Dibanding bagian tubuh lainnya, kuku seringkali menjadi bagian yang perawatannya terlewatkan begitu saja. Padahal, kondisi kuku bisa menjadi indikasi masalah kesehatan tertentu yang dialami seorang anak. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua agar selalu rutin memeriksa kondisi kuku si Kecil untuk memastikan kesehatannya.

Nah, berikut ini ada beberapa masalah kuku yang umum pada balita. Yuk, ketahui seperti apa saja tanda-tandanya!

 

Baca juga: Rutin Memotong Kuku untuk Kesehatan dan Kebersihan
 

Masalah Kuku yang Umum pada Balita

Masalah kuku pada balita dapat disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kebiasaan menggigit kuku, infeksi jamur dan bakteri, bahkan kekurangan nutrisi. Berikut ini beberapa masalah kuku yang umum pada balita.

 

1. Daktilitis distal

Daktilitis adalah kondisi peradangan yang biasanya terjadi pada jari tangan atau kaki. Kondisi ini menyebabkan area di sekitar kuku tampak melepuh dan terasa nyeri dan berwarna kemerahan.

Daktilitis disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus hemolitik grup A. Oleh karena itu, satu-satunya pencegahan penyebaran penyakit ini adalah dengan menerapkan kabiasaan sehat dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Pada anak-anak dengan kondisi dermatitis atopik, lepuh yang terjadi bisa lebih parah.

Perawatan yang biasanya direkomendasikan utnuk kondisi ini adalah dengan mengompres hangat bagian yang melepuh serta penggunaan antibiotik oral. Sementara, jika daktilitis tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapta menyebabkan komplikasi masalah kuku lain, seperti onikomadesis (pemisahan proksimal lempeng kuku dari dasar kuku), onikolisis (pemisahan distal lempeng kuku dari gangguan pada pita onikodermal), atau distrofi kuku permanen.

 

2. Herpetic whitlow

Herpetic whitlow adalah kondisi infeksi kulit yang ditandai dengan adanya lepuhan di area sekitar kuku. Lepuhan ini menimbulkan rasa nyeri, pembengkakan, dan berwarna merah gelap.

Herpetic whitlow disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) tipe 1 atau 2. Pada anak-anak, kondisi ini paling sering disebabkan oleh paparan virus HSV-1 yang berasal dari pecahan lesi penderita sebelumnya.

Perawatan untuk kondisi ini dapat dilakukan dengan mengompres area yang bengkak dan mengoleskan antibiotik topikal untuk mencegah penyebaran infeksi. Penggunaan obat analgesik atau antiinflamasi juga dapat membantu meredakan nyeri yang disebabkan oleh pembengkakan.

 

3. Melanonychia longitudinal

Melanonychia longitudinal adalah kondisi di mana muncul garis berwarnda cokelat atau hitam di pada kuku. Melanonychia longitudinal paling sering terjadi pada orang-orang berkulit gelap dan juga laki-laki dibanding perempuan.

Melanonychia longitudinal terjadi akibat penumpukan melanin di lempeng kuku. Penumpukan ini dipicu oleh aktivitas berlebih dari melanosit, hiperplasia melanosit jinak, atau melanoma. Pada anak-anak, sebagian besar kondisi ini disebabkan oleh hiperplasia melanositik.

Apabila hiperpigmentasi disebabkan oleh obat-obatan, maka garis yang muncul pada kuku perlahan-lahan akan menghilang dengan sendirinya ketika penggunaan obat dihentikan. Namun, jika tidak kunjung membaik, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan bedah lesi sebagai cara yang paling efektif.

 

4. Onikomikosis

Onikomikosis dikenal juga dengan infeksi jamur pada kuku. Kondisi ini paling sering menyerang kuku kaki. Kuku yang terinfeksi biasanya akan tampak lebih tebal, kuning, kasar, dan lebih rapuh. Pengobatan onikomikosis terbilang lebih sulit karena infeksi ini biasanya terjadi di dalam kuku. Ditambah lagi, apabila kondisi ini terjadi pada kuku kaki, kuku pada bagian ini membutuhkan durasi lebih lama untuk bertumbuh. Oleh karenanya, penyembuhan klinis untuk kondisi ini mungkin akan membutuhkan waktu sekitar 1 tahun atau lebih. Pengobatan yang diberikan biasanya berupa obat antijamur.

 

Baca juga: Warna Kuku Berubah, Ini 6 Penyebab dan Cara Mengatasinya!
 

5. Parakeratosis pustulosa

Parakeratosis pustulosa merupakan kondisi yang menyebabkan peradangan dan distrofi kuku. Kondisi ini ditandai dengan tidak adanya kutikula pada kuku dan juga pembengkakan di area sekitar kuku tersebut.

 

6. Kutil periungual

Kondisi ini paling sering disebabkan oleh virus HPV 1, 2 atau 4 dan ditandai dengan adanya penebalan kulit yang menyerupai benjolan di area sekitar kuku. Lesi ini bisa semakin parah jika terjadi trauma di area kuku tersebut, seperti ketika anak menggigit kuku atau mencabut kutikula.

 

7. Trachyonychia

Trachyonychia adalah kondisi di mana kuku menjadi lebih tipis, kasar, rapuh, dan tidak rata. Trachyonychia bisa disebabkan oleh beberapa kondisi lain seperti eksem, lichen-planus, alopecia areata, ichthyosis vulgaris, atau psoriasis.

Pengobatan untuk trachyonychia biasanya bisa berupa penggunaan antijamur oral, kostikosteroid sistemik, dan PUVA topikal.

 

Nah, Mums itulah beberapa masalah kuku yang umum terjadi pada balita. Cara terbaik untuk mencegah munculnya masalah-masalah ini adalah dengan mengajarkan si Kecil mengenai pentingnya kebersihan diri, salah satunya dengan rutin mencuci tangan . Pastikan juga si Kecil untuk tidak menggigiti kuku atau memasukkan jarinya ke dalam mulut. (BAG)

 

Baca juga: Kebiasaan Ini Dapat Membuat Kuku Rusak, Lho
 

 

 

Referensi

Medscape. Nail Disorders in Children.