Pada beberapa bulan pertama setelah si Sulung lahir, saya merasa urusan memilihncari dokter anak bukanlah sesuatu yang penting, apalagi mendesak. Toh, selama ini sudah ada dokter anak yang saya kenal dari rumah sakit tempat saya melahirkan. Urgensi tersebut baru muncul ketika anak pertama saya yang usianya belum 6 bulan mengalami demam tinggi dan saya kembali bertemu si Dokter di luar jadwal imunisasi.

Pada malam yang melelahkan itu, saya dan suami memperhatikan cara dokter memeriksa anak kami dan tampak tergesa-gesa menjelaskan diagnosis penyakit. Selama pertemuan-pertemuan sebelumnya, dokter ini terlihat cukup ramah juga cakap. Tetapi, tidak malam itu. Ia membuat saya bengong ketika memutuskan bahwa antibiotik adalah satu-satunya jalan keluar untuk demam dan batuk berdahak tanpa pemeriksaan lebih lanjut seperti cek darah.

Padahal, tentunya itu tidak tepat. Sebagai ibu baru yang berusaha belajar cepat tentang urusan bayi dan parenting, saya paham bahwa pemberian obat secara rasional (Rational Use of Medicines, biasa dikenal sebagai RUM) penting untuk diterapkan, terlebih oleh seorang dokter. Sayangnya, dokter tersebut baru saja memperlihatkan ia tidak berpedoman pada asas RUM. Ketika pertama kali mendengar tentang Milis Sehat dari teman, saya happy bukan main. Situs yang berawal dari forum diskusi dan kemitraan antara dokter anak dan orangtua ini sarat informasi kesehatan—dan penyakit tentunya—serta cara penanganan yang bertanggung jawab.

Berbekal panduan dari Milis Sehat, tiap kali anak sakit, kini saya tidak lagi panik. Saya akan melakukan observasi di rumah dengan memperhatikan gejalanya, mencari tahu penyebab sakitnya, memantau perkembangan sakit tersebut, serta melakukan upaya penyembuhan jika memang bisa dirawat di rumah (home treatment).

Lantas, kapan perlu ke dokter anak? Berdasarkan pengalaman selama ini (sekarang si sulung sudah hampir 9 tahun, si bungsu menjelang 7 tahun), ada dua kondisi yang mengharuskan anak dibawa ke dokter, yaitu ketika penyakit tak kunjung sembuh dalam 3 hari dan ketika anak dalam kondisi letargi.

Menurut definisi yang saya dapatkan, ciri-ciri kondisi tersebut adalah lemas, tidak dapat berinteraksi dengan orang di sekitarnya, dan menurun drastisnya kontak mata). Ketika membutuhkan bantuan dari dokter anak yang dapat diandalkan, baik untuk berdiskusi via smartphone maupun pemeriksaan langsung di ruang praktik, ini kriteria dokter anak yang tepat menurut saya:

 

Ilmu mumpuni, berkode etik, dan memiliki judgement call yang tepat

Memilih Dokter anak yang berpengetahuan luas, memiliki kode etik yang baik dalam menunaikan tugas, serta tahu harus berbuat apa—terutama dalam situasi kritis—adalah sosok tempat saya bergantung ketika anak sakit atau saya membutuhkan opini spesifik perihal kesehatan. Ketiga kualifikasi tersebut tak dapat ditawar-tawar dan harus terpenuhi pada satu sosok dokter. Karena pada kenyataannya, tidak sedikit dokter yang panikan saat berhadapan dengan kondisi darurat dan membuat orang tua lebih panik lagi.

 

Perhatikan ruang praktiknya

Saat berkunjung ke ruang dokter, saya akan memperhatikan seperti apa ruangan tempat ia praktik, baik itu di rumah sakit maupun praktik pribadi. Dokter anak yang memiliki asbak di ruang praktiknya otomatis akan saya coret dari daftar. Begitu juga yang pada sudut-sudut ruang praktiknya masih terdapat sampah dari tindakan pasien sebelumnya.

 

Pendengar yang baik serta komunikatif

Ketika anak sakit, sering kali orangtua lelah dan kurang fokus saat menyampaikan kondisi si anak. Komunikasi akan semakin buruk ketika sang dokter anak tidak mendengarkan dengan baik dan hanya menyimpulkan sesuatu secara sepihak. Untuk itu, saya selalu memastikan dokter anak pilihan keluarga adalah pembimbing sekaligus teman diskusi yang nyaman.

 

Memiliki akses ke rumah sakit

Kriteria terakhir ini tidak harus dipenuji, tetapi akan lebih baik lagi jika bisa. Dokter anak yang praktik secara rutin di rumah sakit tertentu tentu memberikan kemudahan saat anak perlu tindakan observasi dan rawat inap di rumah sakit tersebut. Kamu setuju dengan kriteria memilih dokter anak di atas? Atau, ada hal penting lainnya yang perlu ditambahkan ke dalam daftar tersebut? Yuk, berbagi di kotak comment berikut ya.