan mempunyai berat badan 6.500 gram. Saat lahir, Si Kecil  mempunyai berat 3.900 gram.

Berat Badan Ideal = 3.500 + (4 × 600 gram) = 3.500 + 2.400 = 6.300 gram = 6,3 Kg

Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa Si Kecil sudah memiliki berat badan yang ideal. Mums hanya perlu menjaga asupan nutrisnya dengan baik agar berat badan Si Kecil tetap stabil. 

 

Baca juga: 5 Cara Menaikkan Berat Badan Bayi

 

Mengukur Panjang Badan Bayi

Istilah panjang badan biasanya digunakan untuk mengukur tinggi badan anak berusia kurang dari 1 tahun yang belum bisa berdiri. Untuk mengukur panjang badan bayi, digunakan alat ukur yang disebut length board atau infantometer. Berikut cara pengukuran menggunakan infantometer:

  • Letakan infantometer pada meja atau bidang datar.
  • Letakkan infantometer dengan posisi panel kepala ada di sebelah kiri dan panel penggeser berada di sebelah kanan. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.
  • Tarik bagian panel yang dapat digeser sampai batas yang diperkirakan cukup untuk mengukur panjang badan bayi.
  • Baringkan Si Kecil dengan posisi telentang dan pastikan kepala bayi menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
  • Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi sampai lurus. Pastikan kedua kakinya menempel pada meja atau tempat meletakkan infantometer. Tekan kedua lutut bayi dan tegakkan telapak kakinya, kemudian geser bagian panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki Si Kecil.
  • Bacalah skala angka terbesar yang tertera di infantomenter untuk menunjukkan ukuran panjang badan bayi. Jangan lupa, tulislah hasil pengukuran tersebut di buku catatan kesehatan anak.
  • Setelah pengukuran selesai, Si Kecil pun bisa diangkat dari infantometer.

 

Infantometer merupakan alat pengukuran yang lebih akurat daripada alat pengukur panjang badan dari bahan aluminium biasa dengan sistem manual.

 

Mengukur Lingkar Kepala

Umumnya, selain dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan, lingkar kepala Si Kecil juga harus diukur. Kenapa lingkar kepala juga dijadikan indikator yang menunjukkan bayi tumbuh dengan sehat atau tidak? Hal ini dikarenakan kondisi kekurangan protein, asupan ASI yang kurang, serta  malnutrisi yang kronis dapat terlihat dari ukuran kepala bayi.

 

Selain itu, lingkar kepala yang kecil juga bisa menandakan bahwa bayi mungkin mengalami gangguan kesehatan yang disebut mikrosefalus. Mirkosefalus merupakan kelainan otak dengan ukuran kepala yang terlalu kecil dari standar ukuran kepala bayi pada umumnya.

 

Pada kondisi ini, otak bayi tidak berkembang dengan baik, sehingga dapat memengaruhi kemampuan otaknya sampai dewasa. Sementara lingkar kepala yang terlalu besar bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mengkhawatirkan, seperti hidrosefalus.

 

Hidrosefalus adalah suatu kondisi penumpukan cairan CSF di tengkorak, hingga menyebabkan otak membengkak dan ukuran kepala menjadi lebih besar daripada ukuran kepala manusia pada umumnya.

 

Hidrosefalus dapat memengaruhi tahapan perkembangan fisik dan intelektual penderitanya. Jika bayi mengalami ukuran lingkar kepala yang tidak normal, sebaiknya segera didiskusikan dengan dokter anak.

 

Mengukur Lingkar Lengan Atas

Pentingnya mengukur lingkar lengan atas bayi setiap bulan mungkin masih menjadi informasi yang terkadang luput dari perhatian orang tua. Pengukuran ini juga harus dilakukan untuk mengetahui apakah Si Kecil memiliki masalah malnutrisi yang kronis.

 

Kenapa mengukur lingkar lengan atas bayi itu penting? Lengan adalah bagian tubuh yang menyimpan cadangan lemak. Jadi untuk tahu apakah bayi memiliki lemak dan asupan gizi yang cukup, dapat dilihat dari ukuran lingkar lengannya.

 

Ukuran lingkar lengan atas yang kecil merupakan tanda bahwa Si Kecil tidak memiliki cadangan lemak yang cukup. Hal ini berarti bayi masih membutuhkan tambahan asupan protein dan kalori.

 

Biasanya, pengukuran ini dilakukan jika Si Kecil telah terdeteksi mengalami kondisi kurang gizi saat berat badan ditimbang dan panjang badannya diukur. Sebaliknya, bila lingkar lengan yang dimiliki Si Kecil melebihi ukuran normal, berarti ia memiliki cadangan lemak yang berlebihan. Cadangan lemak yang berlebih bisa diartikan sebagai gejala obesitas atau  gangguan kesehatan tertentu yang sebaiknya segera dikonsultasikan dengan dokter anak.

 

Grafik Pertumbuhan Bayi

Di Indonesia, grafik pertumbuhan yang digunakan berdasarkan NCHS (The National Centre for Health Statistics) dari Amerika Serikat. Grafik inilah yang digunakan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau buku catatan kesehatan anak yang diberikan kepada orang tua.

 

Grafik tersebut terdiri dari grafik pertumbuhan berat badan, lingkar kepala, serta panjang badan sesuai usia dan jenis kelamin bayi. Selain itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI ) juga merekomendasikan penggunaan kurva WHO untuk anak usia 0-5 tahun dan kurva CDC untuk anak usia 5-18 tahun. Biasanya, kurva pertumbuhan tersebut sudah disertakan di dalam buku kesehatan bayi untuk diisi oleh dokter dan staf medis setiap jadwal pengecekan kondisi kesehatan bayi.

 

Sebisa mungkin, pantau selalu tahapan tumbuh kembang Si Kecil secara rutin. Dengan rajin mengecek kondisi kesehatannya, Mums dapat mengantisipasi dengan lebih baik hal-hal yang tidak diharapkan dari Si Kecil. Semoga Si Kecil selalu tumbuh dengan sehat ya, Mums! (TA/AS)

 

Baca juga: Tahapan Tumbuh Kembang Bayi 0-12 Bulan