Serat dan zat besi merupakan nutrisi yang dibutuhkan oleh si Kecil. Namun, ternyata jangan diberikan secara berlebihan juga ya, Mums. Pasalnya, salah-salah, keduanya malah dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang si Kecil! Yuk, cari tahu apa dampak serat dan zat besi berlebihan pada anak.

 

Apa Itu Serat dan Manfaatnya bagi Tubuh?

Serat adalah salah satu tipe karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Ada dua tipe serat, yakni serat larut dalam air, yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan mengontrol gula darah, serta serat tidak larut dalam air, yang dapat membantu meredakan konstipasi. Serat dapat ditemukan pada produk biji-bijian, seperti nasi cokelat dan oatmeal, buah, sayur, dan kacang-kacangan.

 

Apa Itu Zat Besi dan Manfaatnya bagi Tubuh?

Zat besi merupakan mineral yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan. Ini diperlukan oleh tubuh karena merupakan komponen hemoglobin, sel darah merah, yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Nah, tugas zat besi adalah memperkuat jalannya oksigen di dalam darah, sehingga oksigen dapat mengalir dengan mudah ke setiap bagian tubuh yang memerlukannya.

 

Jika kekurangan zat besi, maka si Kecil dapat berpotensi mengalami anemia defisiensi besi (ADB). Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia sendiri masih sangat tinggi. Kelompok yang paling banyak mengalami masalah ini di antaranya ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah. Angka kejadian ADB pada anak Indonesia berkisar antara 40-50%.

 

Kebutuhan zat besi pada anak tergantung pada usianya. Bila anak mengalami kekurangan zat besi dan masih menyusu ASI, maka dokter akan meresepkan zat besi tetes. Namun bila bayi mengonsumsi susu formula, maka biasanya tidak perlu mendapat tambahan zat besi.

 

Zat besi dapat ditemukan pada daging, seafood, tahu, sayuran berdaun hijau, serta roti dan sereal yang terfortifikasi zat besi. Sebagai catatan, kandungan zat besi yang bersumber dari hewani akan lebih mudah diserap oleh tubuh ketimbang zat besi yang bersumber dari hayati (tumbuh-tumbuhan).

 

Dampak Serat dan Zat Besi Berlebihan pada Anak

Walau serat dan zat besi bermanfaat bagi si Kecil, IPDA dr. Harun Albar M.Kes, Sp.A., dalam acara peluncuran alat pengolah makanan dan peralatan makan dari Twistshake yang diadakan oleh Mothercare pada Senin, 20 Juni, menyebutkan bahwa kedua nutrisi ini perlu dipantau pemberiannya, jangan sampai berlebihan, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan si Kecil.

 

“Jadi, memang kalau zat besi kan pemberiannya harus sesuai usia. Kemudian untuk serat, cukup diperkenalkan, ya,” jelas dr. Harun. Menurutnya, di 1.000 hari pertama kehidupan orang tua perlu fokus terhadap perkembangan otak. Jadi, sebisa mungkin semua kebutuhan makronutrien dan mikronutrien harus terpenuhi. Tidak boleh sampai terganggu.

 

Bila bayi dan anak diberikan serat secara berlebihan, maka dapat menimbulkan dampak kesehatan, seperti kembung, fermentasi gas, sering buang angin, dan bisa membuat sembelit. Alhasil, anak pun menjadi lebih rewel. Serat juga bisa menjadi kontraproduktif terhadap mineral-mineral lain yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam jangka panjang, ini dapat menghalangi penyerapan atau absorbsi mikronutrien, seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, dan seng. Akibatnya, si Kecil akan mengalami defisiensi atau kekurangan makronutrien-makronutrien tersebut.

 

Begitu pula dengan zat besi. Bila Mums banyak memberikan zat besi kepada si Kecil tanpa indikasi, maka ini bisa berdampak kurang baik bagi tubuhnya. Dokter Harun menuturkan bahwa zat besi bisa menjadi makanan bakteri di dalam tubuh. Bila kadar zat besi dalam tubuh si Kecil berlebihan, maka ia rentan mengalami infeksi berulang dan sering sakit. Salah satu tanda yang bisa Mums cek saat si Kecil kelebihan zat besi adalah fesesnya berwarna hitam.

 

Nah, Mums. Ternyata segala sesuatu jika berlebihan memang tidak baik, ya. Itulah mengapa Mums tidak hanya perlu memberikan si Kecil MPASI dengan pola gizi yang seimbang, tetapi juga harus cermat memilah menu MPASI dan kapan waktu yang terbaik untuk diberikan. (AS)

 

Referensi

IDAI: Anemia Kekurangan Zat Besi

KidsHealth: Iron

KidsHealth: Fiber