Idealnya, ASI akan keluar saat persalinan telah usai dan bayi sudah dilahirkan. Namun pada beberapa ibu, ASI akan mulai menetes sejak trimester kedua kehamilan. Normalkah ini? Mari simak infonya di sini.

 

Kapan ASI Diproduksi?

Bagi banyak calon ibu, payudara yang lembut adalah salah satu tanda awal kehamilan. Gejala ini menjadi perjalanan pertama dari sekian banyak perubahan besar dan menarik sepanjang kehamilan. Payudara Mums akan membesar, pembuluh darah di dalamnya menjadi lebih terlihat, dan areola menggelap.

 

Perubahan fisik yang terlihat tersebut merupakan bagian dari perjalanan laktasi, atau proses memproduksi dan melepaskan susu dari kelenjar susu di payudara. Perlu Mums ketahui, proses laktasi sudah dimulai sejak dini antara minggu ke-12-18 kehamilan. Pada saat itu, ada beberapa hal yang terjadi, antara lain:

-Payudara mulai terasa sedikit lebih besar dari biasanya. Ini karena ukuran dan jumlah kelenjar susu Mums meningkat. 

- Sistem saluran susu akan sepenuhnya berkembang selama trimester kedua, seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron. 

-  Saluran susu akan mengangkut susu dari alveoli (kumpulan sel pembentuk air susu) ke puting.

 

Semua proses ini bertujuan menciptakan kolostrum sejak dini, sehingga Mums siap untuk memberi makan bayi bahkan jika ia lahir sedikit lebih awal. Kolostrum yang sudah diproduksi ini akan “ditekan” oleh tubuh dan akan mulai dikeluarkan segera setelah si Kecil lahir. 

 

Baca juga: Mengenal Tahnik, Sunnah Nabi Muhammad pada Bayi Baru Lahir

 

Kok, Bisa ASI Keluar saat Hamil?

Selama kehamilan, tubuh Mums melakukan banyak hal untuk bersiap menyambut kelahiran bayi. Dan air susu akan mulai dikeluarkan setelah persalinan selesai. Namun pada beberapa ibu hamil, kolostrum tersebut bisa saja merembes lebih awal. Kok bisa hal itu terjadi? 

 

Hal ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon selama kehamilan. Tubuh melepaskan hormon prolaktin untuk mendorong produksi susu setelah bayi lahir nanti. Hormon ini mulai meningkat di trimester ketiga. Di saat yang sama, hormon estrogen dan progesteron yang dibuat oleh plasenta terus bekerja, yang mana kedua hormon ini mencegah tubuh mengeluarkan ASI. Ketidakseimbangan antara semua hormon ini, dapat mengakibatkan ASI keluar sedikit saat Mums memasuki akhir trimester kedua hingga trimester ketiga. 

 

Ada pula beberapa kondisi yang bisa memicu keluarnya sedikit ASI saat hamil, seperti saat puting bergesekan dengan bra atau ketika dirangsang saat berhubungan seks.

 

Baca juga: Bumil Langsung Tidur Setelah Makan, Ini Dampaknya!

 

 

 

 

Bagaimana cara mengetahui bahwa Mums mengalami rembesan ASI? Cobalah periksa bagian dalam bra Mums, apakah melihat noda kuning atau oranye? Jika ada, itu tandanya sudah ada kolostrum yang keluar. Mums juga bisa mencoba mengeluarkan beberapa tetes dengan meremas areola dengan lembut.

 

Sepanjang hal ini normal, ada beberapa kondisi yang perlu Mums konsultasikan kepada dokter karena dikhawatirkan menjadi tanda bahwa ada saluran susu yang tersumbat, yaitu:

  • Rembesan ASI yang keluar semakin banyak.
  • Ada bercak darah di kolostrum.
  • Tekstur kolostrum sangat kental.

 

Penting untuk dicatat bahwa kolostrum yang bocor selama kehamilan tidak berarti bahwa seseorang akan memiliki ASI lebih banyak setelah bayi lahir. Atau sebaliknya, jika tidak mengalami ASI merembes selama kehamilan tidak berarti jumlah ASI akan lebih sedikit saat bayi lahir.

 

Pasalnya, setiap wanita akan memiliki pengalaman kehamilan dan menyusui yang berbeda, termasuk dengan rembesan ASI. Beberapa wanita mulai menemukan rembesan ASI di usia kehamilan 26-30 minggu hingga menjelang waktu persalinan. Namun ada pula yang tidak mengalaminya sama sekali. (IS)

 

 

 

Baca juga: Penting! Ini 7 Waktu Konsultasi dengan Konselor Laktasi yang Direkomendasikan!

 

 

Referensi:

What to Expect.Leaking Colostrum

Parents. Breast Leaking

Healthline. Milk Start Leaking

Baby Center. Leaking Colostrum